💐 Achtzehn 💐

243 24 0
                                    

Anak-anak saling pandang dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, yang mereka tahu jika tatapan itu adalah tatapan saling mengejek.

Pintu ruangan terbuka dan membuat mereka masuk kedalam meeting room's yang terdapat di gedung Bighit, mereka bingung dengan panggilan mendadak apalagi mereka di panggil bersamaan dengan atas nama Bangtan bukan individu seperti biasa yang dilakukan Bang Shi Hyuk.

"Kenapa kalian seragam memakai pink? Woo Jin bukannya kau tidak menyukai warna yang kau pakai?" tanya Bang Shi Hyuk.

Woo Jin hanya mendecak kesal saat Paman Shi Hyuk mengejeknya, "Terpaksa paman, tadinya aku ingin memakai baju hitam tapi ayah mengatakan jika Woo Jin sangat mencerminkan diri Woo Jin yang kusam,"

Shi Hyuk tertawa mendengar curhatan salah satu anak didiknya, "Terus kau mendapatkan baju pink dari mana?"

"Seperti tidak mengenal Bapak Kim Seok Jin saja, segala cara akan di dapatkan apalagi lemari Bapak terhormat koleksinya pink semua," balasnya kesal dengan gerutuan kecil.

"Baiklah, berarti kalian serasi kali ini. Dress code pink," kekehnya, "Yeon Joo, Nam Hee dan Seok Hee sangat manis jika memakai pakaian warna pink," pujinya.

"Tentu saja paman, kami kan gadis manis jadi harus memakai baju manis," ucap Nam Hee yang membuat mereka memutar bola mata malas.

Para ayah ikut berkumpul dengan berbagai pertanyaan yang terus berputar di kepala mereka. "Jadi ada apa memanggil kami?" tanya Yoongi to the point.

"Kau tidak pernah berubah setiap saya memanggilmu Yoon,"

"Kalian tahu acara Golden Of Memory?" tanya Shi Hyuk, mereka mengangguk.

"Aku tahu karena Yeon Joo sudah di kontrak terlebih dahulu untuk mengisi acara, apalagi dia mengisi saat pembukaan nanti," jawab Yoongi yang membuat mereka terkejut termasuk putrinya sendiri.

"Kapan pah? Kok Joo enggak tahu?" tanyanya yang heran.

Fyi, Yoongi mendapatkan tawaran tersebut saat dirinya sedang bertengkar dengan Yeon Joo dan berakhir dirinya yang lupa makan dan pingsan pura-pura di rumahnya, mereka membahas tentang Yeon Joo yang akan tampil di acara tersebut.

"Mama sudah tahu," balasnya. Yeon Joo hanya mendengus kesal.

Shi Hyuk tertawa kecil, "Saya memanggil kalian beserta anak kalian yang berbakat ini untuk mengisi acara disana," ucapnya dengan menangkup kedua tangannya dengan menatap mereka semua dengan seksama.

Semua hanya diam menunggu kelanjutan yanga akan di ucapkan atasan mereka. "Bangtan di undang ke acara Golden Of Memory, kalian mengisi di penghujung acara dengan anak-anak kalian yang membawa kemampuan mereka sendiri,"

"Maksud paman?" tanya Seok Hee polos.

"Jadi begini sayang, Bangtan nanti tampil bernyanyi dan--"

"Bangtan siapa?" tanya Seok Hee lagi dengan memotong ucapan Shi Hyuk.

"Bangtan itu boy grup milik appa mu sayang," balasnya dengan gemas.

Seok Hee hanya ber'oh ria saja saat mendapatkan jawaban yang sesuai dengan keinginannya. "Nah saat Bangtan bernyanyi, anak-anak juga ikut serta tapi bukan bernyanyi melainkan kalian membawa bakat kalian disana, bisa dikatakan kalian kolaborasi untuk pertama kalinya di panggung besar itu, bagaimana?"

Mereka semua mengangguk. "Tapi paman...," Woo Jin mencela perkataan Shi Hyuk yang sedang merencanakan konsep nanti.

"Ada apa? Apa ada yang tidak kau mengerti?" Woo Jin mengangguk.

"Nam Hee dan Seok Hee kan memainkan biola, lalu Yeon Joo bermain piano, lalu aku dan hyung bagaimana? Masa iya kita balet di sana," Shi Hyuk tertawa keras mendengarnya. Ia tahu jika Woo Jin dan Jin Yeong memang jago dance menjerumus ke balet seperti Jimin saat dulu.

"Kau ingin membawa gitar?" Woo Jin berpikir sejenak lalu menggeleng.

"Akan jelek jika di padukan dengan biola dan piano, bagaimana jika aku dan hyung menjadi penyanyi latar saja?" usulnya.

"Aku meragukan kemampuan mu," bukan Shi Hyuk yang berkata melainkan Yeon Joo yang senang menyinyir temannya apalagi ia lebih bersemangat jika korbannya itu Woo Jin.

Woo Jin mendecak kesal, "Saya tahu kau handal dalam penyanyi latar, saya setuju dengan pendapatmu Woo-ya."

***

Setelah rapat dadakan, mereka memasuki ruangan pemotretan untuk cover yang akan di pajang di setiap jalan untuk menonton mereka di sana.

Setelah pemotretan selesai mereka lanjut dengan latihan yang hanya tersisa beberapa bulan lagi, dan mereka sudah menyiapkannya supaya tidak menganggu sekolah anak mereka dengan banyak berlatih saat mendekati acara.

Yeon Joo sudah siap di depan keyboard yang tersedia dengan Yoongi yang berada di sebelahnya, ia tidak perlu mengajari putrinya untuk membawakan lagu yang akan mereka bawa karena anaknya sudah menguasai semua lagu, ia hanya melihat dan mengoreksi putrinya untuk melakukan dengan halus dan merdu.

Nam Hee dan Seok Hee sedang berhadapan dengan ayah mereka yang sedang bernyanyi dengan mereka yang memakai biola dan menyamakan suara nyanyian dengan melodi yang timbul dari biola. Walaupun suara Namjoon tidak enak didengar saat membawakan vokal yang biasa di bawakan Jungkook, Jimin, Taehyung dan Seokjin, mereka berdua membiarkannya walaupun Seok Hee banyak protes dengan suara Namjoon.

Jin Twins sedang berlatih vokal dengan paman dan ayahnya, walaupun Jin Yeong sudah menguasainya tapi si bungsu terlihat sulit untuk membuat suara pelan dan lembut, suara milik si bungsu itu sedikit ngebass jika bersuara dan terdengar sangat jantan hampir mirip dengan suara Taehyung yang serak-serak basah itu.

Setelah merasa sudah memasuki kriteria mereka berlatih bersama dengan Yeon Joo yang membuka lagu dengan piano lalu di susul dengan Hee twins yang menggesekan biolanya dan terdengarlah suara merdu para ayah dan paman mereka beserta suara latar yang seperti di anak tirikan karena Yeon Joo yang mengejeknya dengan terus memencet tuts-tuts yang sudah ia hafal.

Tepuk tangan terdengar karena mereka semua berhasil membuat nada baru yang sangat menyenangkan tanpa merubah lagu asli.

"Ini sangat menyenangkan," teriak Seok Hee dengan gembira. "Appa, aku ingin terkenal seperti Joo Eonni," pintanya dengan bermanja-manja pada lengan Hoseok.

Hoseok tersenyum kebapakan, "Kau ingin tampil di panggung?" ia mengangguk dengan semangat.

"Kau tidak akan malu?" tanyanya lagi.

"Tidak, aku ingin kolaborasi dengan eonni suatu saat nanti appa," jelasnya dengan mata yang berbinar dan memancarkan cahaya.

"Uwahh, adik kecil kita sangat mulia, ingin kolaborrasi dengan makhluk seperti Yeon Joo," celetuk Woo Jin yang mendapatkan tatapan tajam bukan hanya dari Yeon Joo tapi juga bapaknya.

"Eonni akan menunggu mu untuk bisa kolaborasi denganku," balas Yeon Joo lembut.

Ah, bahagia sekali mereka kali ini. Memiliki karir yang bagus, kesehatan yang jasmani dan keluarga kecil mereka yang selalu membuat mereka bahagia. Bahagia selalu para pangeran kami.

***

Ini enggak banyak dan juga enggak berfaedah :(

6. Seong-Ingilo ( 성인기로 )  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang