Kini Daniel, Seongwu, Seulgi, dan Mina sedang nongkrong di Tempo Gelato. Padahal Seongwu juga udah sering kesana kalo lagi di Jogja. Tapi ya tetep aja ga pernah bosen cicipin gelato disitu.
Seperti saat di asrama, Seulgi dan Mina sedang sibuk sendiri. Cekrak cekrek bersama, cekrak cekrek gelato nya padahal udah mulai cair. Hmm
"Gimana ujian kamu?" Sejak pesanan mereka datang, Daniel tak mengalihkan perhatiannya dari Seongwu yang sedang menikmati gelato rasa mocca dan matcha nya.
"Eung... Biasa aja. Ya kaya ujian pada umumnya." Seongwu menjawab dengan bibir mengerucut.
"Kalo biasa aja, kok pecuca-pecucu gitu." Daniel terkekeh, tangannya terulur untuk mengusap sudut bibir Seongwu yang terdapat sisa gelato.
Tanpa mempedulikan apa yang baru saja Daniel lakukan-tapi wajahnya memerah-Seongwu membalas, "ih tapi temenku tai semua. Masa adek dicontekin terus, udah tau adek bego."
"Hush mulutnya! Cah ayu ora inthuk ngomong saru." (Orang cantik ga boleh ngomong kasar)
Daniel menyentil dahi Seongwu sampai memerah."Aduh! Ih mas sakit tawuu." Seongwu merengut sambil mengusap dahinya yang memerah.
"Ya kamu juga ada-ada aja. Inget loh ucapan adalah doa, nanti kamu bego beneran tau rasa. Terus kamu kasih contekan ga?"
"Kasih kok. Tapi adek kasih jawaban yang salah. Enak aja minta jawaban ke adek seenaknya, adek kalo minta contekan ke temen aja temennya auto budeg (tuli)."
Jangan tanya Seulgi sama Mina kemana. Mereka udah ngacir nyari spot foto yang bagus buat feed instagarem mereka. Jadilah dua batang beda posisi ini duduk berdua.
"Bener juga sih. Tapi besok-besok gausah ladenin lagi, pura-pura budeg aja kaya temen-temen kamu." Daniel mematikan telepon pintarnya yang sejak tadi luar biasa berisiknya, lah wong ditelponin mulu.
"Mas kok hp nya dimatiin?" Tanya Seongwu bingung.
"Gapapa. Gasuka aja mas lagi kangen-kangenan sama kamu malah diganggu." Daniel kembali memusatkan perhatiannya pada lelaki manis disampingnya.
"T-tapi itu pacarnya mas kan?" Seongwu bertanya hati-hati.
Daniel menghela napas. Jengkel dia tuh mau jelasin tapi nanti yang ada Seongwunya malah nyuruh dia tetep pacaran sama Sejeong.
"Dek... Kalo misal nanti mas nyakitin kamu, tegur mas ya." Daniel menatap mata Seongwu dalam.
Seongwu tertegun. Ini mas Dimasnya kenapa deh? Kok aneh gitu.
"Iya mas. Kalo adek nakal, tegur adek juga ya." Seongwu balas menatap mata Daniel.
(Ini kelen kenapa deh jadi tegur-teguran kaya gini? Bingung kembaran Kang Mina Gugudan tuh.)
"Dek mau kemana lagi? Mumpung masih siang nih." Seulgi datang sambil melihat hasil jepretan Mina di SLR nya.
"Keluar dulu deh. Nanti rembuk (diskusi) di mobil." Daniel beranjak sambil memainkan squishy yang menjadi gantungan kunci mobil kakaknya.
Mobil kuning itu meninggalkan pelataran parkir Tempo, menyusuri teriknya matahari di jalan Jogja.
Karena tak kunjung menemukan kesepakatan, akhirnya mereka hanya muter-muter menghabiskan bensin Bumblebee dan tergantung kemana tangan Daniel memutar stir.
"Ini serius mau kemana? Capek ini tangan pangeran muter stir mulu." Daniel bertanya tanpa mengalihkan perhatian dari jalan.
"Pangeran kodok kali ah, ke Malioboro aja deh cari barang murah. Kakak mau cari kaos, terus nanti foto-foto disana. Heheh." Seulgi terkekeh karena Daniel menatapnya dari spion tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUE] One Love | OngNiel
FanfictionBercerita tentang Faris Seongwu Alkafaizani yang menyukai Adimas Daniel Melviano sejak kecil hingga dewasa "Kita baru aja bersama, kenapa sekarang mas mau ninggalin adek?" -Seongwu "Tunggu mas ya, dek. Mas janji bakal minta izin sama papa untuk jadi...