Prolouge

111 15 4
                                    

Hai kenalin nama gua Raysheva Aiza Khumaira Pradipta. Gua biasa di panggil Sheva atau Ray untuk orang terdekat gua. Dan gua sekolah di Sma Dharmawangsa, kelas 11 Ips 2.

--
Hari ini gua bangun tepat pukul 04:00, seperti biasanya. Kalo kalian kira gua kayak anak anak lain yang bangun nya selalu kesiangan, kalian salah besar. Karna dari gua kelas 9 Smp gua udah belajar mandiri dan gak mau bergantungan kepada bibi atau mamang gua di rumah.

Seperti yang kalian baca secara singkat, gua di asingkan oleh ayah gua sendiri. Maka dari itu gua harus belajar hidup mandiri. Kalo kalian nanya gua rasanya gimana di asingkan itu, gua cuman bisa bilang, rasanya tuh udah ga bisa di ungkapin sama kata kata. Ngerti kan?

"Hallo bi." Sapa gua, kepada bi Siti yang sedang memakai mukena. Bi Siti hanya menjawab dengan senyum tipisnya.

"Yuk, mang mulai aja shalat nya." Utus gua yang sudah memakai mukena.

"Okray neng." Jawab mang Diman.

Shalat pun dilaukan dengan khusyuk dan tenang. Yang di akhiri oleh Salam mang Diman sebagai imam.

"Assalamualaikum warahmatullah." Ucap mang Diman, saat mengakhiri shalat yang di imami nya.

"Assalamualaikum warahmautullah." Ucap gua, berbarengan dengan bi Siti.

Memang ini adalah acara rutinitas gua bersama bi Siti dan mang Diman. Dimana kita pasti Shalat berjamaah ketika Waktu shubuh.

Dan ngomong-ngomong soal bi Siti dan mang Diman. Mereka adalah art gua tepatnya. Tapi gua udah menganggap mereka sebagai orang tua gua sendiri.

"Mang, Ray bawa motor aja yak. Mang Diman di rumah aja jagain bi Siti." Ucap gua, seraya memakai sepatu sekolah.

"Ray berangkat ya." Lanjut gua, yang sudah siap dengan perlengkapan sekolah gua, kecuali rok sekolah. Karna gua memakai motor dan harus memakai celana levis terlebih dahulu.

"Hati hati non." Sahut mereka, bersama.

Setelah berpamitan gua pun segera berangkat ke sekolah dengan motor ninja hitam kesayangan gua.

Sesampainya di sekolah, gua pun bergegas mengganti celana levis dengan rok sekolah gua. Dan pergi ke kelas.

"Morning, Shev." Sapa Risha.

"Morning." Jawab gua seadanya.

"Oi Shev, ntar malem ada balapan. Kuy ga?" Ajak Risha.

"Balapan apaan?" Tanya gua.

"Biasa lah. Hadiahnya mayan, 30 juta juara 1." Lanjutnya.

"Gaskeun gan." Jawab gua.

"Hello gays, good pagi selamat morning all." Teriak juanita, yang tiba tiba masuk kelas.

"Bacot lu kecilin si." Sewot Aleta, yang berada di sampingnya.

"Yauda si. Emang kalo suara gua kayak gini kenapa?" Balas juanita, makin sewot.

"Ck, kalian bacot ah." Sahut Najwa menengahi.

"Pagi pagi aja udah ribut." Ucap gua, ketika mereka gabung bersama gua.

"Bodo amaaat." Sahut Najwa, yang di buat nada.

"Kinthil." Ucap gua lagi.

"Kalian ntar malem bisa ikut?" Tanya gua. Kepada mereka kecuali Risha.

"Kemane?" Tanya Aleta, balik.

"Neraka." Celetuk juanita, seenak jidat.

"Shembarangan." Sahut gua, sambil menoyor kepalanya.

"Balapan." Lanjut gua, lagi.

"Askui lah." Jawab Juanita dan Aleta, tetapi tidak dengan Najwa.

"Askui ngapain kalian?" Tanya Najwa, yang emang telminya keterlaluan.

"Ngeliatin nyamuk kawin." Jawab Risha, asal.

"Oooooo, emang nyamuk kawin kayak gimana?" Tanya nya lagi.

"JUENG." Kesal gua dan Juanita.

"Apa?" Sahutnya, dengan tampang tak berdosanya.

"Au ah." Jawab gua dkk yang memang kesal kepada Najwa. Ya memang Najwa Anazila Putri atau di sapa Najwa itu, memiliki nama panggilan tersendiri ketika bersama sahabat sahabatnya yaitu 'JUENG'. Sangat tidak elit bukan?

"Lha? Emang gua kenapa?" Tanyanya pada diri sendiri, sambil menggaruk tengkuknya.

"KRING KRIIIIING" bel masuk pun berbunyi.

"Dah sana sana bel penderitaan sudah berbunyi." Usir gua kepada mereka.

"Bel penderitan? Perasaan bel masuk deh Shev." Sahut Najwa. Tetapi pertanyaan nya tersebut tidak di hiraukan oleh gua dan teman teman gua.

"Lha? Nanya padahal gua. Salah juga?" Tanyanya bingung.

"ASSALAMUALAIKUM ANAK ANAK." Ucap pak Bayu lantang, ketika memasuki kelas.

"Walaikumsalam" jawab anak anak, termasuk gua.

"Ya, hari ini bapak akan buka lembaran baru atau lebih tepatnya materi baru." Ucap pak Bayu. Yang duduk di kursi guru.

"Ciee buka lembaran baru cieee. Udah move on ama janda ye pak. Makanya buka lembaran baru." Celetuk diki, yang memang doyan menyeletuki guru, apalagi di pelajaran Pak Bayu ini.

"HAHAHAHAHA." Anak anak kelas gua pada terbahak ketika mendengar celetukan yang diki berikan kepada pak Bayu.

"Hih kamu ini, inget nya sama janda mulu." Ucap pak Bayu. "Sama kayak saya." Lanjutnya, yang membuat seisi kelas tertawa.

Dan pelajaran sejarah yang di ajar oleh pak Bayu pun berlangsung dengan tenang. Namun sesekali, celetukan yang diki lontarkan membuat seisi kelas tertawa.

"KRINGGGG KRINGG." Bel istirahat berbunyi.

"Yak bapak sudahi pelajaran bapak sampai sini. Assalamualaikum." Ucap pak Bayu.

"Kuy ah ngantin." Ucap Juanita.

"Yu hayuk kantin yuk." Ucap gua, yang menirukan anak kecil yang sedang viral di sosmed.

Setibanya di kantin. Gua dan sahabat sahabat gua pun memilih bangku yang berada paling pojok.

"Sha, pesen sha." Ucap Aleta.

"Oke. Kalian mau pesen apa?" Tanya Risha.

"Samain wae lah." Jawab gua, yang mewakili teman teman gua.

"Oke."

"Ntar balapannya jamber Shev?" Tanya Aleta.

"Belum tau, Risha belom ngasih tau gua soalnya."

"Ouh." Jawabnya.

"Jueng diem aja Jueng." Celetuk juanita, yang memang doyan menjahili Najwa.

"Tau diem aja. Lagi naber ya lu." Sahut Aleta.

Najwa pun menggeleng dan menjawab "Gua masi mikir, nyamuk kalo kawin gimana." Sahutnya.

Gua, Juanita, Aleta pun saling pandang dan "HAHAHAHAHAHANJING." Gua, Juanita, dan Aleta pun di buat terbahak oleh jawaban yang di berikan oleh Najwa.

"Kan diem salah, nyaut salah." Ucap Najwa frustasi.

Gua, Juanita, dan Aleta pun menggebrak meja bersamaan.

"KAN EMANG LU NYA YANG TELMIII JUUEENG."

💣💣💣

Author note 📝

HELLO GAYS .. Em kambek. SORRY, buat cerita kemaren yang di apus, dan gantinya adalah cerita yang sekarang aku tulis yaw. SO DON'T FORGET TO VOTE + COMMENT AND FOLLOW AKUN AUTHORNYA YE.

ENJOY GAYS.






Deep WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang