vi.

2.3K 325 47
                                    

di SMA Antartika, semua murid di haruskan mengikuti ekstra kulikuler sebagai salah satu syarat kenaikan kelas.

tapi, yang namanya haruto, dia nggak bakal ngikutin hal semacem itu.

kalo kata dia sih, "buat apa? mending tidur di rumah!"

yaudah terserah haruto. guru-guru udah berapa kali ngingetin yang namanya haruto tapi nggak pernah di gubris sama sekali.

"c'mon! lo pasti nggak bakal nyesel ikut ekskul basket." kata doyoung, lagi bersemangat ngenalin ekskul yang dia ikutin.

"gak deh doy. gua lagi males ikut begituan."

"si memet! di bilang ini tuh syarat buat kenaikan kelas. lo gak denger apa kata bu wendy?" omel junghwan.

haruto sepertinya memang gak ada niatan sama sekali buat ikutan ekskul.

"yaudah terserah ujang wae lah. gua ke lapangan basket kalo gitu."

haruto pergi menuju parkiran.

dia ngelempar tasnya di jok belakang dan pulang, gak bener-bener pulang sih sebenernya.

jalanan sore hari ini cukup padat karna bertepatan sama orang-orang yang pulang kerja.

jarak rumah sama sekolah haruto cukup jauh, sekitar 15 km mungkin lebih.

dia tinggal sendiri, di apartment. dia hidup mengandalkan fasilitas yang di beri Papahnya, termasuk uang jutaan rupiah yang dikirim perbulannya.

Mamahnya sudah meninggal 3 tahun yang lalu, Papahnya juga sibuk bolak balik keluar negeri ngurusin bisnisnya. jadi mau tidak mau haruto tinggal sendiri.

tapi, bukan itu alasan haruto tinggal sendiri. sebenernya dia dan papahnya tinggal di sebuah rumah di perumahan paling elit di kota itu.

namun, berhubung Papahnya ngancem dia; Papahnya bilang haruto nggak boleh pulang kalo nilainya nggak ada perubahan dan fasilitas haruto bakal di ditarik semua.

walau nilainya di bawah kkm terus, haruto nggak bodoh. dia udah bikin kartu ATM sendiri, setiap papahnya transfer, uang itu langsung haruto tabung di kartunya sendiri.

buat apa lagi kalo bukan buat jaga-jaga kalo sewaktu-waktu hal itu terjadi, kayak sekarang.

di dalem mobil, haruto ngeregangin badannya, dia capek nyetir bung.

gimana enggak, dikit-dikit lampu merah, dikit-dikit macet. bikin kaki jenjang haruto capek.














home















haruto sampe di gedung apartmentnya jam tujuh malem.

tapi dia keluar lagi buat nyari makanan di deket gedung sebelah.

gak butuh waktu lama, cuma dua menit dia udah sampe di convenient store.

haruto menuju ke rak bagian mie instan. dan ngambil beberapa cup pop mie dan indomie.

dia juga ngambil dua pop mie buat di makan di sini. harus dua, soalnya kalo satu kurang.

pas lagi enak-enaknya nyeduh pop mie, haruto ngeliat junkyu 一orang yang sering dia gangguin akhir-akhir ini.

dia senyum ngeliat junkyu, gak lama senyum itu menghilang dari wajah tampannya.

"he is crying." ucap haruto dalam hati.

seeing junkyu like that somehow makes haruto's heart hurts.

pengen rasanya haruto nonjok orang yang bikin junkyu nangis.

like, berani banget dia bikin orang sepolos 一menurut haruto一 junkyu menangis.

"si brengsek mana yang bikin lo kayak gitu, kak?" gumamnya.

haruto just wants to hug junkyu, but he couldn't.

haruto jalan ngehampiri junkyu sambil bawa dua popmie.

"kalo nangis yang aesthetic dikit dong kak! masa di depan convenient store sih? gak elit."

haruto sakit ngeliat junkyu kayak gini. "mungkin gua udah gila, tapi gua bener-bener gak suka liat lo nangis." lagi-lagi, haruto cuma bisa membatin.





























h o m e '


























haruto pikir junkyu bakal nolak tawaran dia, tapi ternyata junkyu ok-ok aja.

ya, haruto walks junkyu home.

"tck, lo bisa aja langsung pulang pas sampe di lobby, gak perlu nganterin gua sampe depan apartment segala."

"hehe gak papa dong kak, sekalian latihan."

"latihan gimana?" haruto ngebales junkyu dengan senyuman. dia gak kaget lagi sama junkyu yang otaknya agak lemot.

"sana masuk, kak."

junkyu hendak menutup pintu, tapi kemudian membukanya sedikit.

"makasih一"

"一haruto." ucap junkyu, hanya memunculkan kepalanya aja dari balik pintu.

"gemes bang一 eh maaf kak." kata haruto yang reflek ngacak rambut junkyu.

walau dengan mata sembab, kepolosan dan kelucuan gak pernah pudar dari wajah junkyu.

menurut haruto, junkyu is an actual sunshine.

"balik dulu ya kak. sleep well, ugly."

"you too, beast." ledek junkyu sambil terkekeh.

"senyum terus ya kak jangan nangis kayak tadi. jelek tau gak? lebih jelek dari ikan blobfish."

mimik wajah junkyu jadi berubah datar dan langsung menutup pintunya.

"ah goblok! kenapa pake ngatain segala sih." haruto nepuk mulutnya berkali-kali.

"tapi gue gak boong sih, dia emang jelek kalo lagi nangis." gumam haruto sambil tersenyum kecil.




















; h o m e






halo!


IM BACKKKKKKKKKKKK

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

home 一 harukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang