"Nadeeva Letisha Armansyah!" gadis yang dipanggil itu hanya mengerucutkan bibirnya kesal. Pasalnya, ia tak suka bila ada orang yang memanggilnya dengan nama lengkap seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi? Jheny, sahabatnya, tetap memanggilnya begitu jika dia sedang ada 'sesuatu'. Ingin curhat misalnya.
"Aku harus ngomong berapa kali sih, Jhen? cukup panggil aku Diva aja. Gak usah lah kamu ribet-ribet manggil pake nama lengkap aku segala" kesal gadis yang memiliki warna rambut hitam kecoklatan itu.
"Suruh siapa nama lo ribet begitu, haha" Jheny meledek sahabatnya yang sedang kesal itu.
"Yaa gak tau ih. Kan itu nama pemberian ayah aku. Kalau bisa request, aku juga gak bakal minta dikasih nama yang panjang dan ribet begitu" raut wajah Diva berubah murung.
"Eits, kok jadi murung? Jangan gini dong. Gue kan tadi cuma becanda. Maafin gue, ya?" Jheny tersenyum kemudian memeluk sekilas sahabatnya itu.
"Hehe. Iya, Jhen" senyum Diva kembali merekah.
"Oh iya, ada apa? Biasanya kalau kamu manggil aku dengan nama lengkap itu biasanya kamu mau curhat kan?" tebak Diva yang benar adanya
"Tau aja nih sahabat gue"
"Mau curhat apa?"
"Curhatnya nanti aja pulang sekolah, Div. Kalo sekarang mah nanggung, bentar lagi bel masuk bunyi"
"Iya juga, sih. Yaudah, kita ke kelas yuk"
Keduanya pun pergi ke kelas mereka. Setelah mereka sampai kelas, hanya selang lima menit, bel masuk pun berbunyi. Mereka kembali melanjutkan aktivitas belajarnya setelah terpotong jam istirahat tadi.
🌱🌱🌱
Sudah bukan menjadi rahasia lagi, bila berjam-jam disekolah bukanlah perkara yang menyenangkan. Terlebih bila harus berhadapan dengan rumus fisika dan matematika, semua pasti setuju jika kedua pelajaran itu dihapuskan saja dari kurikulum. Dan, bel pulang sekolah adalah sesuatu yang paling ditunggu disemua fase kehidupan sekolah selain bel jam istirahat.. Setuju ya?Ice world. Kedai eskrim yang letaknya tak jauh dari sekolah itu menjadi tempat favorit Diva dan Jheny. Selain untuk nongkrong sebagai salah satu cara menghilangkan penat setelah menjalani rutinitas seharian, merekapun terkadang mengerjakan tugas sekolah di kedai eskrim ini. Mereka tak selalu datang berdua ke tempat ini. Kadang sendiri, kadang bersama anggota keluarga mereka juga.
"Vanila cheese satu. Choco milk satu" Diva memesankan eskrim favoritnya. Tak lupa ia juga memesankan satu cup choco milk kesukaan sahabatnya.
"Diantar ke meja nomor tujuh ya, mbak" ucap Jheny pada mbak kasir dihadapannya. Di kedai ini, jika setelah memesan maka harus langsung dibayarkan. Agar setelah selesai nongkrong, pelanggan bisa langsung pulang.
"Semuanya jadi duapuluh tiga ribu, kak" ucap mbak kasir itu sembari memberikan struk pembayaran. Diva memberikan uang duapuluh lima ribu.
"Kembali duaribu ya, kak. Pesanan akan segera kami antar pada meja nomor tujuh"
"Terimakasih, mbak"
Keduanya duduk sesuai meja yang telah dipesan. Sembari menunggu pesanan datang, Diva kembali bertanya tentang masalah yang sedang Jheny hadapi. Karena tadi Jheny bilang dia akan curhat setelah pulang sekolah.
"Jhen?"
"Hm" gadis berkulit putih terang yang sedang fokus pada ponselnya itu hanya berdehem menanggapi Diva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadeeva
Teen Fiction√on going Tidak menyediakan sinopsis. Penasaran? Silahkan langsung baca ya :)) Dan jangan lupa masukan ke perpustakaan kalian agar tidak ketingggalan setiap update ceritanya :)) Selamat membaca :)) Publish: Kamis, 2 Mei 2019 Cover by: AriSeptian