2. Strong

55 10 3
                                    

"Yaila, kan udah pernah gua bilang, mau sesakit apapun rasanya, tergantung gimana kita nyikapinnya."
-Ray

Setelah diperiksa kembali oleh dokter. Sheva tetap kekeuh memilih untuk pulang dari pada menginap di rumah sakit.

"Ray lu mah keras kepala." Kesal Risha.

"Tau ni kepala batu! mending lu di rawat dulu lah, biar perkembangan kesembuhan lu ke kontrol ama dokter." Sahut Aleta.

"HoOh. Dengerin tuh apa kata mama Aleta." Ucap Najwa, seraya mengangguk nganggukan kepalanya.

"Si Sheva, si Sheva. Jangan keras kepala, dibilangin yang baek. Jangan keras kepala." Nyanyi Juanita, yang mengganti lirik lagu tayo tersebut.

"JANGAN NYANYI!" Teriak semuanya. Kecuali Aleta yang hanya tertawa kecil melihat kelakuan sahabatnya tersebut.

"Kenapa coba?" Sahut Juanita, sewot.

"Aura aura nyanyi lu negatif." Jawab Risha.

"Suara lu jelek." Lanjut Sheva.

"Lu bau." Sambung Najwa.

"Dan yang terakhir, mulut lu bau neraka." Sahut Aleta pedas, yang ikut menistakan Juanita.

Juanita yang kesal pun membuang napas dari mulut di depan muka sahabat sahabatnya.
"HAAAH."

"Enak gak bau neraka nya?" Tanya Juanita, dengan watados nya.

"JOROK JUA." Kesal mereka semua. Juanita pun hanya memamerkan gigi putihnya.

"Gini nih akibatnya lu giveaway IQ." Kesal Aleta.

"Dih suka suka gua dong. Emangnya kenapa?!" Jawabnya sewot.

"Tambah idiot." Celetuk Risha.

"Yalah orang IQ nya sisa -3. Lagian sok sok an Pake giveaway IQ segala, udah tau IQ nya minus banyak." Sahut Najwa, sambil tertawa meledek Juanita.

"Dih sirik aja lu, plastik bekasan." Jawab Juanita, sewot. "Orang sirik biasanya sih gak mampu." Lanjutnya sedikit menyindir.

"Dih siapa juga yang mau punya IQ kayak lu." Ledek Najwa.

"Emang IQ lu berapa Jueng?" Tanya Sheva.

"-6." Jawabnya tanpa dosa.

"BODO AMAD MALIHHH" Kesal mereka semua.

"Pegangin gua, pegangin." Ucap Sheva, sambil menarik narik dirinya sendiri.

Aleta yang melihat tingkah laku Sheva, hanya tertawa. Sebab di kondisi seperti ini, ia bisa bisa bertingkah laku seperti itu.

Najwa yang linglung sendiri akibat perbuatannya pun hanya memamerkan cengiran khasnya.
"Hehehe iya juga yak? Kok gua bego yah?" Tanya nya.

"Terus kalo lu bego, salahin gua?" Jawab Sheva.

"Salahin temen temen gua?" Lanjut Risha.

"Salahin buyut gua?" Sambung Aleta.

"Salahin tayo gua?" Sambung Juanita, ngawur.

"Ummm pertanyaan terakhir menarik." Ucap Najwa, sambil mengetuk ngetukan jarinya di dagu.

"Udah lu diem si Jueng, gua jejelin kolornya diki, baru tau rasa lu." Kesal Aleta.

"Gua diem? Ditanyain kenapa. Gua gak bisa diem? Di suru diem. Maunya apa coba." Gerutu Najwa.

Risha yang tidak enak hati melihat keadaan Sheva seperti ini hanya meringis, seraya mengingat ia yang menganjurkan Sheva untuk mengikuti balapan tersebut.

Deep WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang