~¤4¤~Harapan

2 2 0
                                    

Tidak benci tapi tidak bisa memaafkan, jika begitu apa bedanya. Menanggung kesalahan yang tidak pasti, bahkan tidak di mengerti. Tapi sepertinya semuanya sudah berakhir, membeku dan tidak bisa mencair.
.

"Haduh puyeng gue, mana ada PR lagi, gimana guysss gue gak ngerti?" keluh Cino sambil menatap bukunya sedih. Wanita ini benar benar lamban dalam masalah hitung menghitung, lebih lebih lagi matematika yang tidak ada henti hentinya mecari X dan Y, benar benar memusingkan.

Benar benar luar biasa bukan. Baru saja dua hari bersekolah, Dua dua harinya ada pelajaran Matematika, benar benar sambutan yang tidak ditunggu.

"Gimana kalau kita kerja kelompok!" Usul Lida.

Seketika Cino sumbringah."Iya gue setuju!!"

"Lagu lama lo pada," Tuding Nana sebari memutar bola mata malas. Sudah kebiasaan teman temannya jika tidak bisa mengerjakan PR maka mengajak Nana kerja kelompok. Bukannya tidak bisa sih, tapi rasa malas mereka memperhatikan guru yang sedang menerangkan di atas segalanya.

"Hehehe... mau ya, sebari ajarin kita"Bujuk Lida

"Oke."

~¤¤~

"Ini apa sih kok bisa jadi -5?" Tanya Cino sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. Beginilah dia, kalau sudah pusing maka kepalanya yang jadi korban, di garuk tidak jelas padahal tidak gatal sama sekali.

Ajakan tadi akhirnya terlaksana, sekarang mereka tengah berkutat dengan buku tebal yang berisi rumus rumus tidak di mengerti, bagi yang belum ngerti hehehe....

"Ini di pindahin Bambang." Jelas Nana sembari menekankan suaranya pada kalimat Bambang. Cino heran pada Nana akhir akhir ini selalu mengganti nama orang menjadi Bambang, apa mungkin dia sedang jatuh Cinta pada orang yang bernama Bambang?, hingga terus mengingat Nama itu?.

"Di pindahin kemana?" Gerutuknya lagi, sembari menggaruk kepalanya lebih keras.

"Kelangit ketujuh puassss," Ucap Lida asal, dia ini benar benar cocok di sebut wanita perusak Mood. benar benar makan hati.

"Eh eh liat Siapa tu?" Sekarang giliran Dee yang teriak teriak tidak jelas, seperti orang gila yang baru keluar dari RSJ.

"Apa sih?" Mereka bertiga mengikuti arah pandang Dee yang jatuh pada laki laki tinggi, yang tengah mengendarai motor Matic dengan seragam yang rapih, sepertinya baru pulang sekolah. Membuat mereka semua terperangah kagum dengan ketampanan yang hakiki, sungguh Nikmat Ciptaanmu ini ya Allah.

"Oh si Rafik," Celetuk Lida.

"Lo kenal Da?" Tanya Dee merasa heran. Pasalnya Lida jarang sekali dekat dengan laki laki, bagaimana dia bisa tau tentang laki laki itu?.

"Kenal lah orang dia tetangga Nana, dan gue paling sering main kesini." Dee dan Cino hanya bisa ber 'oh' ria, tidak disangka Cowok tampan yang kayak Dilan tadi adalah Tetangga Nana, benar benar kesempatan emas buat Dee.

"Tapi saran gue Ni yah, jangan deketin dia kalau lo masih sayang sama hati lo," Lanjut Lida.

"Maksudnya?" tanya Dee tidak mengerti.

"Suara gue mahal jadi gak bisa di ulang." Hanya satu kata yang bisa mendeskripsikan omongan Lida tadi, Songong. Sungguh Dee tidak mengerti dan dia tidak mau mati penasaran karna itu.

SerangkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang