A problem

24 7 5
                                    

Kotak dari Mark, aku berencana memberikan nya pada Herin sepulang bekerja. Tapi Herin agak berbeda hari ini. Ketika ku sapa, dia hanya menatapku kemudian berlalu.

Pukul tiga sore. Aku segera mengganti seragamku dengan baju biasa. Berniat untuk segera menemui Herin dan memberikan titipan Mark.

"Herin.."
Gadis itu berhenti melangkah. Aku segera berlari menyusulnya.

"Ada apa? Bisakah kita tidak bertemu lagi untuk saat ini? Aku sedang sibuk"
Aku mengerutkan kening. Sejak kapan Herin menjadi se ketus ini?

"Hei, kau kenapa?"
Herin tersenyum sinis. Aku tidak menyangka gadis ini bisa bersikap begitu.

"Jangan berlagak bodoh, sudahlah. Aku mau pulang. Jangan berbicara padaku lagi"

Herin melangkah pergi, mengabaikan ku yang terus memanggil nya, meminta jawaban kenapa sikapnya berbeda kali ini. Aku salah apa?











Pekerjaan di cafe sama saja membosankan nya. Aku menendang nendang krikil jalanan dengan kesal. Sengaja mematikan ponsel agar Jaemin tidak bisa menghubungiku. Aku ingin sendiri.

"Aira, hei" Sebuah mobil berhenti disebelah ku. Aku menengok, mendapati seseorang yang kukenal muncul dari jendela mobil.

"Guanlin?" Aku heran mendapati teman se masa SMA ku ada disini. Kufikir dia sudah pindah dan sekolah di New York. Berita nya sih begitu.

"Kenapa bisa disini?"
Guanlin menggaruk kepalanya sambil tersenyum canggung.

"Cerita nya panjang. Kau mau kemana? Biar kuantar. Kita bisa makan dulu. Akan ku traktir. Kau bisa menganggap ini semacam reuni"

Ujar nya tulus. Sudah lama sekali, berandal sekolah ini semakin terlihat dewasa setelah lulus. Benar benar tidak menyangka bisa bertemu Guanlin lagi.

 Benar benar tidak menyangka bisa bertemu Guanlin lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kau, emm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jadi kau, emm.. tidak diterima?" Aku berkata dengan canggung. Takut takut dia tersinggung. Tapi tidak, Guanlin justru tertawa.

"Ya, lagipula seperti nya tidak seru hidup di negara orang."

"Bilang saja kau sudah malas belajar, benarkan?"

"Wah.. Jangan terlalu jujur"

Aku tertawa. Anak ini memang selalu bisa mencairkan suasana.

Saat ini kami sedang berada di Sweety Caffe. Memesan dua gelas caramel machiatto sambil mengobrol hangat.

Sampai aku lupa waktu.

Dan lupa jika seseorang mungkin mencari ku..


Dan lupa jika seseorang mungkin mencari ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oke fix guys. Makasih buat yang udah meluangkan waktu berharga kalian buat baca tulisan receh ku ini.

See you yorobeunnnn....

To be continued
Salam manis dari Nana, si pacar bangsa :'v

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang