Bab 1

90 18 6
                                    

"entah keberapa kali matahari menyinari pagi yang sedikit mendung ini, embun mulai menipis diujung lambaian daun daun, cuitan burung saling menyapa diangkasa memberi suatu harapan untuk kita saling memahami.. Bahwa cinta sesederhana ini.."
"wih bahasa lo Al," komentar Luna sambil mengayuh sepedah pinknya.

Hari ini adalah hari pertama mereka bersekolah setelah liburan semester 2 lalu, Saat ini Alan maupun Luna sudah menginjak kelas sebelas SMA.
"bagus gak?", tanya Alan, sambil mengayuh sepeda gunungnya.
Luna tampak berfikir kelas, sesekali oleng akibat kecerobohan dirinya yang suka tidak fokus, setelah berfikir sejenak, Luna menatap Alan dengan sorot polos, "enggak, hehe".
Alan tertawa dengan kelakuan Luna yang terkadang seperti anak kecil, namun itulah Aluna putri, sikapnya yang seperti itu dapat membuat orang disekitarnya terhibur.

Termasuk untuk seorang Alan Putra.

"setidaknya kasih nilai dong Lun, lo gak kasian sama gue? susah susah merangkai kata kata itu sampe begadang?," pinta Alan memelas.

"siapa suruh lo begadang kontet!", tukas Luna.

"bangke lo!", umpat Alan.

Luna terkikik geli, "Ya deh, gue kasih nilai 95 buat lo",

"hmm",

"tanya dong kenapa gue kasih nilai 95?", kata Luna semangat, Alan melirik Luna sekilas, "kenapa?",

"yang 5 gue kantongin buat beli batagornya kang mamat", jawab Luna disusul gelak tawanya.

Alan menahan tawa, namun gagal. Dengan iseng, Alan menarik sedikit tas Luna, membuat gadis itu oleng sejenak.
"Lo gila Al!?", sentak Luna terkejut.
Alan tertawa puas melihat wajah jutek Luna, entah mengapa itu menjadi hiburan tersendiri bagi Alan.

"lo jangan ketawa mulu kampret, udah sampe!", Alan masih terkikik dan terus menggoda Luna.

"Eh Lun, liat ini deh!",
Luna yang tidak tau menau lantas menoleh ke arah Alan.

Cekrek.

"ALAAAAAAN!!!!!", Teriak Luna kesal, sementara Alan tertawa dan berlari menghindar dari Luna.

"hapus gak Al!! gue gorok lo!",
"bagus Lun, liat lobang idung lo gede banget wahahahaha", gelak Alan.
Luna mengerucutkan bibirnya kesal, lalu berjalan menjauhi Alan yang masih terbahak.

"Dasar Alan bego, awas aja sampe ketangkep, gue aduin ke bunda Sarah!", dumel Luna kesal.

"kenapa lo? pagi pagi udah ngedumel kaya ibu ibu kost?",
suara itu membuat langkah Luna berhenti, didepannya menghadang cowok yang juga sedang menatap Luna.

"Na... tuh si Alan ngeselin, masak lobang idung gue difoto, katanya mau di viralin.. Na, pukul pantatnya Alan, biar tau rasa tu upil!",

Cowok yang diketahui bernama Lana Nugraha menatap sejenak Alan yang tengah menari nari nari di belakang Luna.

"AL SHARE LOBANG IDUNGNYA LUNA YAAA", tiba tiba Lana berteriak kearah Alan, membuat Luna terkejut sekaligus bertambah kesal.

"Na, kok lo gitu sih!", muka Luna semakin tertekuk karena Lana yang ikut ikutan menjahili Luna.

"siapa suruh ninggalin gue tadii.. Btw nanti lobang idung lo gue jadiin wallpaper ya?",

"ALAAAAN!!!! LANAAAAA!! GUE BENCI KALIAN, DASAR KODOMO!",

Sementara Alan dan Lana tertawa terbahak bahak.

****
Brakk.
"Gue lagi kesel, jangan ditanya!",

Kehadiran Luna yabg mendadak serta menggebrak meja membuat Rani dan Lea bingung, apalagi perkataan Luna yang membuat mereka tidak jadi bertanya.
"kok kalian gak nanyain gue sih!?", tukas Luna, membuat mereka menghela nafas pasrah.
"KENAPA LUNAAA?", tanya mereka bersama, itu tandanya mereka harus segera pasang telinga untuk mendengarkan curhatan Luna atau mereka akan diomeli sepanjang hari jika tidak menghiraukan.
  "gue kesel banget sama tuh curut dua, dari tadi bikin kembarannya Lalalisa esmosi, percuma dong dari tadi pagi gue benerin rambut, luluran, spa supaya terlihat cantik disekolah, eh malah lobang idung gue difoto sama Alan, manapula si Lana kkut ikut bully incess juga, kan incess jadi marah" cerocos Luna panjang lebar, sementara Rani dan Lea hanya melongo dengan kecepatan berbicara Luna yang seprti tidak bernafas.

"Lun?"
"hmm?"
"Lo nggak kangen kita? baru juga masuk sekolah lun," tanya Lea prihatin dengan sikap Luna yang kadang pelupa seperti nenek nenek.

Luna seakan tersadar satu hal.

"OMEGA PAKE TE, YAAMPUUN GUEE LUPA, GUE KANGEN BANGET SAMA KALIAN TAUU, KANGEN RANI YANG TIDUR SAMPE NGILER DIMEJA, KANGEN LEA YANG SUKA MELETAKKAN UPILNYA DIBAWAH MEJA, APA KABAR KALIAN, LIBURAN KEMANA AJA NIH?", heboh Luna, membuat Rani dan Lea menutup mukanya malu.

"ya gini nih, kalau pas lahir bukannya diadzanin malah di setelin lagu dangdut",

"manapula buka aib kita bangsret", keluh Rani frustasi dengan mulut bocor Luna.

"eh kok kalian pada diem? gue salah ngomong ya?" tanya Luna polos.

Lagi lagi membuat Rani ataupun Lea ingin membenturkan kepalanya.

"untung sahabat".

langsung sama bab 1 yaa
Mohon maaf bila tidak berkenan dihati kalian..
Salam sayang
Yousenja 😘😘

ALLUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang