Karin berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Bayangan orang yang tinggi itu semakin lama, semakin membesar. Karin mencari tempat persembunyian, dan untungnya ia sempat melihat lemari yang kebetulan tidak terkunci, dan cukup untuk seluruh tubuh Karin. Ia masuk ke dalam lemari itu dan mengintip sedikit dari celah pintu lemari. Mata Karin terbuka sangat sangat lebar, karena dirinya melihat seorang, tapi bisa dibilang bukan orang, melainkan seperti vampire? Apakah ini mimpi atau kenyataan yang sedang dialaminya? Jantung Karin jelas berdetak dengan sangat cepat. Vampire itu memakai pakaian seperti orang pada umumnya, kulitnya yang sangat pucat seperti warna awan ketika langit sedang cerah. Dan tentang wajah tampan atau apapun itu, dia terlihat sangat tampan. Andaikan saja itu bukanlah vampire, melainkan manusia biasa, pasti Karin akan mengejarnya.
Vampire itu tiba tiba mengendus bau yang sangat dia sukai, bau manusia yang menggoda hawa nafsunya.
Tubuh Karin sudah gemetar tidak main, vampire itu sudah mendekat dengan lemari yang Karin tempati untuk bersembunyi. Vampire itu mendekat dan mendekat, sampai dia berdiri tepat di depan pintu lemari."Bisakah kamu keluar dari lemari?"
Ucapnya dengan suara yang dalam, namun sangatlah attractive. Detak jantung Karin bertambah cepat, dan mencoba menahan pintu lemari dari dalam."Karin, keluarlah. Jangan takut, aku tidak akan melakukan hal yang aneh. Aku ingin melihat dirimu."
Mendengar itu, Karin melongo karena vampire itu tahu nama Karin dan bagaimana tahu bahwa dirinya ketakutan? Kalau ketakutan, tidak perlu ditebak pasti sudah tahu, karena manusia terutama perempuan akan takut bertemu dengan vampire sebenarnya dan menyedot semua darah sampai habis bahkan sampai kering keriput.Perlahan lahan, tangan vampire itu memegang pintu lemari, hawa dingin yang menggigil menusuk tulang, bahkan bulu kuduk yang tenang menjadi tegang seperti terkena sengatan listrik. Karin sudah tidak berdaya, anggota tubuhnya sangatlah kaku. Pintu terbuka sedikit, dan sebuah mata bertemu dengan mata Karin. Mata yang berwarna merah menyala, wajahnya yang tampan menampakkan dirinya, membuat Karin meleleh. Vampire itu membuka pintu secara perlahan sehingga terbuka dengan lebar, sedangkan Karin hanya terdiam dan tidak tahu apa yang harus dilakukan olehnya. Tatapan matanya membuat Karin menjadi beku.
"Karin, ayo keluar dari lemari. Aku tidak akan menyakitimu."
Tapi apa daya Karin, dia tidak bisa mengajak tubuhnya bekerja sama dengan keinginannya. Vampire itu menarik tangan Karin perlahan, dan Karin sudah di sadarkan diri.Karin terbangun dan mendapatkan dirinya masih berada di tempat yang sama, tidak ada tanda tanda vampire yang tadi. Karena lega, Karin menghembuskan nafasnya dan bangkit.
"Dia membuatku membeku. Apa yang harus aku lakukan? Berjalan saja tidak bisa, apalagi kabur. Matanya sangatlah seram, serasa di film film."
Ucapnya dengan suara yang kecil, Karin mencari pintu yang dia lewati untuk masuk ke ruangan ini. Tapi, pintu itu sudah tiada."Hah? Apaan sih? Kok pintunya perasaan hilang?"
"Karena memang seperti itu."
Ada suara yang menjawab Karin dan mirip sangat dengan vampire yang tadi. Karin mencari asal suara tersebut, tapi tidak menemukannya."Aku disini."
Ucapnya sambil menyentuh pundak Karin. Dirinya sangatlah terkejut dan menjauh."Tenang tenang, aku tidak akan menghisap darah mu atau apa pun itu. Aku hanya ingin berteman denganmu."
"Berteman? Ujungnya nanti menghisap darahku."
"Aku bersumpah. Aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Percayalah kepadaku."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dark Fiance
General FictionSehari hari Karin dilewati dengan kesenangan bersama sahabat, orang tua, dan pacarnya, Radon. Tapi, apa yang harus terjadi kepadanya, membuat dirinya kesal, depresi. Kini, semua kesenangan itu, hilang dan sulit untuk ditemukan oleh Karin. Ia marah b...