01

41 6 2
                                    

Lin-ki POV

Aku terbangun dari tidurku, dikarenakan matahari yang sudah mulai menerobos masuk ke sela-sela jendelaku dan membuatku mau tidak mau harus membuka mataku.

Mataku sungguh berat sekali untuk melek seolah-olah ingin kembali masuk ke alam bawah sadar.

Aku merentangkan tanganku ke atas. Agar tulang-tulangku dan darahku bekerja dengan baik.

Melihat jam yang berada di dinding kamarku, menunjukkan pukul 07.20 EST.

Ohh iya, sebelumnya perkenalkan aku Lin-Ki Carter, anak tunggal dari Eric Carter dan Ae-Ri Carter. Aku salah satu sarjana di Universitas New York. Sekarang umurku sudah 20 tahun. Dan sebentar lagi aku akan melanjutkan perusahaan Daddyku di Korea. Sebenarnya sih, itu perusahaan turun temurun dari keluarga besar Carter. Mungkin kalian pikir aku terlalu mudah untuk menjadi pengusaha atau lebih tepatnya CEO dan aku ini wanita, tidak biasanya seorang CEO wanita, dulu aku juga berfikir seperti itu namun harus bagaimana lagi. Daddyku telah meninggal dunia dua tahun yang lalu, dan mau tidak mau sepupuku (Joe Carter) yang menggantikan posisi Daddy di perusahaan. Jika aku yang menggantikan posisi daddy, saat itu aku masih sangat muda. Joe juga memimpin perushaan Carter di Canada, dan tak selamanya dia bisa menghandel dua perusahaan sekaligus. Dan yah, mulai minggu depan akulah yang akan menggantikan posisi Joe di perusahaan itu.

Mungkin aku terlalu banyak bercertia, aku langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi yang terdapat didalam kamarku.

Berniat untuk membersihkan diri dari tidur yang begitu lelap.

Aku melihat wajahku dipantulan kaca kamar mandiku.

Mataku sangat sembap seperti habis menangis, walau memang kenyataannya begitu. Badanku terlihat kurus. Dan pipiku, terlihat sangat tirus.

Semua ini dikarenakan mood ku yang kurang baik dibanding biasanya dan juga peristiwa yang kualami beberapa hari yang lalu.

Seketika kejadian itu terlintas dibenakku.

Tanpa kusadari, air mataku mulai terjun membasahi pipiku.

"Hiksss...hiksss..." Yah, aku menangis lagi dan lagi. Bahkan ini masih pagi. Ntah kenapa jika mengingat kejadian itu membuatku semakin tidak bersemangat menjalani hidup.

Flashback on
Author POV

Pintu cafe terbuka dan otomatis bel cafe berbunyi, menandak bahwa ada pelanggan yang berkunjung kemari.

Lin-Ki langsung menatap ke arah pintu cafe. Dan yah, seseorang yang dia tunggu dari tadi akhirnya datang juga. Dia adalah Alex, sahabat Lin-Ki.

"Ada apa kau mengajakku bertemu Lin" Tanya Alex dengan sedikit kebingungan.

Tidak biasanya Lin-Ki mengajaknya bertemu di luar apa lagi pertemuaannya ini terbilang sangat pribadi. Jika dipikir-pikir, selama ini jika Lin-Ki ingin memberi tahunya sesuatu dia akan mengatakannya secara langsung tanpa harus menentukan tempat tertentu atau paling tidak dia akan mengatakan melalu pesan Whatsapp.

Aku Di Belakangmu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang