04

285 31 1
                                    

Aku tanpa ragu langsung lemparin bantal ke kepalanya yang malah di sambut ketawa renyah Shua yang baru pertama kali ini aku denger.

Tawanya nggak menggelegar kaya tawa khas cowok kebanyakan. Tawanya lebih manis dan buat yang denger juga ikut senyum.

Eh loh kok gini sih.

"Shua gue serius!!"

"Gue juga serius, Hong Seulbi."

Blushhhh

Seketika wajahku ko panas banget.

"Kan lo istri gue. Ya pastilah anak gue lahir dari lo." Katanya yang emang ada benernya juga.

"Tapi gue masih belum siap." Tetiba aja jadi nyesek. Kan jadi inget aku punya penyakit yang bikin umur aku udah nggak lama lagi. Cukup punya suami aja. Aku nggak mau punya anak yang nanti bakal aku tinggalin. Aku nggak sanggup mati kalau gitu.

"Loh ko lo nangis? Iya deh iya nanti aja hamilnya." Katanya beranjak terus bawa aku ke pelukannya. "Maaf ya. Gue tadi cuman becanda. Gue cuman kepengen nggak canggung lagi sama lo."

Bukan itu Shua. Aku tau ko kamu becanda. Cuman aku jadi inget kalau hidup aku nggak lama lagi. Aku takut nantinya nggak mau mati. Nggak mau ninggalin kamu.

Aku jadi tambah nangis dan balas pelukan Shua yang ngelus punggung aku lembut.

Ko rasanya nyaman banget sih.

●●●●

Shua masakin ramen pedes sesuai dengan apa yang aku pengen buat penebusan dosanya yang katanya bikin aku nangis.

Ya aku terima ajalah kan lumayan makan ramen pedes buatan suami.

Sambil nonton film di TV nya yang nempel di dinding kamar. Sementara Joshua kayanya lagi sibuk ngerjain sesuatu yang mirip laporan keuangan gitu di laptopnya.

"Shua mau nggak?"

Shua ngangguk dan aku suapin dia yang kayanya suka juga ramen pedes.

"Itu apaan sih? Ko aku nggak belajar itu di kelas manapun." Kataku keceplosan pake kata aku yang biasanya gue ke dia itu.

"Ini laporan keuangan perusahaan papa. Hampir setahun ini aku yang periksa yang katanya buat aku pelan-pelan belajar mengenal perusahan papa yang bakal aku kelola nanti."

"Jadi kamu nggak kuliah? Langsung ngurus perusahaan papa kamu?"

"Aku kuliah ko tapi sambil kerja juga di perusahaan papa. Nah udah lulus kuliah baru aku yang ganti jabatan papa."

"Oh gitu ya. Enak banget."

"Ya kamu lebih enaklah punya suami sukses super kaya gini jadi nggak harus kerja. Diem aja di rumah ngurus anak-anak."

Anak-anak lagi.

"Emang kamu nggak mau cerai sama aku? Kan kamu sukanya Tyuzu bukan aku."

Joshua noleh dan sentil kening aku. Kebiasaan dia kalau kesel ke aku.

"Ya nggaklah Seul. Prinsip aku nikah itu cuman satu kali seumur hidup aku."

"Walau bukan sama orang yang kamu cintai?"

"Cinta juga bakal dateng seiring berjalannya waktu."

Aku diem. Rasanya ko jadi sesek ya ngendenger Joshua ngomong gitu. Kalau Shua nanti suka sama aku terus aku tinggal nanti gimana? Aku nggak mau bikin dia sakit hati. Cukup Dikey aja.

"Nggak!! Lo nggak boleh suka apa lagi cinta sama gue Shua!!" []

Jadi pengen punya suami macam Shua ini 🤧😂

1000 Days : Joshua HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang