3.Perpisahan Bukan Akhir Segalanya.

47 12 4
                                    

Waktu ini adalah saat waktu yang menyiksa
Menyiksa dirimu dan diriku
Waktu yang terasa lambat berputar
Berputar tuk berjalan melalui hari demi hari yang kan kita lalui
waktu dimana kita tak bersama-sama lagi👥.

🎀🎀

Ternyata ibuku tadi datang terlambat karena badannya sedang tidak sehat,dan tadi pagi dipaksakan untuk berdagang. Saat berdagang ibu jatuh pingsan dipasar.
Namun aku bangga dengan ibuku meskipun beliau sedang sakit,beliau tetap berusaha hadir meskipun acaranya sudah selesai.

Kutatap wajah ibuku,kulihat rasa bangga yang sedang ibuku rasakan saat ini.

Aku senang melihat beliau yang sedang bahagia serasa bebas dari siksa penjara.

"Rangga!" Seru Edwar dari belakang menepuk bahuku.

"Ya,ed?"kulihat Edwar bersama ibunya dibelakangku. Mungkin ada yang ingin mereka sampaikan.

"Selamat ya bu,anak ibu .memang anak yang pinter," ujar ibu Edwar kepada ibuku sambil menjabat erat tangan ibuku.

"Sama-sama bu,nak Edwar juga anaknya pinter,"mengelus elus rambut Edwar.

"Hheee😊," Edwar tersipu malu dengan ucapan yang ibuku katakan.

Ibu Edwarpun malanjutkan percakapannya dengan ibuku.

"Begini bu,kami mau pamitan kepada ibu sekeluarga karena seteah ini kami mau pindah ke medan,"

"Jadi kami mau minta maaf, apabila kami disini selama empat tahun suka bikin resah,"

"lho kok jauh sekali ada apa?"tanya ibuku kaget mendebgar ucapan ibu Edwar.

"Kami sekeluarga mau pindah ke medan,karena ini permintaan dari bapaknya Edwar. Beliau dilindah tugaskan menjadi PNS di medan,"jelas ibu Edwar.

"Kalau begitu,hati-hati dijalan yaa. Semoga perjalannya lancar dan selamat sampai tujuan," balas ibuku.

Mendengar percakapan antara ibuku dengan ibunya Edwar. Aku yang sedang berada disamping mereka,kaget mendengar berita tersebut.

"Ada apa bu?" Tanyaku resah.
"Edwar sekeluarga mau pindah ke medan,nak," jelas ibu.
"Haah !!!!"

Ku alihkan pandanganku ke arah Edwar,kulihat dirinya diam  dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ed...ed...itu bener ed," kutanyakan hal ini padanya hatiku sontak menjadi hancur takaruan.

Edwar hanya diam,kupegang bahunya,lalu kuminta penjelasan darinya.

"Ed...jawaaab...edddddd..jawaaaab!!!"nadaku bicaraku semakin kunaikkan.

Kulihat wajah Edwar mulai mengeluarkan air mata, dan diangguk anggukan kepalanya,pertanda bahwa hal ini benar adanya.

"Edwaaaar ☹☹☹,"kupeluk dirinya,dan kubiarkan air mata ini membasahi pipiku. Sontak Edwar pun menagis dalam pelukanku.

Suasana disekitar kami menjadi suasana yang penuh haru.

"Kenapa hal ini harus terjadi tuhan,kenapaaa?
Berawal dari perkenalan kenapa engkau akhirkan dengan perpisahan tuhaaan?
Kau datangkan sahabat sepertinya kenapa kau hilangkan juga tuhaa a an " pikirku dalam hati kecilku ini.

Ku peluk erat sahabatku,tak mau kehilangannya.

"Rangga,kau temanku bukan?"tanya Edwar melepaskan pelukannya.

"Iya!tentu Edwar,"balasku dengan pasti

"Kalau kau temanku,tolong relakan aku pergi,insyaallah bila kita besar nanti kita akan berjumpa,"jelas Edwar.

Stay Beside On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang