Pukul 11 malam. Padahal aku selesai bekerja pukul sembilan tadi. Berarti aku sudah menghabiskan waktu bersama Guanlin selama 2 jam.
Guanlin mengantarku pulang. Dia tahu jika selama ini aku masih tinggal di rumah Jaemin.
"Terimakasih"
"Tidak masalah. Cepat masuk"
"Baiklah. Sampai jumpa. Maaf tidak menawarimu masuk. Sudah malam"
"No problem. Aku pulang saja. Oiya, jika akhir pekan tidak ada acara, aku akan menjemputmu. Kita bisa pergi bersama"
"Jika bisa akan ku hubungi. Aku tidak bisa berjanji"
"Baiklah, tidak masalah. Ini hanya tawaran bukan pemaksaan"
Aku tertawa, yahh baiklah. Guanlin masih sama saja seperti dulu. Receh dan sedikit aneh. Aku maklum.
"Oke, see you"
"Hm.. sleep well"Sudah malam. Jadi semua orang sudah pasti tidur. Semua penghuni rumah selalu membawa kunci cadangan, jadi mereka bisa masuk kapanpun tanpa membangunkan seisi rumah.
Rumah sudah gelap, tapi tidak dengan dapur.
Apa Jaemin belum tidur?
"Na? Kau di sana?"
Ya, ternyata memang Jaemin. Anak itu berdiri menyandar kulkas sambil meminum soda. Yah, kebiasaan nya malam malam begini jika tidak bisa tidur.
"Aku bertemu Guanlin tadi. Jadi kita mengobrol cukup lama. Maaf tidak menghubungimu" Jelasku. Tidak enak rasanya mengabaikan Jaemin seperti tadi. Aku menyesal, takut takut jika laki laki ini marah.
"Tentu saja. Kau mematikan ponsel kan?"
"Itu karena baterainya habis" elakku. Nada bicara Jaemin sudah berubah. Bagaimana ini? Apa dia marah?
"Sudahlah. Kau harus tidur. Jangan pulang larut lagi ketika besok masih harus bekerja"
Jaemin berlalu tanpa menatapku. Pergi ke kamar nya dan menutup pintu.Aku menghembuskan napas berat.
Maaf na...
Aku terbangun dalam keadaan yang mengenaskan. Sama sekali tidak bisa tidur. Insomnia ditambah beban pikiran yang banyak terus mengganggu tidur ku.
Tapi aku tidak bisa bolos bekerja hanya karena kurang tidur kan?
Coat warna krem, dan snakers krem. Aku juga memakai lensa dan mempertebal eyeliner agar menyamarkan kantung mata. Sangat tidak etis bekerja dengan kantung mata seperti ini.
"Mama, Apa Jaemin belum bangun lagi?"
Tanyaku ketika tak ku dapati anak itu ada di meja makan."Seperti nya dia terburu buru tadi. Jaemin sudah berangkat pagi pagi sekali. Mungkin sedang ada tugas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason
Teen FictionTeruntuk kamu, pemilik senyum paling indah yang pernah kulihat, pemilik tatapan paling hangat yang paling kurindukan, dan seseorang satu satu nya yang memiliki hatiku.