Pagi yang Indah

96 10 8
                                    

P1. Pagi yang Indah

☀☀☀☀☀

"WOY BITCH! KELUAR LO!"

Samar-samar Hana mendengar seseorang berteriak kencang dari depan rumahnya. Perlahan matanya terbuka.

"HANA!! KELUAR LO!"

Kini kedua mata Hana terbuka sempurna.

Tanpa mengecek dari balik jendela pun ia sudah tahu, bahwa suara cempreng seperti kaleng rombeng itu pasti milik Nia- pacar Auxi.

"Bangke! Auxi bangke!" Hana cepat-cepat mencari nama 'PAWANG NIA' di kontak ponselnya.

"WOYYY!! KELUAR LO PEPACOR! PELAKOR! APAAN LAH TUH NAMANYA!"

Hana mengintip Nia dari balik jendela kamarnya.

"Ish! Auxi kemana sih?" Hana menggosokkan telapak tangannya di atas paha. Keringat dingin mulai menjalar di sekujur tubuhnya.

Tok tok tok

"Hana?"

Hana menoleh cepat ke arah pintu.

"Hana? Itu yang teriak-teriak di depan, temen kamu?"

Hana menepuk dahinya. "Mampus! Mama kebangun kan."

Mau tak mau Hana keluar dari kamar.

"Iya, Ma?"

"Itu yang di depan, teriak-teriak kayak orang gila, itu temen kamu?" tanya Gea sambil menguap.

Hana meringis. "Bukan, Ma. Itu pacarnya Auxi."

Gea mengernyit bingung. "Nah terus? Kok dia bisa maki-maki kamu di jam-" Gea melihat jam dinding rumahnya. "astaga masih jam setengah 5 ini?! Dan dia teriak-teriak kayak orang gila? Apa dia nggak sadar suaranya itu kayak tikus kecepit?"

Hana ingin sekali tertawa. Ingin sekali. Lalu ia teringat sesuatu, ini bukan waktunya untuk tertawa dulu sebelum pawangnya Nia datang.

"Biar Mama yang hadepin." Gea mengangkat lengan dasternya.

Sedangkan Hana masih terus berusaha menghubungi Auxi. Karena ia tahu, cuma Auxi pawang yang sanggup menjinakkan Nia.

"Ha-lo"

"Eh! Kenapa lo? Kok ngos-ngosan gitu?"

"Gu-e la-gi jog-ging."

"Kesambet apaan lo?"

Samar-samar Hana mendengar dua orang yang sedang adu mulut di depan. Lalu ia teringat akan sesuatu.

"Han? Hana? Ada apa lo telpon gue pagi-pagi gini? Ada masalah?"

"Iya, Xi. Masalah. Gedhe banget."

"Ha? Apaan? Jangan bikin gue takut."

"Peliharaan lo ngamuk-ngamuk di depan rumah. Ini pasti gara-gara lo mutusin dia."

"Njir! Gue OTW sekarang."

Tutt tuttt tutt

Hana memasukkan ponselnya ke dalam saku celana baby-dollnya dan segera berlari keluar dari rumah.

Dari depan pintu, ia bisa melihat ibunya yang bersandar di pagar rumahnya sambil melipat tangan di depan dada.

"Kamu nggak punya malu ya? Ini masih pagi. Ayam jantan aja belum berkokok, masa kamu udah berkokok duluan?"

Demi planet Pluto yang sekarang udah nggak diakuin status keplanetannya! Kalau saat ini Hana bisa tertawa. Ia pasti tertawa sekeras apa pun yang ia bisa. Tapi sayangnya, kondisi belum mengijinkannya untuk tertawa.

Love Me or Leave Me (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang