1. Hajimari (Awal)

1K 115 6
                                    

Saat semua orang mengharapkan hidup yang serba kecukupan dengan kebahagiaan, hidup bersama orang yang dicintai. Dia justru berlari menjauhi itu semua, membuang fakta tentang siapa garis keturunannya dan mulai tidak memedulikan banyak orang.

Saat semua orang justru memuja kebaikannya dulu, kini dia membuktikan bahwa dirinya tidaklah sebaik itu.

Dengan lantang mengatakan, "Semuanya palsu."

Melalui masa-masa yang datar, mencoba melupakan sosok gadis yang telah merebut hatinya, dibawa pergi dan terkubur dalam-dalam seiring jasad kekasihnya telah dimakamkan dengan layak. Naruto menghapus semua kenangan indah masa lalunya bersama gadis itu.

Gadis berparas cantik dengan style kuat yang sudah lama pergi sejak musim gugur dua tahun lalu.

Hinata, Lavender-nya.

Naruto menjadikan nama itu sebagai nama terlarang yang seharusnya tidak ia dengar lagi dari orang lain.

Hingga Kami-sama kembali menguji kekuatannya lagi dengan mengirim seorang gadis pemilik benang merah yang mengikat dirinya dengan Naruto.

.

.

.

09.34 am
Konoha Senior High School

Satu jam sebelum sparing basket dimulai.


Langkah kaki jenjang itu mengisi heningnya koridor bagian timur—mengundang banyak pasang mata meliriknya. Rambut sewarna indigonya dibiarkan terurai, berayun terhembus angin musim gugur yang sejuk pagi ini. Tampak lembut dan bersinar diterpa mentari. Kulitnya berwarna putih dan mulus.

Harum bunga yang menenangkan menguar disekitarnya, lengannya memeluk sebuah buku tipis hardcover. Dia membelah jalan tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Mata sewarna mutiaranya yang jernih menatap kosong dan lurus, berjalan percaya diri bak model diantara mereka.

Bodygoals nya membuat para siswa berdecak mulai berargumen menentukan siapa primadona sekolah selanjutnya untuk tahun ini.

Tradisi tak tertulis di Konoha Senior High School yang dibawa oleh setiap angkatan dari tahun ketahun.

Menentukan primadona mereka yang selanjutnya setelah Haruno Sakura dan Yamanaka Ino.

Saat ini hampir sebagian siswa-siswi di gedung utama KSHS berada di studio basket. Mengingat hari ini adalah hari terakhir MOS untuk murid-murid baru kelas satu. Menyaksikan "pertandingan sahabat" sekolah mereka melawan sekolah rival yang kebetulan dijadwalkan sparing hari ini.

"Kau... mau ke TU?"

Berhenti berjalan, gadis berambut panjang itu menoleh mencari sumber suara. Dan menemukan seorang siswi berambut pendek sebahu dengan rambut sewarna gulali. Mata nilanya menatap gadis gulali itu lekat.

"Orang yang kau cari ada di studio basket."

***

"Na-ruto! Na-ruto! Na-ruto!"

Riuh. Suasana studio basket sangat bising dengan teriakan-teriakan support dari para penonton. Mendukung habis-habisan tim di kubu sekolah mereka.

Sorak-sorak para penonton menggemakan seantero studio basket. Sementara lampu menyorot lapangan dibagian tengah dari berbagai sudut. Tepuk tangan semakin menjadi dan mulai mengimbangi saat seorang laki-laki berambut pirang keluar, berlari kecil mengekori kapten timnya menuju tepi lapangan untuk bersiap, diikuti teman setimnya yang lain.

Dimensional BondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang