"Kau mengantuk? Kenapa diam saja?" Jaemin membuat ku tersadar dari lamunan.
"Ah, tidak na. Hanya bingung saja. Besok bos ku cuti delapan Minggu, dan dia bilang aku yang harus menggantikannya menjadi manager cafe. Padahal kan aku karyawan baru"
elak ku, untung saja aku pintar mengalihkan pembicaraan. Tidak lucu kan jika aku bilang aku sedang memikirkan nya?
"Ya jika begitu artinya kau sudah dipercaya. Tidak mungkin kan dia mengangkat mu menjadi manager secara asal?"
"Benar juga. Tapi aku takut akan menimbulkan kecemburuan sosial dari pekerja lain"
" Tenang saja. Jika ada apa apa telfon aku. Akan ku hadapi mereka yang berani berbuat macam macam"
"Ish, benar benar cheesy. Pasti kau mengatakan banyak hal seperti itu kan pada semua gadis kampus?"
"Emm... Iya tidak ya..."
Aku tertawa. Anak ini memang benar benar receh.
"Sudah sampai" Jaemin menghentikan motornya. Aku segera turun dan melepas helm. Ah, sial. Kenapa sulit sekali? Ada apa dengan helm ini.
"Kenapa? Tidak bisa dilepas? Kemari!" Jaemin mendekat, menunduk untuk melepaskan ikatan helm di bawah dagu ku, expresi nya serius, gentle dan imut dalam waktu bersamaan.
Oh God, why my heartbeat faster than before? Wajah nya, bibir nya. Anak ini benar benar membuat ku gila.
Aira Chan.. sadarlah.
Aku menahan nafasku untuk menetralisir degub jantung. Lagipula kenapa membuka ikatan helm harus se lama ini?"Ah, sudah. Ayo masuk" finally.
Aku menguap. Lagi dan lagi. Rasanya baru tidur sebentar dan sekarang sudah bangun lagi. Ternyata bekerja tidak semudah itu. Tapi ini sudah pilihan. Aku ingin pindah dan mencari apartemen sendiri. Rasanya tidak enak terus menerus merepotkan keluarga Na.
Ayo Aira, semangat."Sarapan sudah siap" mama merentangkan tangan nya didepan meja makan ketika aku baru saja keluar kamar.
"Mama tidak membangunkan ku. Seharusnya biar ku bantu tadi" sesal ku yang terlalu lelah semalam.
"Tidak perlu, lagi pula kau pasti kurang tidur karena harus kerja part time. Sudah, tidak papa. Oiya, Mana anak itu? Seperti nya belum bangun. Kebiasaan. Aira, bangunkan Jaemin ya, dia sudah sering kali membolos kelas pagi"
"Oh, baiklah mama. Akan ku bangunkan"
Kriekk ..
"Na? Nana? Kau sudah bangun?" Anak itu tidak ada. Selimut dan seprei nya sudah rapi. Tumben sekali."YAKK!!!" Aku memekik ketika kudapati anak itu keluar dari kamar mandi, segera menutup mata karena melihat pemandangan yang membuat mata tidak sehat. Jaemin dengan santai nya berjalan ke arahku dalam keadaan Shirtless. Benar benar, kurasa anak ini sama sekali tidak menganggapku wanita. Bisa bisa nya dia sesantai itu.
"Kenapa?" Tanya nya polos. Dia ini gila atau bagaimana.
"Kenapa berteriak? Bikin kaget saja. Aku sudah hampir selesai. Tidak akan telat lagi hari ini" anak itu malah nyengir.
Benar, kurasa dia sama sekali tidak menganggapku wanita. Entah kenapa itu sedikit menyakitiku.
Jadi, apa hanya aku yang berdebar?
To be continued .
"Aku benci harus jatuh cinta padamu na, Aku benci harus merasakan perasaan ini sendiri"
"Aku tidak bisa menyalahkan mu yang terlalu baik. Aku hanya akan menyalahkan diriku sendiri yang merasa konyol karena terus berharap. Pasti kau akan menganggapku tidak tau diri kan?"
. . . . . . . . . . . . . .
Oke fix, cerita ini murni dariku guys yang terlalu terinspirasi oleh senyuman gila dan bodoh nya na Jaemin tapi luluh juga sih .
Jadi buat have fun aja. Thanks and enjoy for reading. Saranghadaaaaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason
Teen FictionTeruntuk kamu, pemilik senyum paling indah yang pernah kulihat, pemilik tatapan paling hangat yang paling kurindukan, dan seseorang satu satu nya yang memiliki hatiku.