Bab 5

29 3 3
                                    

Suara detik jam dibalut guyuran hujan menimpa genting. Luruh merambat ke pipa pipa kemudian jatuh, menyatu ke perut bumi.

Ada tempias hujan yang merembet di kaca jendela Alan.

Desau angin menghembuskan rinai hujan ke segala arah, menghembuskan juga ke dalam hati pemuda yang sejak tadi enggan mengalihkan perhatian dari tirai hujan yang semakin merapat.

Setiap airnya yang menciprat kaca jendelanya, semakin membuat angannya mengembara.

Tentang Ia dan Lana

Tentang Aluna.

Ingat Alan, Luna adalah sahabatmu, selamanya tak akan berubah.

Alan meremas rambutnya kuat, lantas menatap lagi rinai hujan yang semakin deras, deraiannya semakin banyak dan semakin membuat Alan susah bernafas.

Aluna, kalo sudah begini, lo masih mau sahabatan sama gue?

****

"Ah, sial! sepatu mahal gue jadi kotor kan!, dasar kubangan bodoh!, udah tau trotoar tempatnya orang jalan kaki, lo malah nangkring adem disitu, kecipratan kan gue!"

Sejak pagi, seorang Lana sudah mengomel lantaran sepatunya terkena cipratan air oleh pengendara lain.

sejak tadi juga, Lana menyalahkan Alan dan Luna karena sudah mengajaknya menaiki sepeda kayuh.

"Maafin kita lah Na, kan kita juga gak tau kalo sepatu lo bakalan kena air kobokan" Ucap Luna menyesal.

"Iya iya, gue udah maafin kalian berdua, tapi permintaan maaf kalean gak bakal mengembalikan sepatu mahal gue!"

Luna menatap Alan, berharap ada jalan tengah.

Alan mengangkat bahu, tak peduli.

"Lo mau apa?" Tanya Luna malas.

Lana tampak berpikir sebentar, tiba tiba bibirnya mengeluarkan senyuman kecil.

"Lo harus ikut gue hari minggu besok"

"Oke, gue sama Alan bakal---"

"Nggak sama Alan, Lo aja" Potong Lana.

Alan melirik kesal, namun masih berpura pura tidak peduli.

"Kok gitu sih Na, ya gak seru dong!" Wajah Luna tertekuk kesal.

"Kalo gitu gue gak mau maafin"

Alan semakin jengah.

Luna tampak berpikir sambil memandang Alan.

Yang dipandang hanya mengangkat alisnya.

"Lan, lo gapa--"

"Bodo!" Alan memotong ketus, meninggalkan mereka.

Luna diam menatap kepergian Alan dengan pikiran berkecamuk. Ia menghela napas pelan.

"Udah biarin si Alan, dia lagi PMS" Lana berkata sekenanya, membuat Luna kesal.

"Dasar Lana bego!" Gerutunya.

ALLUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang