Deg.......deg..deg..
Jantungku berdetak serasa semakin cepat setiap waktunya.
Menantikan kedatangan pahlawanku yang tak kunjung datang.Semua wali murid sudah datang kecuali ibuku.
Dan kulihat wajah Edwar yang nampak gembira karena ibunya sudah datang.Kupandangi sisi jalan raya dimana aku akan melihat ibuku,melalui jendela kelasku.
Nampak kendaraan yang lewat namun tidak kutemukan juga pahlawanku itu.Ibu..dimana ibu sekarang? Apa yang sedang terjadi padamu saat ini? Apakah engkau marah padaku,lalu engkau tak mau hadir?
Ya Allah, selamatkanlah ibuku dari segala macam bahaya. Lindungilah beliau Ya Allah.
Pikiranku itu terus melayang layang.
"Nak Rangga, apakah ibumu sudah datang?" Tanya Bu Sarbini.
"Belum bu,dari tadi aku belum melihatnya datang," sembari memandang Bu Sarbini dengan mata yang berkaca kaca.
"Sabar,nanti juga ibumu akan datang," ujar Bu Sarbini menenangkanku.
Aku hanya diam dan kembali memandangi jalan raya. Berharap kali ini ibuku akan datang.
Hingga acara akan segera dimulai ibuku masih belum datang juga.
Kuputuskan untuk duduk di kursi didekat jendela agar aku dapat melihat kedatangan ibuku.
"Rangga mau ini,"
Ku dengar seseorang berkata di belakangku.Aku sangat mengenali suara ini. Tentu saja ini adalah Edwar ia membawa dua donat dan satunya ia berikan untukku."Ya makasih ed," kuterima pemberian edwar yaitu donat rasa coklat bertabur misis warna-warni diatasnya.
"Emm enak ed,"ku makan donat itu, jarang-jarang aku dapat makan donat seperti ini.karena kondisi ekonomi keluagaku.
Aku dan Edwar makan donat berasama. Namun,hati ini masih saja resah memikirkan ibuku belum datang juga.
"Ibumu belum datang juga ya, yang sabar ya ngga,nanti juga ibumu pasti akan datang,"ujar Edwar menghiburku.
"Iya,kamu disini saja duduk menemaniku,"pintaku sambil menatap wajah Edwar.
"Iya kita kan sahabat, jadi kita harus saling menemani dalam suka maupun duka," Edwar menepuk bahuku sambil tersenyum manis padaku.
Akupun membalas senyumnya itu dengan senyuman.
Kulihat jam dinding menunjukan pukul 09.30 WIB pertanda acara akan dimulai.
Dan itu benar semua guru sudah memasuki ruangan.Namun ibuku belum datangKulihat juga Bapak Kepala Sekolah sudah hadir ditengah tengah kami.
"Assalamualaikum wr.wb." salam pembuka sudah diucapkan pembawa acara, yang berarti acara sudah di mulai.
Dalam batin aku ingin menagis, karena aku belum melihat ibuku di saat acara sudah dimulai.
Ibuuuu.......,ibuuuu.....,ibuuuu....dimana engkau ibu,ibuuuuu.....
Tanpa ku sadari setetes air mata yang bening seperti embun menetes dari mataku.
Edwarpun menoleh ke arahku.
"Tenang ya ngga,sebentar lagi,"hibur Edwar sambil mengelus elus bahuku.Saat ini Kepala Sekolah sedang memberikan sambutanya. Namun aku tidak memperhatikannya sambutan Kepala Sekolah.
Pandanganku tetap fokus ke luar jendela barang kali ibuku sudah datang.Tibalah pada acara inti yakni pembagian hasil UN.
"Hadirin yang berbahagia acara selanjutnya adalah pembagian hasil UN. Dimohon untuk namanya dipanggil orang tuanya maju kedepan,"jelas pembawa acara.Aku bingung harus bagaimana?
