1.Awal Cerita

74 15 5
                                    

Jam dinding dirumahku sudah menunjukkan pukul 05.50 WIB.
Seperti biasanya semua orang di rumah ini sudah disibukan dengan urusannya masing-masing.

Bapak sejak tadi sesudah sholat subuh pergi ke sawah, Ibu sedang menyiapkan sepeda tua dan daganganya untuk berangkat berdagang. Ibuku adalah seorang pedagang tempe.

Dan aku sedang mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Ku kenakan seragam putih dan celana pendek warna merahku yang sudah sobek dibagian ketiak dan kusut,Sepatu yang sudah usang,serta tas yang sudah jelek.

"Buk,nanti jangan lupa ya datang ke sd. Hasil Ujian Nasionalku akan diumumkan,"ujarku sambil memakai sepatu.

"Iya nak,jam berapa?"tanya ibu.

"Jam 09.00 ya bu,"berdiri mendekati ibu.

"Ya,"

"Aku berangkat dulu ya bu," pamitku sambil mencium tangan ibuku

Dan aku juga terbiasa berangkat sekolah tidak diberikan uang saku. Kalaupun diberi, hanya Rp1.000,00 dan itupun aku sudah seneng banget.

"Assalamu'alaikum," ucapku sambil pergi berangkat sekolah.

"Wa'alaikumsalam,hati-hati dijalan ya,"jawab ibu.

"Iyaa..bu!"

Berjalan menuju sekolah.

06.10 WIB.

Aku sampai disekolah dan yang kulihat hanya bangunan tua yang sudah hampir roboh karena tuang penyangganya sudah miring.

Pagi ini aku datang terlalu pagi dan belum ada seorangpun yang datang. Kecuali seorang penjaga sekolah yang datang membawa kunci pintu sekolah.

Sambil menunggu teman yang lain datang. Aku duduk dibawah pohon mangga yang rindang, namun tidak ada buahnya didepan perpustakaan.
Sambil memandangi jalan raya yang penuh dengan mobil dan motor yang berlalu lalang,sngan urusan mereka masing-masing.


Selang beberapa menit.

"Hayo!!!"seru Edwar mengagetkanku dari belakang dengan menepuk bahuku.

"Mikirin apa ngga?"tanya Edwar.

"Aseeem ngagetin aja kamu ed. Aku hanya duduk doang,"ujarku

"Halah palingan mikirin Si Senja kaan?" ucap Edwar mengejekku sambil menjulurkan lidahnya.

"Apaaa to,siapa juga yang sedang mikirin Si Senja,"balasku dengan nada yang agak tinggi.

"Ngaku aja Rangga,"Edwar masih belum percaya juga.

Aku sangat geram 😠 dengan ejekan yang diucapkan Edwar, ingin rasanya aku mencubit pipinya yang tembem itu. Namun sayang sebelum sempat ku cubit pipinya itu, Edwar keburu lari duluan.

"Heee,Edwar mau lari kemana kamu!!" Aku bangkit dari tempat dudukku tadi dan mengejar Edwar yang terus mengejekku.

"Kejar saja kalau kamu bisa uweee' kkk, wee ee ek," Edwar masih menjulurkan lidahnya itu padaku😜.

"Awas kamu ya,kalau ketangkap baru tahu rasa kamu,"

"Hhhhhhhaa 😜😃😄 'Ranggaaa love Senja','Ranggaaaa love Senja',"

"Heh diem kamu eeed,"semakin kesal aku dibuatnya. Namun rangga tak juga dapat kutangkap.

Aku dan Edwar kejar-kejaran mengelilingi lapangan sekolah, biasalah kami masih anak Sd masih suka ejek-ejekan. Dan juga kalau marahan pasti hanya hanya sebentar.

Stay Beside On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang