City Jungle

24 1 0
                                    

     Lamanya perjalanan tak memberatkan mata mereka yang sedari tadi melihat pemandangan di sepanjang jalanan yang sudah mereka lewati.
    Menggunakan Mobil mewah yang mempunyai merk ternama, P*j*ro Sport yang mempunyai body besar dengan roda yang besar, cocok untuk melewati jalanan berpasir atau berbatu. Mereka berempat sengaja memakai mobil milik Changbin karena muat barang banyak, sementara pemilik nya sedang mengemudikan mobilnya.

    Jalanan masih mulus, pemandangan rumah penduduk yang sederhana dan biasa saja berdiri dipinggir jalan, yang Menutupi pematang sawah dibelakangnya.

    Mobil yang mereka tumpangi sedikit bergetar karena sekarang, mobil mereka melewati jembatan yang membentang di Sungai Kaop, dimana jalanan di sepanjang jembatan tak rata ketika dilewati kendaraan.

     Selamat datang di kota Imori, begitu bunyi gapura diatas jalan utama dari kota itu. Mobil menuju kearah jalanan pematang sawah lagi, kali ini mereka bebas mengeksplor luas nya pematang sawah di sebelah kiri jalan. Dengan background pegunungan yang membentang dari timur ke barat. Hampir membentuk sudut 90° dengan siku yang lengkung.

     Awan diatas sana sedikit mendung, semoga saja hujan tak segera turun. Karena mereka masih ingin mengeksplor jalanan kota itu lebih lama sebelum menuju kerumah mereka yang akan ditinggali.

    "Banyak sih jalanan sempit didesa, tapi belum tentu bisa dilewati mobil ini." ujar Bangchan yang sedang membaca peta kota tersebut.

    "Seharusnya kau membawa mobilmu, Bang!"

    "Tenang! Di sana ada mobil A*V, kemungkinan bisa untuk melewati jalanan desa." jelas Hyunjin.

     Changbin melihat Hyunjin dari spion dekat dasbor dan mengacungkan jempol. Hyunjin tersenyum sebagai balasan jempol dari Changbin. Kemudian menengok kekiri dimana partnernya yang sedang tidur di bahunya. Tangan kanannya bergerak untuk mengusap pucuk kepala partnernya sebentar.

****

     Changbin dibantu Bangchan menurunkan barang- barang dari mobil dan segera dibawa ke dalam rumah. Jika dilihat, rumah itu tampak biasa. Keluarga Hyunjin lah yang mengatas namakan hak atas tanah dan bangunan diatasnya.

     Halaman rumah lumayan luas, kali ini dipinggir halaman sudah ada beberapa pohon yang rindang. Keluar dari kawasan Rumah Hyunjin berupa ladang warga yang ditumbuhi berbagai macam pohon, diantaranya akasia dan jati. Pohon yang sangat sering mereka temui semenjak memasuki Desa Itu.

     "Kau bisa sendiri?" tanya Hyunjin memastikan.

     "Tentu. Aku hanya akan menyusun pakaian ku kedalam lemari." sahut Gi sae.

     "Ok." Hyunjin segera berlalu dari kamar Partnernya.

     Gisae. Satu- satunya gadis diantara partner yang ada. Ia tomboy, namun kekuatannya tak sekuat pria. Hanya keberanian dan niat yang membuat gadis ini mau bergabung dengan mereka.

     Hyunjin baru saja bergabung dengan kedua partner nya yang baru membereskan ruangan lantai satu. Hyunjin pun berlalu ke garasi guna mengecek mobil nya yang berukuran mini, alias simple. Kemudian menghidupkan mesin dan pemanasan mesin, yangbselanjutnya akan ia keluarkan dari garasi untuk ia cuci.

     Bangchan Sudah selesai mengelapi meja pantry. Kemudian tersenyum bangga sudah menyelesaikannya. Changbin pun berkacak pinggang setelah mengelap lapisan meja kaca di ruang tengah. Kemudian pipinya mengembung membuang nafas lelah dan jengah. Baru saja di bersihkan, Gisae langsung mendudukinya tanpa permisi dan minta maaf, hanya mengabaikan dan fokus pada layar laptopnya.

     "Hey! Kau mau ku hajar? Kau sangat tak membantu!" omel Changbin.

     "Aku sedang sibuk! Persiapkan saja rumah ini! Dan aku sibuk mengecek misi kita! Sana!"

     "Aisshhh dasar bocah!"

     "Apa kau bilang! Aku lebih tua darimu, Bodoh!"

     "Cuma beda 2 bulan!"

     "Hey Bin! Ikut aku belanja bahan makan ke pasar! Ayo Cepat!" titah Bangchan yang langsung melenggang keluar.

     Didepan mereka bertemu Hyunjin yang sedang mencuci mobil mininya. Mereka berpamitan sekaligus menanyakan apa menu makanan yang akan mereka buat malam ini. Menit selanjutnya mereka berlalu pergi.

****

      Pasar yang mereka kunjungi adalah pasar terbaik se-provinsi. Jadi mereka bisa sedikit menahan Jijik. Sedikit? Beruntung pasar itu sudah berconblok untuk jalanan, dan lantai semen yang dihaluskan di setiap kiosnya.

     Walau bahan masakan masih benar- benar mentah. Jadi terpaksa harus membeli itu. Sebenarnya ada swalayan, namun tak menjual sayuran dan bumbu yang lengkap.

****

     "Gi, mereka akan mengirimnya besok pagi. Jadi tinggalkan laptopmu dan bantu aku!" pinta Hyunjin.

     "Apa?" tanya Gisae datar ketika sudah mendekat ke Hyunjin.

     "Cuci semua peralatan makan! Dan aku akan menyiapkan pemanggang."

     "Jin...."

     "No penolakan!"

*****

     Senja datang saat mereka pulang dari pasar. Hyunjin memyambut Bangchan dan Changbin dengan mengambil alih kantong kresek berisi daging sapi terbaik yang mereka beli dipasar tradisional. Changbin membawa kantong plastik besar berisi sayuran dan memasukkan nya ke dalam kulkas.

     "Cuci yang bersih, Gi!" ejek Changbin ketika menata bahan makanan ke dakam kulkas. "Bawel!"

     "Woojin kapan datang?" Bangchan menaruh bumbu- bumbu dalam toples kecil.

     "Mungkin tengah malam. Dia minta bagian atas daging nanti."

     "Good! Gi, kau masak Ramen ya. Dan Changbin masak nuggetnya, jangan lupa siapkan seladanya, juga potong timun!"

     "Iya, Bang!" dengus Changbin.

****

     "Sudah jadi apinya?"

     "Belum stabil. Tunggu beberapa menit dulu." jelas Hyunjin yang fokus membuat bara api.

      Hingga beberapa jam kemudian, makanan yang mereka buat sudah matang. Meja yang mereka tata di teras sudah dipenuhi piring berisi makanan  Mereka bersulang terlebih dahulu dan berdoa semoga misi mereka sukses.

     "Dagingnya enak."  puji Gisae.

      "Thank you." jempol Bangchan keluar

      "Hehe makan yang banyak, Gii!" ucap Hyunjin sambil mengusap rambut Gisae.

     "Hey! Bisakah kalian tidak bermesraan? Gisae kekasihku! Kau jangan jadi pelakor!" Gertak Bangchan pada Hyunjin.

     "Tidak! Dia kekasihku!" Bantah Hyunjin.

     "Dia milikku! Bodoh!" kali ini Changbin.

     "Aisshhh.....makan saja dan jangan membuat drama Alay! Setelah ini kita harus mempersiapkan markas dan perlengkapan!"

     "Siap!" sahut mereka bertiga dengan kompak. Sebenarnya siapa bos disini, Bangchan punya! Tapi Dia malah tak tegas sekarang.

     "Gi, seharusnya kau memanfaatkan waktumu sekarang untuk bercanda denganku, besok aku sudah tak bisa diajak bercanda hlo! Kau akan mati ditanganku!" Celetuk Bangchan.

     "Itu lebih baik! Aku selesai."

     Ketiganya hanya melihat kepergian Gisae yang masuk ke rumah tanpa berpaling kebelakang dengan bengong.

     "Moodnya sedang buruk!" desis Changbin.

    "Tentu, dia mungkin lelah!"

     "Aku menyuruh nya mencuci peralatan masak tadi!" sahut Hyunjin tanpa dosa. Kedua partnernya fokus menatap Hyunjin dengan tajam. Sementara yang ditatap........kabur!!!!!

****

Next??

City JungleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang