05

302 31 0
                                    

Mungkin Joshua tidak memikirkan perkataanku terlalu berlebihan. Ia bersikap seperti biasanya seolah perkataanku malam itu hanya angin lalu.

Saat berkata begitupun ia tak bertanya apapun. Hanya menatapku sesaat dan kembali fokus kedalam perkejaannya memeriksa laporan keuangan perusahaan sang papa.

Ia juga tak canggung tidur di sampingku sementara aku butuh melamun selama beberapa jam baru bisa tidur.

Hal itu membuatku kurang tidur dan hampir ketiduran kalau tak di senggol Hansol yang dalam kelas fisika ini satu bangku denganku karena kami satu kelompok sampai semester akhir.

"Jangan tidur Seul. Aku nggak mau ya poinku berkurang."

"Iya," kataku lesu.

Hansol memberiku permen. "Obat tak ngantuk." Katanya tanpa suara membuatku tersenyum, "Gomawo."

Hansol balas tersenyum dan lalu spidol Kwang saem melesat ke keningnya membuat Hansol mengaduh sakit.

"Keluar kalian!! Sudah kuberitahu bukan peraturannya jangan mengobrol di kelasku."

Kami mengangguk dan dengan cepat keluar kelas. Aku menoleh berpikir akan mendapati wajah cemerut Hansol yang terkenal rajin itu tapi malah terkekeh kecil.

"Wow," katanya. "Tadi menakjubkan." Aku masih mengernyit tak mengerti. "Ini kali pertama aku di marahi guru dan rasanya ko nyenengin." Jelasnya yang membuatku ketawa kejer.

"Kwang saem!!" Pekikku segera menarik Hansol berlari menjauhi Kwang saem yang sepertinya terganggu oleh tawa kami yang menggelegar.

Kami terus berlari sampai berpapasan dengan Joshua bersama geng elitnya yang semuanya masuk menjadi anggota osis dan memiliki prestasi akademik dan non akademik yang menakjubkan.

Anggotanya terdiri dari Mingyu, Wonwoo, Seungcheol, Jeonghan, Seungkwan, Jun, Minghao, Dino, Hoshi, Woozi.

Tunggu. Ada yang kurang. Aku menoleh dan menyadari Hansol termasuk anggota mereka juga tapi ada di samping aku dengan tangannya aku genggam.

Joshua berdehem yang ntah kenapa reflek aku lepasin genggaman aku sama Hansol.

"Kalian kenapa lari-lari kaya di kejar hantu?" ~Seungkwan

"Bukan hyung, mereka terlihat senang buat di kejar hantu." ~Dino

"Seperti india-indian ya." ~Wonwoo

"Nggak. Kita tadi di kejar Kwang saem." Jelas Hansol terus menjelaskan kejadian di dalam kelas dan luar kelas tadi.

"Tuh makanya Shua jangan bikin Seulbi begadang terus." ~Jeonghan

"Iya lu nafsu amat. Tahan broh. Gimana kalau bini lu hamil sebelum ujian nasional." ~Hoshi

"Hamil tinggal hamil kan dia istri aku." ~Joshua.

Masih ada aku loh disini -_-

"Udah ah sirik aja kalian. Makanya cepet-cepet punya istri dan tau tuh enaknya ena." Lanjut Joshua bikin semua anteknya dan aku sweetdrop.

Joshua narik aku menjauh dari mereka. Terus jalan bawa aku yang lagi ngawang.

Shua bawa aku ke atap gedung sekolah. "Shua nggak ada kelas?"

"Ada. Cuman Shin saem ada urusan mendadak."

Aku cuman mengangguk. Nggak tau lagi harus ngomong apa.

Lama kami saling diem cuman liat pemandangan langit dengan semilir angin bikin tubuh seger banget. Kan masih pagi kalau siang mentereng disini gosong lah aku ini.

Terus Shua beranjak ngambil sesuatu di belakang sana yang ternyata gitar yang ia sembunyiin.

Tuh kan. Dia itu terlihat perfect banget tapi ternyata masih aja ada sisi-sisi nakalnya ngelanggar peraturan gini.

"Kamu suka lagu apa?" Tanyanya bikin aku kaget karna panggil aku 'kamu' yang biasanya 'lo' itu.

Jadi mau aku kamu an nih?

"Habbit."

"Lagu ciptaan band kecil aku?" (Vocal line ya)

Aku mengangguk. Inget sekali lagu yang bikin hati meleleh yang band Shua nyanyikan di puncak acara pentas seni tahun kemarin.

Duh, geng mereka bener maruk sih. Segala bisa.

"Iya Shua. Aku kepengen denger lagi."

Shua pun mengangguk dan mulai menyanyi di iringi petikan gitarnya.

Kok nyesek lagi.

Aku cepet-cepet munggungin dia biar dia nggak liat aku nangis lagi.

Aku cuman nggak mau terlalu terlena dan bikin aku nggak mau mati. Aku nggak mau jatuh hati sama Shua.

Tapi Shua peluk aku dari belakang. "Kenapa nangis humm? Keinget Dikey?"

Aku menggeleng pelan. Bukan karna Dikey karna jahatnya aku nggak tau lagi jelasnya rasa aku itu apa sama Dikey.

Shua nggak ngomong apa-apa cuman tetep peluk aku dari belakang. "Kalau aku mulai suka sama kamu gimana?" []

1000 Days : Joshua HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang