💐 Elf 💐

311 29 4
                                    

Sepulang sekolah Yeon Joo tak banyak bicara dan memasuki rumahnya dengan membuat kedua orang tuanya dan juga adiknya bingung, pasalnya tadi pagi Yeon Joo selalu tersenyum dan saat pulang ia sama sekali tidak menampakan raut wajahnya sama sekali, wajahnya terlalu datar, bahkan hidung dan matanya sedikit memerah.

Yeon Joo memasuki kamar lalu menutupnya dengan sangat kencang membuat yang lain terkejut dengan perlakuan si cikal. Didalam kamar, Yeon Joo melanjutkan tangisannya yang tertunda karena pelajaran akan dimulai. Dan ia menangis hingga malam namun tak meninggalkan makan malamnya.

Ia sudah terlalu lelah untuk menangis hari ini, ia akan melanjutkannya besok saja karena besok adalah hari libur dimana kakak kelasnya yang berada di bangku kelas 3 sedang menghadapi ulangan.

Ia keluar dari kamarnya di tengah malam dengan baju tidurnya yang berwarna putih, rambut yang berantakan seperti tidak pernah di urus, mata sembab dan berwarna merah, hidung pun sudah berubah warna dan terus mengeluarkan cairan putih yang tidak pernah mau berdamai dengannya dari siang tadi, bibinya pun sudah berubah menjadi pucat seperti kurang pewarna gincu.

Ia membuka kulkas dan mendapatkan tiga potong pizza yang memang disisakan oleh kedua orang tuanya untuk Yeon Joo yang memang selalu mencari makan di tengah malam, apalagi dengan keadaan hatinya yang sedang kacau seperti ini semua makanan akan di habiskan dengan sekejap matanya.

Ia memasukan potongan pizza kedalam microwave untuk di hangatkan padahal hatinya sedang dingin juga, apa perlu ia masukan juga kedalam microwave jika ia masukan nanti ia tidak akan memiliki hati lagi.

Ia kembali membuka lemari penyimpanan makanan karena dengan tiga potong pizza tidak akan memenuhi standar gizinya yang sedang galau ini, ia mendapatkan beberapa bungkus snack dan ia mengambil empat bungkus snack dengan mengandung micin, dan memang tinggal empat bungkus terakhir didalam lemari persediaan dan juga ia mengambil minuman dingin milik sang adik tercintanya yang akan dengan suka relanya menagih apa yang sudah di makan oleh sang kakak dengan berupa uang.

Ia menyimpannya di sebuah nampan dan saat ia berbalik ia melihat bayangan yang sedang lewat seperti sedang berlari. Ia mengacuhkannya dan langsung pergi kedalam kamarnya kembali dengan memutar lagu di ponselnya dengan ditemani sedikit makanan yang akan membuatnya tenang malam ini.

Dua orang dewasa yang bersembunyi pun mengeluarkan wujud mereka dari tempat persembunyiannya, mereka saling menantap lalu menatap punggung sang putri yang mulai menjauh membuat keduanya bingung, lalu menggeleng bersama saat memikirkan satu alasan yang tersangkut dikepala mereka.

Mereka keluar kamar karena mendengar pintu salah satu anaknya terbuka dan sudah mereka yakini jika itu adalah Yeon Joo karena hanya putri mereka yang akan keluar tengah malam hanya untuk mengambil makanan dalam keadaan sadar atau sedang mengigau.

"Sepertinya putriku sedang patah hati," asumsi Yoongi, Mi Rae mengangguk menyetujui apa yang telah diasumsikan Yoongi yang sama seperti yang dipikirkannya.

"Atau mungkin sedang marah?!" asumsinya lagi.

"Mana mungkin!" bantah Mi Rae.

"Mungkin saja, coba lihat pola makan dan tidurnya!? Tidak teratur bukan?" Mi Rae menatap malas kearah Yoongi.

"Dia sejak kecil memang seperti itu, dan dia itu sangat mirip dengan dirimu dari makan hingga tidur yang lupa akan bangun kembali, dan itu sangat mirip dengan dirimu. Bahkan semakin dia besar, pertumbuhan tingginya tidak meningkat dengan mudah seperti Nam Hee."

"Hei Min Mi Rae!!"

"Mwo ... Mwo!!"

"Aish ... Aish," ia menggeleng-geleng lalu pergi dari hadapan sang istri karena tidak bisa membalas senjata yang telah dilemparkan oleh Mi Rae.

6. Seong-Ingilo ( 성인기로 )  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang