Ke empat

6.8K 940 40
                                    

Ps: bagian ini sedikit agak panjang, dan sedikit (banyak) ngebosenin hehe

...

Soobin turun dari motor matic Kak Jungkook saat sudah sampai di depan gerbang sekolahnya.

Tidak ada ucapan "terimakasih," atau "nanti jangan lupa jemput," seperti biasanya. Dia tahu Kak Jungkook lagi uring-uringan.

Kenapa?

Jadi ceritanya, setelah teriakkan menggelegar dari Kak Jungkook pagi tadi, si kakak jadi murung. Saat ditanya jawabnya SJP alias singkat, jelas dan padat.

Bibir di tekuk ke bawah, alis mengerut sebal.

Soobin yang melihatnya ingin godain kakaknya itu, tapi dia urungkan. Soobin tidak mau jalan kaki pulang nanti karena Kak Jungkook yang sedang marah tidak mau menjemputnya.

Jadinya dia langsung pergi setelah turun dari motor, tidak mau menghadapi Kak Jungkook yang lagi merajuk.

Lagipula, kenapa Kak Jungkook marah ke Soobin? Bukan salah Soobin dong jika Kak Yeonjun si kakak kelas sayang sama dia. Ya 'kan? Ya 'kan?

Masa adeknya seneng, kakaknya marah-marah.

Songong emang si Soobin ini.

...

Soobin berjalan santai menuju kelasnya yang ada di lantai tiga, sesekali menyapa teman seangkatan, atau kakak-adik kelas yang dia kenal ketika berpapasan.

Saat hendak menaiki anak tangga, seseorang memanggil namanya.

"Kak Soobin!"

Bibirnya terbuka ingin menyapa si pemanggil, tapi tubuhnya sudah ditarik menjauhi anak tangga oleh orang tersebut.

"E-eh! Kelas gue di atas, Beomgyu! Ini mau kemana?!" Teriakan kencang pun lolos dari bibirnya.

"Berisik lo, Kak. Diem aja udah!"

Soobin pun menuruti perintah adik kelasnya itu dan mengikuti kemana dia akan dibawa.

Entah kenapa Soobin jadi begitu penurut sama teman yang menjabat sebagai adik kelasnya ini.

"Nah! gimana? Cerita dong!"

Beomgyu langsung memberinya dengan pertanyaan saat sudah sampai di kafetaria sekolah, tanpa mempersilahkan untuk duduk lebih dulu. Kurang ajar memang.

"Apanya yang gimana? Gak jelas lo." Kesalnya.

Soobin mempersilahkan diri untuk duduk di salah satu kursi disana yang disusul oleh Beomgyu.

"Gak usah sok bego, Kak. Bego beneran tau rasa lo! Sekarang ceritain lah, kemarin di bales apa enggak WA lo?"

Soobin yang tadinya menatap datar Beomgyu menjadi bersemu saat mengingat balasan si pujaan hati.

Melihat itu, yang lebih muda mengerti, senyuman jahil pun mengembang di bibir dengan kedua alis yang naik-turun menggoda.

"Kenapa nih mukanya merah gini? WA lo di bales ya? Di terima gak? Terima dong. Kan? Kan?"

Beomgyu masih setia menggoda sahabatnya tanpa peduli kalau telinga Soobin sudah sepenuhnya memerah.

"Berisik lo, bocah! Udah ah mau ke kelas gue. Bai!"

Soobin pergi menjauhi kafetaria dan meninggalkan Beomgyu disana yang masih menampilkan senyuman jahilnya.

Kaki panjangnya menyusuri koridor sekolah, kepalanya menunduk memperhatikan lantai putih yang dipijaknya. Hingga sepasang kaki berbalut convers cokelat menghalangi jalannya.

Soobin mengerutkan alis tidak suka karena seseorang di depannya ini menghalangi jalan.

Dengan kesal di dongakkan kepalanya menatap si pemilik kaki dengan kalimat salty yang sudah siap dia lontarkan.

Tapi nyali Soobin menciut saat melihat orang di depannya kini tengah tersenyum.

"K-kak Yeonjun?!"

"Hai? Ngobrol bentar bisa 'kan?"

Kak Yeonjun [YeonBin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang