Malam ini, tepatnya pada pukul 19:30 WIB. Sheva datang untuk menghadiri Balapan, di temani oleh kurcaci kurcacinya, yaitu Juanita, Aleta, Najwa, Dan Risha.
"Ray cemungud ye, menang traktir kita kita. Oke" ucap Juanita, seraya memamerkan cengiran khasnya.
"Yeh kutu onta pikirannya traktir mulu." Sahut Aleta.
"Udah udah. Udah mau di mulai. Bye." Ucap gua, seraya meninggalkan ke4 sahabat gua untuk menuju garis start.
"AYO, SHEVA LU PASTI MENANG." Teriak Aleta.
"Aleta jangan teriak teriak berisik tau, kuping gua ntar belekan." Sahut Najwa.
"Bodo amat bazengg." Jengah Juanita.
"Tu tu tu udah mau mulai." Lanjutnya.
"Ayo ayo ayo ayo ayo." Suara teriakan penonton pun terdengar riuh di samping arena balap.
"Satu."
"Dua."
"Tiga.
Ucap perempuan yang memegang bendera start.
Suara bising bising motor pun mulai tak terdengar karna sudah menjauh dari garis start.
Sheva pun yang berada di posisi ke dua, segera memutar gas motor sampai habis untuk mendapatkan kecepatan maksimal.
Dan ya, ia berhasil mendapatkan urutan pertama saat ini. Namun tak berselang lama body samping motor Sheva seperti ada yang menendang yang menyebabkan Sheva gagal fokus dan oleng.
Damn!
Sheva yang berusaha menyeimbangkan motornya pun menggeram kesal karna ia mendapat kecurangan di arena balap ini.
Sheva tidak terima ini!
Dan lagi lagi Sheva memutar gas motornya sampai habis untuk mendapatkan urutan pertama seperti semula. Ketika Sheva melewati motor yang tadi menendangnya, ia hanya melirik plat motor tersebut, lalu menancapkan gas motornya dengan kecepatan penuh.
Saat Sheva melihat garis finish dan bendera berwarna hitam putih di depan, ia semakin menambah kecepatan motor yang di naikinya.
DAN... ya!! Sheva berhasil menjadi orang pertama yang mencapai garis finish. Tetapi ada seseorang yang sengaja menyerempet body belakang motor Sheva sehingga ia terjatuh menabrak pagar pembatas dan terseret hingga 100 meter dari garis finish.
"RAY." Teriak sahabat sahabat Sheva.
"Shit." Umpatnya.
Sheva pun segera melepaskan stang motor dari genggamannya.
Juanita, Najwa, Aleta, dan Risha berlari memasuki arena balap dan menghampiri sahabatnya yang sedang telentang sambil memegang lengan sebelah kirinya.
"Akkkhhh." Lirih Sheva.
"Ray, tahan Ray." Panik Aleta.
Najwa pun berlari menghampiri petugas medis untuk segera menangani sahabatya itu. Diangkatnya tubuh Sheva ke tenda yang berada di luar arena memakai tandu yang di bawa oleh petugas.
Juanita, dan Risha pun menghampiri orang yang tadi menendang motor sahabatnya itu.
"Weh." Panggil Juanita, sambil mendorong kencang bahu orang tadi.
"Eh brengsek." Kesal Risha.
Orang yang tadi di panggil oleh Juanita, dan Risha pun melepaskan helmnya dan menoleh ke arah mereka.
"Oh god! Ternyata dia laki laki." Batin Juanita berkata.
"Ohhh jadi laki laki yang udah nyelakain sahabat gua." Sindir Risha. Yang di sindir pun hanya menatap mereka dengan tatapan datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Wound
Teen FictionRasanya di rendahin temen itu? Sakit? pasti. Down? Jelas. Apalagi rasanya di asingkan oleh ayah sendiri? Sakitnya udah ga bisa di ucapin sama kata kata cuy. Tapi semua rasa sakit itu, ia simpan rapat rapat di dalam hatinya...