Guanlin

16 5 0
                                    

"Na? Bisa cepat sedikit tidak? Aku tunggu di luar ya!"

"Sebentar lagi"
Teriaknya dari dalam.

Hh! Sebenarnya siapa yang perempuan disini? Kenapa malah Jaemin yang sangat lama.

Pagi ini seperti biasa, Jaemin mengancam ku untuk tidak boleh pergi sendiri seperti kemarin. Tapi malah aku yang harus menunggu lama seperti ini, menyebalkan sekali.

Tapi bagiku justeru ini lah yang terasa normal.
Aku benci suasana awkward. Apalagi Ketika Jaemin yang melakukan itu. Entah kenapa itu berkali kali membuat ku sakit.

"Sudah selesai. Ayo!" Jaemin keluar dengan sangat tergesa-gesa. Sampai, oh astaga rambutnya.

"Kenapa?" Ujarnya ketika menyadari expresi aneh dari wajah ku.

"Kau terlihat seperti tidak mandi, lihat rambut mu, berantakan sekali" aku menyentuh rambutnya, merapikan helai helai kecil yang terlihat acak acakan. Aku tau dia tetap akan terlihat tampan dalam kondisi bagaimana pun, tapi aku tidak suka gadis lain melihat aura Jaemin yang seperti ini. Cukup aku saja.
Berlebihan??
Masa bodoh.

"Ehm"

Kami sama sama terlonjak ketika mendengar seseorang berdehem. seseorang tiba tiba saja datang. Jaemin dari tadi yang juga hanya diam pun menengok kaget.

"Lhoh, Guanlin? Sejak kapan kau datang?? Aku bahkan tidak mendengar suara mobilmu" Ujarku kemudian, yang mendapati sosok Guanlin sudah ada di depan rumah kami.

Dia menggaruk tengkuknya canggung.

"Kami sudah mau berangkat, ada apa?" Jaemin berkata, nada suaranya terdengar gusar.

"Na?!" Aku memperingatkan nya.

"Oh yasudah. Aku berniat untuk menjemput Aira. Kami berencana pergi di akhir pekan ini"

Jaemin menatap ku, meminta penjelasan.

"Ah, iya. Rencana nya memang begitu. Tapi aku belum memutuskan kan?"

"Aku tahu. Karena itulah aku datang. Aku juga akan mengajak sepupuku. Kau juga boleh ikut Jaemin_a" Guanlin tersenyum kearah Jaemin yang masih cemberut tidak jelas.

"Ah ide bagus itu. Akan lebih menyenangkan jika banyak orang. Kau juga ikutlah" Aku membujuk Jaemin yang sudah ngambek seperti anak kecil.

"Terserah. Tapi awas ya kalau membosankan?" Jaemin menunjuk kearah Guanlin. Sedang yang ditunjuk hanya tersenyum menenangkan.

"Ah iya, memangnya kita akan pergi kemana??" Tanya ku kemudian.

"Itu rahasia" Guanlin tersenyum misterius.

            ***

"Na? Kenapa diam saja??" Tanyaku ketika Jaemin hanya diam saja dari tadi. Tidak seperti biasanya yang cerewet seperti ibu ibu.

Kami baru saja turun dari motor, di depan tempat kerja ku. Hari ini aku selesai sore dan tidak pergi ke Caffe karena akhir pekan.

"Tidak papa" Jawab nya singkat.

Aku hanya mengangguk.
"Oiya, jangan dekat dekat dengan Guanlin. Kau tau kan dulu dia seperti apa. Dia juga pasti masih berteman dengan teman teman gangster nya"

"Semua orang juga bisa berubah kan Na? Kulihat, Guanlin sudah banyak berubah. Kau juga tidak boleh bersikap begitu hanya karena masa lalu nya. Sudah ah, cepat ke kampus. Kau bisa terlambat nanti"

"Ah iya, baiklah aku pergi. Selamat bekerja"

Jaemin tersenyum sambil melambai.

Jaemin tersenyum sambil melambai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Always be my favorit smile :'v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Always be my favorit smile :'v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang