Kelima.

6K 920 74
                                    

"WA gue kok gak di bales?"

Soobin menggaruk pipinya pelan saat mendapat pertanyaan dari seseorang di depannya.

Sekarang mereka sedang duduk berhadapan di dalam perpustakaan. Yeonjun yang mengajaknya kesana.

Mungkin karena tempatnya sepi? Hmm....

"Err... Maaf kak, tadi buru-buru soalnya, jadi gak sempet bales." Balas Soobin tak enak hati. Gugup juga sebenarnya.

Tapi tiba-tiba suara tawa Yeonjun menyapa telinga, membuat dahinya mengernyit bingung.

"Becanda kali, Bin. Gak perlu tegang kayak gitu, kayak lagi ngomong sama Pak Yoongi aja."

Setelah hampir sepuluh menit bersama akhirnya Soobin bisa tertawa karena guyonan Yeonjun.

"Jadi gimana?" Yeonjun kembali mengeluarkan suara.

"Apanya?"

"Lo sama gue gimana?"

"Hah?"

Kepala Soobin tiba-tiba kosong, dalam hati dia sibuk berteriak, "gue belom siap. Astaga!"

"Gemesin banget sih lo, Bin." Tangan Yeonjun lari untuk mencubit pipi adik kelasnya itu yang di balas dengan suara mengaduh si pemilik pipi.

"Cubitnya jangan kenceng gitu bisa kali, Kak. Sakit nih!" Sok sok an merajuk, padahal dalam hati dia senang bukan main.

Sok jaim dasar.

"Iya iya, sorry."

Tangan yang tadinya mencubit gemas pipi sang adik kelas, kini mengelusnya dengan lembut.

Ugh... Soobin makin salah tingkah.
Lihatlah ujung seragamnya, kusut karena dia pilin.

Siapa yang tidak grogi kalau pipinya di elus elus sama mamas gebetan?

Yang jelas bukan Soobin. Karena sekarang wajah juga telinganya semakin merah, tangannya jadi dingin, dan jantungnya terasa berdetak dengan cepat.

Astaga! Soobin bisa kena serangan jantung jika seperti ini terus.

"Lo beneran sayang sama gue?"

Soobin dalam hati mengutuk pemuda di depannya ini karena bertanya tentang hal yang sudah dia tau jawabannya.

Jadi dengan sedikit keberanian, Soobin mengambil telapak tangan yang masih berada di pipi dan meletakkannya diatas meja.

"Aku... Aku beneran sayang sama Kak Yeonjun." Ujarnya pelan, senyuman kecil di bibirnya menyertai. Mencoba untuk tetap tenang walaupun jantungnya seperti ingin loncat dari tempatnya.

Soobin harap pria di depannya itu tidak mendengar suara degup jantungnya.

"Sejak kapan?"

Matanya menatap wajah di depannya, menilik beberapa detik, Yeonjun terlihat seperti tengah tersenyum dan menatap serius dirinya secara bersamaan.

"Kok aku jadi di interogasi sih?"

"Gue kan penasaran, kok bisa adek kelas kayak lo bisa suka sama gue?"

Tidak tau ini Yeonjun tengah merendah atau bagaimana, yang jelas rasa gugup Soobin menghilang tergantikan dengan rasa sebal pada kakak kelasnya itu.

"Gausah sok merendah, udah tau muka ganteng, sifat supel kayak gitu masih nanya kenapa aku bisa suka sama kakak."

Sebenarnya Soobin mengatakan itu dengan begitu lirih, tapi sepertinya Yeonjun mendengar. Terlihat dari senyum lebar yang mengembang di bibirnya.

"Soobin, lo tau gak sejak kapan gue suka sama lo?"

Kak Yeonjun [YeonBin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang