Fajar ku mulai membisik di tengah gelapnya malam, angin malam mulai menyeruak, menyusup di tengah rongga-rongga belikat. Sang ratu malam pun enggan menampakkan wibawanya di tengah gulita, ia lebih memilih untuk diam dan bersembunyi dibalik selimut kerinduannya. Detak nadi yang menggema pertanda tiada kehidupan di alam nyata, namun dalam maya mereka bergentayangan dengan berbagai angan-angan kehidupan, namun tiada harapan pula bagi mereka yang dilanda kegelisahan, maka dalam maya nya ia akan berjumpa dengan berbagai mahluk yang tanpa permisi mengusik bunga-bunga tidur mereka. Setelah hampir 1jam aku berkasih pada Sang Kekasih Sejati Robbul Izzati, kini saatnya aku berkisah tentan ribuan kekufuran ku dan ribuan angan ku, selalu dia yang menjadi topik pembicaraan ku dengan Sang Tuhan, siapa dia? Mungkin saat ini hanya aku dan Tuhan yang mengerti. Ku kisahkan tentang dia yang tak pernah pergi dari nyata ku yang tak teraba, bagaimana kalian berfikir jika aku mampu menggapainya tak mungkin untuk saat ini. Selalu ia yang aku kisahkan pada Kekasih Sejati ku, aku hanya takut jika 1 jam persembahan ku untuk nya itu Ia tolak karna kesalahanku yang harusnya mencintai Sang Kekasih sejati... sudahlah Jauhar cintailah saja Ia sang Maha Mencinta, Maka cinta akan datang sendiri menjemputmu....
Ya.. aku Muhammad Jauhar al Maknun seorang santri salaf di Pondok Pesantren Al Huda Sragen, bisa dikatakan bahwa aku ini santri salaf namun modern, karena setidaknya selama 3 tahun nyantri saya pernah sekolah di lembaga formal yang berbeda yayasan dengan pesantren ku, alhamdulillah pada wisuda akhir aku berhasil menyelesaikan dengan hasil yang bisa membahagiakan orang tua, aku berhasil menjadi juara faforit ujian akhir dan bisa berfoto bersama Kyai tercinta ku buya Muhibbin Abdurrohman. Semangat dari buya yang selalu ku ingat adalah "kun rojulan qoddamahu tahta tsaro lakin himmatuhu fauqo tsuroya wa zuhalun" jadilah dirimu sebagai pemuda yang kakinya ada di atas tanah tetapi cita-citanya ada diatas langit dan bintang-bintang" buya juga sering berkata bahwa siapapun kamu anak siapapun kamu jika mempunyai niat untuk alim pasti bisa". Namun ketika sebuah belati kecil menghalangi cita dan impiannku, kehidupan yang dulu aku inginkan menjadi provesor ternama lulusan Universitas Islam Sultan Agung, pupus. Masa tadris ma'had yang harus aku lalui masih 1tahun lagi. Program alfiah harus aku selesaikan. Terkadang aku sering mengingatkan hati ku agar kukuh, ini bukan kegagalan namun ini adalah kesuksesanmu yang tertunda itu adalah kata kecil yang selalu membuatku semangat dalam menjalani hari ku. . .
Dalam keadaan sepi itu sekelebat bayangan melewati satir penghalang antara jama'ah putra dan jama'ah putri. Bayangan itu mengingatkan kembali tentang masa 2 bulan yang lalu ning hilya.. dia adalah nama yang indah, sesesok manusia yang mampu mengubah segalanya tentang kehidupan ku.. Aku yang putus semangat kini telah berubah menjadi beringas, aku tau siapa aku, mencintai gadis macam ning hilya sudah menjadi hal buruk atau semacam suul adab, aku tau dan mawas diri, siapalah aku yang pantas mencintai seorang seagung putri kyai ku sendiri.. biarlah waktu yang kelak menjawab dan biarlah Tuhan kelak berkehendak...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilya
Short StoryPernahkah kau mencintai seseorang namun tanpa memiliki dan tanpa mengungkapkan sedikitpun, sungguh itu lebih sakit daripada patah hati.... (Muhammad Jauharul Maknun) antara cinta dan kasta... 😌