Ayooolah ibu cepatlah datang, ibu. Pikirku dalam hati yang resah.Empat nama temanku sudah dipanggil. Kini giliran namaku yang dipanggil pembawa acara
"Ananda Rangga Syahputra," panggil pembawa acara menyebutkan namaku.Aku hanya terdiam, karena ibuku belum datang juga.dan seketika Edwar mengangkat tangannya lalu berkata
"Orang tua rangga belum datang bu!"seru Edwar menjelaskan hal ini pada pembawa acara."Oh,kalau begitu,nak rangga saja yang maju kedepan,sini nak rangga ,"jelas pembawa acara.
Dengan langkah pasti aku maju ke depan untuk menerima hasil UN itu.
Du depan, kuterima selembar kertas putih yang terbungkus rapi dan tertutup rapat itu. Sembari kembali duduk kembali ke belakang kubuka kertas itu.
Kutemukan deretan angka-angka yang indah. Kuperhatikan angaka angka itu.
Seketika aku mengeluarkan air mata,karena bukan ibuku yang membuka untuk pertama kali membuka hasil UN ini.
Karena aku tidak memperhatikan langkahku aku menabrak sosok wanita didepanku dan aku mengenal siapa wanita itu. Beliau adalah ibu dari Senja.
"Maaf bu,saya tidak sengaja,"permintaan maafku kepada ibu Senja.
"Iya nggak apa apa, selamat ya nak Rangga," balasnya.
"Terima kasih bu,"
Aku duduk kembali ke tempat dudukku tadi, dan aku hanya diam saja. Lalu Rdwar meminjam kertasku tadi lqlu membacanya.
"Hey Rangga kamu kenapa,ini lihat nilai matematikamu 💯. Harusnya kamu kan seneng,"tanya Edwar.
"Yang ku minta kali ini adalah ibuku Edwar,"
Edwar hanya terdiam dan mengelus elus pundakku.
"Hadirin yang berbahagia, kali ini saya akan membacakan peringkat tiga besar sekolah,dimohon untuk yang namanya dipanggil maju kedepan didampingi orang tuanya,"jelas pembawa acara.
Dan,namaku terpanggil sebagai peringkat kedua. Sedangkan peringkat ketiga diraih oleh edwar dan peringkat pertama diraih oleh Senja.mereka berdua maju didampingi oleh orang tunya,namun aku tidak.
Lalu Kepala Sekolah memberikan sebuah piala untuk kami🏆.
Selain mendapatka piala,aku juga memperoleh amplop berisikan uang karena aku mendapatkan nilai 💯 pada mapel matematika.
Seluruh hadirin memberikan tepuk tangan kepada kami.kamipun kembali ke tempat duduk.
Acara terus berlanjut, hingga aampi pukul 11.00 acarapun selesai.
Sebagian besar wali murid sudah pulang.tetapi aku masih tetap di yempat dudukku,diam dan membisu ditemani Edwar,Senja,Indah,dan Gilang.
🎓 🎓🎓
Kreg..kreeg..kreg...
Kutahu persis suara itu.aku yakin sumber suara itu dari sepeda tua ibuku🚲.
Aku keluar ruangan,lalu kutemukan sosok pahlawanku. Yang tersenyum padaku, meskipun aku tahu kalau beliau sedang kesakitan.
"Ibu,ibuuuu....,"kuberlari kearah ibuku lalu memeluknya.
Aku tahu tadi ibu tidak datang karena ibu sedang ada masalah.
"Bagaimana hasilnya,rangga,"tanya ibu.
"Bagus ibu,aku mendapatkan nilai yang bagus ibu," jawabku yang membuat ibu bahagia.
"Ibu bangga padamu rangga,"
"Aku juga bangga pada ibu,"
Kulihat mata ibuku.mengeluarkan air mata bahagia,begitu pula denganku.
Ini semua berkat ibuku,aku dapat memperoleh hasil UN yang bagus dan memuaskan.
Ibu yang membantuku saat aku kesusahan.ibu yang membenarkanku saat aku melakukan kesalahan. Ibu yang menuntunku menuju kesuksesan. Ibulah Pahlawanku.
♥ ♥ ♥
Like and coment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Beside On You
Non-FictionHidup itu rumit dan penuh teka teki yang perlu diselesaikan dengan hati yang lapang.