Uzumaki Naruto,
Nama itu terdengar seperti memiliki arti untuk menguatkan. Karin Nee-san bilang klan Uzumaki adalah orang-orang dengan kekuatan alami yang berbeda-beda.
Kekuatan fisik?
Kekuatan kemampuan otak?
Kekuatan keberanian?
Atau... kekuatan hati.
Naruto tersentak, saat bunyi samar dari ranting pohon yang patah dan jatuh kererumputan. Pemuda itu mendongak melihat keatas. Seekor kucing baru saja mematahkannya.
Biasanya Naruto akan repot-repot berdiri dan menolong kucing yang tersesat diatas pohon dan enggan turun. Tapi, sepertinya sekarang moodnya masih hancur. Dan kata tolong menolong sudah memudar dari kamusnya.
Akhirnya ia hanya kembali menunduk dan menggosok wajahnya dengan kedua tangan. Hari sudah senja. Sejak pertandingan basket berakhir, dan memenangkannya dia tidak langsung merayakan melainkan menyendiri ditaman belakang sekolah hanya untuk menggambar sebuah siluet yang telah membekas permanent diingatannya.
Sketch siluet seorang gadis yang sudah lama meninggalkan hidupnya.
Skill menggambarnya bahkan sudah meningkat setelah sering memerhatikan bagaimana Sai menggambar.
Dua minggu lalu, jantungnya dibuat berdebar tak karuan karena kedatangan seorang gadis berparas sama dengan gadis digambarannya. Membuatnya tidak fokus latihan basket dan hampir kecelakaan saat mengendarai motor.
Hinata.
Satu nama itu sudah berhasil membuat dadanya sesak bukan main.
Naruto menunduk, memerhatikan gambarannya sendiri.
Sekilas pikirannya kembali mengingat kejadian beberapa jam lalu saat sparing basket antar Konoha dan Oto terjadi.
.
.
.
Dia itu...
"Kyaaa! Senpai!" seorang gadis dengan rambut terurai, menjerit gemas meneriakkan panggilan untuk seorang pemuda dibawah sana.
Penggila ikemen.
"Senpai? Kau kan kelas tiga!" temannya yang ikut berdesakkan hanya untuk melihat aksi satu tim basket dibawah, menoleh—meralat.
"Humph! Umurnya lebih tua dua bulan denganku, kok."
Lampu bergemelap dan berkelip disekitarnya, kerumunan kaum hawa yang jatuh cinta pada segala tentang pemuda itu sedang meneriakkan nama dan suffiks bermacam-macam untuk satu orang disana. Menyemangatinya untuk memenangkan pertandingan basket antar sekolah mereka dengan sekolah rival.
"Aku heran. Apanya yang bagus dari ano baka!"
Gadis berambut panjang indigo itu cemberut menatap teman barunya. "Ada kok..."
"Jadi kau sudah mengenalnya?"
Dia nyengir, menyelipkan helaian rambut panjang yang tertiup angin mengganggu penglihatannya itu kedaun telinga. "Namanya... Uzumaki Naruto, desu yo?" Hinata memberikan cengirannya. "Jagoan KSHS."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensional Bonds
Fanfiction(Season 2 Live in Your Dimension) Tiga hati, dua yang bersatu. "Kenapa kau datang kembali? Kenapa kau berjalan menjauhiku? Kenapa kau membuatku jatuh sedalam ini, Hinata?" Tidak hanya masa SMU yang kata orang sangat indah, sejak awal bagi Naruto mas...