"Gapapa nih kita turunin di supermarket?" Tanya Juanita.
"Sans udah."
"Kita temenin aja lah Ray." Ucap Aleta.
"Gausah, ini udah malem ntar orang tua kalian khawatir."
"Yaudah deh, kita ngalah. Kita pulang ya Ray." Mewakili teman temannya.
"Babay Ray." Ucap Najwa, membuka jendela mobil.
"Bay, kalian hati hati!" Sambil tersenyum.
Setelah ke4 sahabatnya pergi Sheva baru tersadar. Tangannya sedang terluka bahkan baru saja ia pulang dari rumah sakit untuk membersihkan luka yang tadi terkena paku.
"Duh anjir, gua lupa lagi, tangan gua kan kayak gini masa mau bawa belanjaan." Gumamnya.
"Lanjut lah."
Saat Sheva sedang memilih snack, ia terkejut kala melihat orang yang menepuk pundaknya.
"Mmmm, hay." Ucap orang tadi.
Sheva pun tertegun mendegar suara yang sangat familyar di telingannya.
"Hai." Ucapnya kembali, sambil melambaikan tangannya di depan wajah Sheva. Sheva yang tersadar pun segera membalas sapaan tersebut dengan acuh.
"Hai." Sambil mengambil snack yang ia inginkan.
"Sini gua bantu, dari tadi gua liatin lu kesusahan bawa kranjangnya."
"Ga usah, ngerepotin lu nantinya."
"Gapapa udah." Mengangkat kranjang Sheva.
"Yaudah deh." Pasrahnya, sambil berjalan ke arah kasir.
"Ini udah?" Tanya nya.
"Udah, ini gua mau bayar. Tolong taruhin ya."
"Oke." Menaruh keranjang belanjaan Sheva.
Setelah membayar ke kasir Sheva pun keluar bersama cowo tadi yang membantunya membawakan belanjaannya.
"Duh, mang Diman kemana sih?" Gerutunya pelan.
"Kenapa?"
"Eh, gapapa. Ini supir gua gak di angkat telponnya."
"Bareng ama gua aja." Ajak cowo tadi.
"Gak usah."
"Sayangnya gua gak nerima penolakan." Ucapnya, sambil berjalan ke arah di mana motornya terparkir.
"Eh btw, nama lu siapa?"
"Penting ya?" Tanya Sheva ketus. Karna ia sangat kesal kepada orang yang belum ia kenal, menanyakan namanya ataupun hal lainnya.
Lelaki itu pun terkekeh pelan. "Penting dong."
"Nama panjang atau panggilan?"
"Dua dua nya." Jawabnya sambil mengambil kunci motor yang ada di kantongnya.
"Oke, nama gua Raysheva aiza Khumaira Pradipta, temen temen gua sering manggil gua Sheva." Jawabnya panjang lebar.
"Deg."
"Ya tuhan jadi bener?"
"Kalo nama lu?" Tanya Sheva, yang juga ingin tahu nama lelaki yang ada di hadapannya ini.
Tiba tiba lelaki itu menjatuhkan belanjaan yang ia pegang dan memeluk Sheva sangat erat. Sheva yang terkejut atas pelukan itu pun hampir terjungkang karna tidak siap.
"HEH, LU APA APAAN SIH, MAEN PELUK PELUK ORANG BAE." Teriak Sheva, mendorong tubuh lelaki itu. Tetapi usahanya sangat gagal karna tenaga lelaki itu jauh lebih kuat darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Wound
Fiksi RemajaRasanya di rendahin temen itu? Sakit? pasti. Down? Jelas. Apalagi rasanya di asingkan oleh ayah sendiri? Sakitnya udah ga bisa di ucapin sama kata kata cuy. Tapi semua rasa sakit itu, ia simpan rapat rapat di dalam hatinya...