Gisae mengancingkan bajunya setelah perbannya selesai diganti, kini perawat itu sedang membereskan peralatannya dan segera pamit undur diri. Seperginya prawat itu, Gisae beranjak menuju kamar mandi sebentar untuk buang air kecil. Setelahnya ia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju ranjang rumah sakit untuk duduk. Tak lama, pria yang menolongnya sudah kembali keruangannya. "Annyeong, misinya sudah selesai?" sapa Gisae ramah, namun tak ada sahutan dari pria itu yang membuatnya memutar matanya jengah,
"Kau masih tak mau menjawabku, Lee Know-ssi? Kenapa? Kaget?"
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Hyunjin? Aku pernah dengar dia mengigaukan namamu ditidurnya. Mwo...dia tak pernah menceritakannya padaku, Ckh...apa reaksinya jika dia tahu aku bertemu denganmu?"Minho berjalan mendekat dimana Gisae duduk dan sedikit mengikis jarak. "Jangan bilang apapun tentangku dihadapannya." ancam Minho.
"Kau tampan juga dari dekat." puji Gisae dengan nada dingin. Ia memajukan wajahnya dan mencium sekilas bibir Minho.
"Apa yang..." Minho sedikit menjauh dari Gisae.
"Kau mau Hak Istimewa? Aku bisa memberikannya padamu."tawar Gisae. "Bagaimana? Kau mau?"
"Bagaimana caranya?"
"Jadi kekasihku. Sepertinya menyenangkan memilikimu."
"Kau gila? Aku bisa mati karena menjadi pelindungmu."
"Kenapa harus mati? Sebelum kau mati masih ada Hak Istimewa yang bisa menyelamatkanmu. Bagaimana? Kau harus cepat memutuskan sekarang. Kalau tidak, aku akan berikan ke yang lain...Hatiku dan Hak Istimewanya." desak Gisae.
"Syarat lain?"
"Tak ada. Ah...matda. Kau tak boleh melarangku untuk melakukan apapun."
"Nuga?"
"Mwo?"
"Kepada siapa jika bukan aku?"
"Bangchan? Hyunjin? Kedua pria itu sepertinya tertarik padaku, mereka melindungiku dengan berlebih. Kau menolak?"
"Akan kuterima."
"Ulangi dengan benar."
"Aku akan menjadi Kekasihmu."
"Pilihan bagus."
"Apa Ketua menyetujuinya?"
"Akan ku tanyakan setelah kau menembakku setelah Misi team ku selesai." putus Gisae. Minho menjauh tanpa kata dan pergi begitu saja.Gisae hanya diam menatap kepergian Pria itu. Ia mengambil ponsel dari balik bantalnya menghubungi seseorang. "Pak Ketua?"
"Gisae, Putriku kau baik-baik saja?"
"Tentu."
"Nanti malam kamu harus kembali, penjemputan dengan pesawat. Pria yang menyelamatkanmu akan mengantarmu."
"Ok. Beri dia imbalan."
"Ya saat upacara penghargaan dia akan mendapatkannya."
"Hak Istimewa, dia kekasihku sekarang."
"Mwo? Lee Know kelaS Maghsa? Ya! Apa yang kau lakukan! Bukankah Hak itu untuk Bangchan!"
"Berikan pada Lee Know. Saya tunggu barangnya sebelum kembali ke Korea nanti."
"Baiklah. Seseorang akan memberikannya padamu."Gisae menutup panggilannya dan menyimpan kembali ponsel pinjamannya. Sekarang ia benar-benar kacau. Benarkah dia melepaskan Bangchan? Kalau Hyunjin tahu, akankah dia memarahinya. Ia memang gila. Tapi apa ia akan memberitahu Teamnya kalau ia sudah memiliki Minho, tentu tidak akan. Ya jika tidak keceplosan.
Minho kembali ke ruangan setelah membeli sesuatu yang disembunyikan di belakang tubuhnya ketika memasuki ruang inap Gisae. "Kau kemana saja? Pukul berapa ini?"
Tanpa menjawab, Minho tepat berdiri di depan Gisae yang mendongak untuk menatapnya. Ia memberikan sebucket bunga pada gadis itu. "Sekarang kau milikku. Aku akan mulai mencintaimu."
"Ckhh....baru pertama kali mendengarnya saat ada pernyataan perasaan. Kau sangat jujur." desis Gisae. Lalu menerima bunga itu dan memandanginya."Teamku?"
"Mereka berhasil, dan sudah kembali ke Korea."
"Bagus. Kapan aku kembali?" tanya Gisae mendongak menatap mata Minho.
"Nanti."
"Ok." ucapnya tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
City Jungle
FantasyMereka berlima bertemu sejak bergabung dalam Tim rahasia kepolisian korea. Jika intelijen adalah badan tertinggi, maka Tim rahasia berada satu tingkat dibawahnya. Mereka masih amatir. Jika gagal, tentu akan hilang. Diluar Tim, mereka punya pekerjaan...