5

1.3K 184 96
                                    

Day 1
_______________________











Happy Reading^^

Soonyoung menghembuskan nafasnya kasar. Wajahnya ia sembunyikan di balik lipatan tangannya di atas meja.

Jihoon mulai ijin sekolah yang otomatis Soonyoung duduk sendirian.

Padahal hari masih pagi—bahkan pelajaranpun belum dimulai tapi Soonyoung malah terlihat lesu dari awal keberangkatannya.

"Loh? Soon, kok sendirian? Jihoon kemana?" Soonyoung udah hafal sama suara orang yang tanya di depannya ini. Itu Yanan yang kebetulan lagi lewat di barisan tempat duduk Soonyoung. Habisnya cuma Yanan yang manggil Soonyoung dengan sebutan 'Soon' sedangkan teman-temannya yang lain lebih suka memanggilnya dengan sebutan 'Nyoung' atau marganya. Ia menarik kursi di depan meja Soonyoung dan mendudukan dirinya di sana.

"Ijin seminggu. Ada keperluan keluarga." Soonyoung mengangkat kepalanya yang tadi ia senderkan ke meja. Sementara Yanan hanya menjawab dengan kata 'oh' pelan.

"Oi bambu cina!" panggil orang yang berdiri di depan pintu kelas Soonyoung.

"Woi! Bambu Cina! Yanan! Budeg ya lo?" Yanan memutar bola matanya malas ketika menyadari panggilan orang tersebut.

"Gue? Lo manggil gue?" tanya Yanan yang langsung dapat anggukan dan lambaian tangan dari si sumber suara.

"Ya iyalah goblok. Kan yang cina di kelas ini lo doang." Yanan lagi-lagi merotasikan kedua matanya. Ia bangkit dari posisi duduknya dan berjalan ke arah orang yang Soonyoung yakini anak kelas 12 juga.

Dari tempat duduk Soonyoung, ia bisa melihat name tag orang itu. Wen Junhui.

"Najis rasis. Lo juga cina ya bego!" Tanpa aba-aba Yanan mukul lengan Jun. Sementara yang dipukul cuma ngeringis kesakitan. Yanan walaupun kurus kerempeng begitu, tenaganya besar.

"Tumben lo ke kelas gue. Ada apaan emang?"

"Lo anak kelas ini ya, nan?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Jun malah buat Yanan makin kesel aja. Kalau bukan saudara mungkin udah dia jual kali saudara nya itu di Shop*e.

"Ya iyalah colokan listrik. Gak ngerti lagi gue kok punya saudara begonya natural banget kaya gini," ucap Yanan sambil geleng-geleng kepala.

"Berarti lo sekelas dong sama Jihoon?" Yanan mengerutkan dahinya heran sama pertanyaan Jun, tapi kepalanya tetep ngangguk sebagai jawaban.

"Jihoonnya ada gak?"

"Gak ada. Dia lagi ijin. Kenapa emang?"tanya Yanan yang bingung. Setelah denger jawaban Yanan, muka Jun langsung berubah jadi kecewa. Hal itu bikin Yanan tambah bingung aja jadinya.

"Gak papa. Ntar kalo orangnya udah berangkat bilangin ke gue ya."

"Lah? Buat apaan? Ogah ah males banget gue."

"Ayo dong. Lo kok perhitungan banget sih sama saudara sendiri?" bujuk Jun sambil narik-narik tangan Yanan.

"Ntar gue jajanin deh. Tapi nanti bantuin gue ya?" Yanan sih sebenernya males, tapi dia tuh orangnya doyan banget sama yang namanya gratisan, traktiran, atau hal-hal sejenisnya. Terpaksa deh dia mau bantuin Jun. Demi traktiran!

"Iya-iya ntar gue bantu. Udah sono balik ke kelas lo," usir Yanan sambil dorong-dorong badan Jun.

"Beneran loh ya? Oke, gue balik dulu. Jangan lupa kabarin gue!" Teriak Jun sebelum masuk ke kelasnya. Btw kelas mereka sebelahan.

Yanan cuma bisa geleng-geleng kepala. Susah emang kalau punya saudara yang lagi jatuh cinta. Apalagi yang tingkatnya udah mulai bucin kaya Jun.


Challenge | Minsoon Wonsoon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang