09

493 48 4
                                    

Bam!!

Sebuah ledakan terdengar lagi. Kantin itu benar-benar hancur saat ini. Namjoon juga terlihat menjambak rambutnya frustasi. Setidaknya jangan merusak fasilitas sekolah.

Tapi entah kenapa, sekolah itu terlihat sepi sekarang. Tidak ada siswa yang tertarik pada ledakan yang cukup besar itu. Ataupun karyawan seperti OB dan pelayan kantin.

Masih belum ada apa-apa yang muncul dari kepulan asap itu.

Dengan panik hoseok melirik ke kiri dan ke kanan.

Di kiri mereka, ada lapangan besar, dan di kanan mereka, ada taman yang cukup besar, tempat dimana para murid bisa bersantai, sambil belajar atau bermain skate board dan sebagainya. Dan satu hal lagi yang menguntungkan adalah, disana tempat sumber air terbanyak di sekolah ini setelah kamar mandi sekolah. Ada kolam ikan yang cukup besar, dan tempat pengambilan air minum yang tersebar di penjuru taman.

"Namjoon. Siram ledakan disana dengan air kolam itu!" Serunya yang membuat namjoon seketika menoleh.

"Tapi aku belum pernah mengendalikan air sebanyak itu!"

"Kalau begitu sekarang cobalah."

Namjoon menggigit bibir bawahnya. Dia menoleh dan menatap ragu pada kolam ikan di sisi kanan nya.

Bam!

Satu ledakan terdengar lagi. Membuat namjoon semakin ketakutan dan ragu secara bersamaan.

Perlahan, dia mengulurkan tangan nya yang bergetar pada kolam ikan disana. Telapak tangan nya terbuka lebar.

Matanya dia paksa untuk terus terbuka. Terlihat sekali dia ketakutan dengan pundaknya yang mengangkat.

Sementara air kolam disana mulai bereaksi. Reaksinya seperti air mendidih yang berada di dalam panci panas. Meletup-letup seperti tangan namjoon yang bergetar.

"Tenangkan tangan mu!" Seru hoseok di belakang nya. Dan yang lain hanya menatapnya penuh harap.

Tapi tangan namjoon masih bergetar. Bahkan matanya kini hampir tertutup rapat.

Sampai hoseok berseru sekali lagi. "Kim namjoon!!"

Namjoon berteriak, melampiaskan ketakutan nya pada suaranya. Bersamaan dengan itu. Air kolam disana terangkat ke atas seperti seseorang baru saja meloncat dari dalam air. Dan bergerak menuju kepulan asap di depan mereka saat namjoon menggerakkan tangan nya.

Kepulan asap itu hilang. Sambil sedikit membungkuk dan terengah, namjoon menatap kekosongan di depan sana begitu juga dengan teman-teman nya.

Dia bangkit. Di usap nya keringat yang membasahi kening nya. Lalu menoleh pada hoseok.

"Sekarang apa lagi?"

Belum sempat hoseok menjawab, tiba-tiba sesuatu melesat diantara pundaknya dan jimin. Seperti peluru, tapi tidak terlihat. Jimin menoleh seketika dengan mata melebar. Tangan kanan nya masih setia melindungi Naeun.

Hoseok dan jimin saling menatap dengan mata membulat.

"Ini bukan main-main." Gumam seokjin.

Lalu dia berlari kedepan secepat mungkin. Memberanikan dirinya untuk mengejar siapapun itu yang menyerang mereka.

"Seokjin hyung!!"

Seokjin tidak terusik. Dia terus berlari. Dengan peluru beruntun yang mengarah padanya tapi berhasil dia hindari.

Di depan sana ada satu pohon, setelahnya gedung sekolah yang kemungkinan pelaku nya ada disana melakukan penembakan melalui jendela salah satu kelas.

Inside Of Us "Something We Never See"  [ slow update 🙏 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang