01

2.5K 83 1
                                    

Kemewahan, kemegahan, bahkan predikat sebagai alpha woman mungkin sangat cocok untuk menggambarkan seorang Lirisha. Dulu, saat umurnya masih dua puluh tiga tahun tepatnya lima tahun yang lalu saat Jeffreyan masih belum sesibuk sekarang dan tidak terlalu sering meninggalkannya, perempuan itu masih tenang akan posisinya dan tidak merasa kesepian seperti sekarang ini. Kesibukan yang mereka lakoni dan usia yang terus berjalan bahkan waktu untuk bertemu sekedar saling bermanja sangat sulit mereka dapatkan membuat Lirisha mulai kesepian. Benar saja, perempuan itu sudah menginjak umur dua puluh tujuh tahun, akan sangat di butuhkan tempat pulang sekedar bercerita di tengah kesibukannya dari kertas-kertas yang sialnya harus perempuan itu pegang setiap harinya.

Umur yang semakin bertambah membuat Lirisha kadang ragu akan hubungannya dengan Jeffreyan kala pria itu semakin hari semakin sibuk dengan perusahaan bahkan lebih mementingkan meeting bersama klien dari pada menemuinya kala asam lambung yang Lirisha derita tiba-tiba kambuh malam itu. Dari sana Lirisha merenung, tidak ada yang bisa perempuan itu andalkan kecuali dirinya. Malam dimana Lirisha dengan gontai sendirian mendatangi rumah sakit karena rasa sakit yang tengah perempuan itu rasa kala ia merasa tidak ada yang bisa perempuan itu andalkan, seorang laki-laki tampan yang umurnya tujuh tahun di bawahnya berlari dengan tergesa menuju ke bilik dimana ia berbaring dan di rawat.

"Aku sudah bilang, hubungi aku jangan sendirian!"

Dia Jeandra, laki-laki tampan yang berumur jauh dibawah Lirisha itu duduk di samping ranjang dengan tangan yang terus menggenggam erat tangan Lirisha malam itu.

Tentang Jeandra, sebenarnya tidak ada yang spesial dari laki-laki tampan yang masih berstatus sebagai mahasiswa itu. Hanya saja setahun yang lalu dimana Lirisha dan Jeffreyan bertengkar hebat saat itu, Lirisha pergi dari rumah megah yang Jeffreyan berikan padanya. Saat itu Lirisha hancur, pria yang menjalin hubungan dengannya saat mereka masih berada di bangku sekolah tiba-tiba murka padanya hanya karena perempuan itu menanyakan perihal kapan pernikahan impian yang Jeffreyan janjikan padanya akan terlaksana. Dalam amarah serta tangis yang Lirisha keluarkan, perempuan itu mendatangi sebuah club dan tanpa sengaja mata indah itu menangkap sosok laki-laki yang tengah duduk sendirian dengan beberapa botol minuman keras yang bercecer di meja nya dengan wajah yang sudah memerah. Saat itu Lirisha masih mengamati laki-laki itu dari mejanya. Lalu entah ide dari mana Lirisha mulai bangkit dari duduknya untuk menghampiri laki-laki itu.

"Lirisha, datang ke perusahaan ku dan aku akan menawarkan sesuatu yang menggiurkan." Begitulah yang Lirisha katakan pada laki-laki itu setelah memberikan sebuah kartu nama padanya. Paginya, tanpa Lirisha duga, dimana sebelumnya perempuan itu hanya coba-coba memberi laki-laki asing itu penawaran hanya karena Lirisha tengah kecewa dengan jeffreyan akhirnya laki-laki itu sungguh-sungguh datang padanya.

"Ayo lakukan hubungan saling menguntungkan dan aku akan membayar mu dengan harga fantastis, setidaknya cukup untuk membiayai pendidikan mu dan hidup mewah mu selama kamu bersama ku."

Dan saat itu juga, Lirisha memutuskan menjadi sugar mommy seorang laki-laki tampan yang kini sudah berjalan selama setahun semenjak Jeffreyan mengabaikannya.





"Nona, dua puluh menit mendatang kita ada jadwal pertemuan dengan client luar negeri."

"Aku datang."

Tepat setelah suara beriton itu terdengar, Lirisha sesekali melirik kearah pintu ruangan, lalu kembali menatap wanita lain yang berada di sampingnya. "Handle itu, aku akan menyusul nanti."

"Baik nona."

Kepergian sekretaris itu Lirisha masih berada di kursi kebesarannya sembari menatap datar kearah Jeandra yang masih berdiri di sana. Lirisha berani bertaruh, kalau laki-laki itu baru saja pulang dari kuliah. Sementara Jeandra mulai melangkah dengan langkah gagahnya menghampiri Lirisha dan mengecup bibir perempuan itu sekilas.

Luxury Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang