Jodoh Dion + cast

265 79 37
                                    

Happy Reading :)

Pagi, di koridor lantai 2 XI IPA terjadi aksi kejar-kejaran, terlihat seorang perempuan yang tengah mengejar laki-laki bertubuh jakun yang tampak tengah menertawakan si perempuan.

Chresha yang baru saja memasuki kelas hanya memutar bola mata malas. Salah seorang yang sedang berkejaran itu adalah sepupunya-Nara.

Dua orang yang berlarian itu, sudah sahabatan dari masih orok tapi seiring berjalannya waktu tanpa mereka sadari bahwa ternyata keduanya tengah saling jatuh cinta. Sahabat tapi cinta, hek.

Kenapa tidak pacaran saja? Yang si cewek, gengsi untuk mengungkapkan perasaan,  dan yang cowok sepertinya masih ingin bermain-main.

Lalu tidak lama terdengar suara teriakan.
"DASAR RACH SIALAN," teriak Nara.

Lalu tiba-tiba gadis itu menarik tangan Chresha.

"Kantong Chresek! temanin gue ke kantin mau balas dendam sama si monyet," ujar Nara dan langsung saja menggerek Chresha. Untungnya Chresha sudah meletakkan tasnya di atas meja. Masalah namanya yang dirubah oleh si rubah Nara itu sudah biasa, bagaimanapun juga sepupunya ini tidak akan pernah memanggil namanya secara normal kecuali sedang serius.

Sesampainya di kantin yang mereka dapatkan bukan Rach atau bayangannya tapi sebuah kerumunan yang terdengar begitu riuh. Apa yang terjadi? Pikir Chresha dan Nara, mereka sama-sama ketinggalan informasi.

"Hei bung, kenapa rame?" tanya Nara setelah menepuk salah satu pundak cowok berkacamata yang ada di sampingnya.

"Itu kak, tadi ada semacam penyambutan yang digelar tim cheerleader untuk bertambahnya satu prince," jelas laki-laki itu.

"Hah?" ucap Chresha dan Nara bersamaan.

"Emang siapa yang bertambah?"

"Emang ada lagi anak baru yang sepantaran 'mereka'?"

"Maybe," balas Chresha cuek lalu memilih duduk yang langsung diikuti oleh Nara.

Jadi maksudnya yang sepantaran mereka ada adalah golongan orang-orang hebat yang memiliki sesuatu hal yang besar di luar sekolah (tapi sesuatu hal yang besar itu masih menjadi hal rahasia untuk beberapa orang).

"Benar-benar ni sekolah beruntung banget dapet orang-orang hebat banyax," ujar Nara sambil menyedot es tebunya yang barusan dipesan.

"Iya," balas Chresha singkat sambil memain-mainkan ujung sedotan minumannya. Seolah tidak semangat, padahal biasanya dia yang paling banyak ngomong.

"Tumben lu nggk banyak ngomong," cetus Nara, memerhatikan Chresha yang sepertinya tengah memikirkan atau membayangkan sesuatu terlihat sekali dari matanya yang menatap kosong gelas di depannya.

"Kemarin, dokter yang bernama Dion itu terlihat begitu muda dan sepertinya masih SMA? Ah tidak mungkin. Mana ada dokter tapi masih sekolah? Ada-ada saja," Chresha terlihat sedikit menggeleng lalu tersenyum aneh. "Dasar pikiran konyol."

"Woi Chres," ujar Nara menyadarkan Chresha dari pemikirannya.
"Apa yang lo pikirkan?"

"Bukan sesuatu yang penting," balas Chresha, lalu tersenyum ceria.

"Mana?" ujar Chresha tiba-tiba menyodorkan tangannya dengan gaya meminta sambil berdiri.
Nara mengernyit tidak mengerti.

"Mumpung gue lagi baik. Mana uang batagor lo, biar gue yang mesan," ujar Chresha.

Lalu terdengar hembusan napas, dan ungkapan 'Oh' dari mulut Nara.

"Kirain Kantong Chresek mau malak gue ," ujar Nara dengan ekspresi konyolnya lalu menyodorkan uang sepuluh ribu ke tangan Chresha.

"Alay lo," balas Chresha sebelum beranjak dari sana.

Di sisi lain seseorang yang baru saja memasuki kantin bersama ketiga saudaranya, tidak sengaja menangkap siluet perempuan yang sepertinya dia kenal?

"Akhirnya lo kembali juga," ujar Arnol salah satu teman kecilnya. Mereka bersalaman ala cowok-cowok cakep.

"Iya pasti kembalilah orang jodohnya di sini," cetus Satria asal, "Iya kan Di?"

"Mungkin," balas Dion cuek yang dihadiahi dengan sorakan beberap cowok di dekatnya.





"PRANGGG"

"Awhh," ringis seorang perempuan yang baru saja terjatuh.

"Aduh kok bisa jatoh sih?" ucap gadis lainnya, "tuh kan berdarah."

Di sisi lain Dion berusaha cuek akan sekitarnya dan sama sekali tidak memandang ke arah kecelakaan itu. Namun, rasa cueknya hilang saat mendengar suara yang dia kenal.

"Iya ni, kaki gue bodoh banget masak nyenggol temannya sendiri,"
orang-orang yang mendengarnya sontak tertawa temasuk beberapa teman Dion juga ikutan tertawa merasa geli sama kalimat yang terlontar dari bibir gadis itu.

"Astaga aslilah tu cewek. Disaat kesakitan begitu masih sempat-sempatnya ngelawak," ujar Satria heboh "Jodoh gue keknya tu kami sama-sama humoris," lanjut Satria dan mulai berdiri hendak menolong Chresha yang sepertinya susah berdiri.

Namun, langkahnya kalah cepat dengan Dion yang langsung berjalan tergesa dan langsung menggendong perempuan itu.

"Yahhh, tidak jadi jodoh gue. Jadinya jodoh Dion," ujar Satria pasrah, membuat teman lainnya tertawa ngakak melihat ekspresi Satria seperti bujangan tidak laku-laku padahal lumayan tampan lho.

Disamping itu mereka juga bertanya-tanya, akan tindakan Dion yang tumben-tumbennya menolong orang di luar lingkungan rumah sakit. Dan jangan lupakan raut khawatir yang terpancar jelas di wajah Dion, membuat beberapa temannya bertanya-tanya siapa gadis itu.








Cast Dion

Jadi, Chresha di sini sifatnya itu lebih aktraktif ketimbang Dion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi, Chresha di sini sifatnya itu lebih aktraktif ketimbang Dion.





Cast Rach

Mau lihat spoiler cerita mereka berdua ada di cerita 'Perfect'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau lihat spoiler cerita mereka berdua ada di cerita 'Perfect'

Magic Medicine [ UPDATE ] | Teenlit-Minor Fantasy |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang