Hormon remaja tanggung itu bahaya ya. Aku dan Joshua beneran ngelakuin 'itu'.
Sepertinya suasana yang gelap dan hujan turun dengan derasnya juga yang mendukung kami nuntasin gelagak nafsu.
Paginya aku nggak ngeliat Joshua yang ntah kenapa bikin aku sakit hati. Di tambah jalanpun sakit membuatku bolos kelas seharian.
Joshua seharian ini kaya ngilang ntah kemana cuman menyuruh adik kelas untuk membawakan sarapan, makan siang, dan makan malam untukku.
Aku cuman bisa tiduran di kasur yang semalam menjadi saksi bisu kegiatanku bersama Joshua.
Mengingatnya membuat wajahku memanas. Untungnya semalam itu mati lampu kalau tidak Joshua pasti bisa liat wajahku yang nggak bisa dibedain sama tomat.
Lamunanku buyar ketika seseorang mengetuk pintu yang membuatku heran karna baru saja Dino mengantarkan makan malam untukku atas suruhan Joshua.
Ternyata Dikey yang tampak kusut sekali. Ia seperti habis berkelahi.
"Kau benar-benar melakukan 'itu' dengannya?"
Itu apa? Apa maksudnya?
"Dino memberitahuku. Tidak. Seluruh murid membicarakanmu, Kim Seulbi!!"
Aku diam. Ini kali pertama Dikey membentakku.
"Semalam kau melakukan itu dengan Shua kan!! Jawab aku!! Bilang pada mereka itu salah!!"
"Itu benar. Maaf aku-" Dikey menciumku. Ciuman kasar dan menuntut yang bukan sekali Dikey yang selalu menciumku dengan lembut.
Aku mendorongnya dan menamparnya keras.
Kami saling diam. "Maaf aku-" aku mendorongnya lagi yang akan kembali mendekatiku dan aku segera menutup pintu.
"Kau bilang terpaksa menikahinya!! Jadi berita di kolam renang itu benar!! Apa karena Shua kau memutuskanku?" Dikey berteriak keras sampai aku masih bisa mendengar suaranya di balik pintu.
"Aku mencintaimu Seul, kau tau bagaimana sakitnya aku sekarang?" Lirihnya membuatku jatuh bersandar di balik pintu dengan air mata yang jatuh tanpa bisa kutahan lagi.
"Kita pernah bernjanji untuk membangun rumah kecil beserta anak-anak kita Seul. Bukan hal ini yang terjadi."
"Dikey, Maafkan aku. Mungkin kita memang tak berjodoh."
"Kau yang membuatnya jadi seperti ini Seul. Ini semua karna keegoisanmu."
"Aku tau. Maaf Dikey. Kumohan jangan membenciku."
"Aku muak denganmu Seul."
●●●●
Setelah pertengkaran malam itu, paginya aku mendapat kabar kalau Dikey pindah sekolah padahal kelulusan tinggal tiga bulan lagi.
Dikey benar-benar pergi dan mungkin kalimat muaknya itu padaku adalah salam perpisahannya.
Aku telah mutlak di benci Dikey.
Seharusnya tak begini. Aku tak ingin perpisahan yang menyedihkan seperti ini.
Pintu kamar terbuka membuatku segera menghapus air mataku.
Joshua pulang setelah hampir seminggu tak tidur di kamarnya yang beralih menjadi kamarku juga atas perintah kakeknya.
Ya kami benar-benar satu kamar sekarang dengan satu kasur besar tanpa sofa. Sepertinya kakek hong itu memiliki otak cemerlang.
Bahkan saat seluruh barangku di pindahkan, ia berbisik padaku ingin segera menimbang cicit.
Cicit dalam mimpi!!
Aku nggak mau nggak bisa jalan lagi.
"Shua." Panggilku yang membuatnya yang lagi sok sibuk baca buku di meja belajarnya pun menoleh kearahku.
"Lo tau Dikey pindah kemana?" Tanyaku penuh harap. Kan dia ketua osis juga cucu dari kepala sekolah ini. Pasti memiliki info luas tak terkecuali Dikey.
"Gue nggak tau."
"Boleh nggak gue minta tolong? Gue kepengen tau Dikey pindah kemana."
"Bisa. Tapi dengan satu syarat."
"Apa syaratnya?"
"Lo hamil anak gue." []
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 Days : Joshua Hong
Fanfic[On going] Dokter Im memberitahuku kalau hidupku kurang lebih 1000 hari lagi. Seharusnya aku menggunakan waktuku dengan Traveling keliling dunia yang adalah impianku sejak lama. Bukan menikahi Joshua Hong. Start : 240319