CHAPTER 7

3.4K 519 12
                                    

Voment nya ya guys!

Don't be a a siders!

Happy Reading ~




Jungkook baru saja keluar dari toko yang menjual baju seragam sekolahnya. Hanya toko ini saja yang menjual seragam sekolahnya, tidak ada di tempat lain. Harganya juga lumayan mahal. Wajar, karena tempatnya menimba ilmu merupakan sekolah elit yang biasanya berisi orang-orang dengan kantung tebal.

Sayang sebenarnya jika harus membeli lagi, karena ia sudah naik ke tingkat tiga. Namun apa daya Ibunya memaksa, padahal ia tahu untuk makan sehari-hari saja pas-pasan. Dapat memakan daging setiap harinya saja ia sangat bersyukur. Makanya ia menolak untuk membeli seragam yang baru, namun Ibunya memaksa.

Menjadi siswa yang bisa masuk dari jalur beasiswa membuat Jungkook harus mempertahankan nilai dan juga sikapnya. Masuk di sekolah bertaraf internasional ini pun ia sudah sujud syukur.

Di tahun pertama masuk sekolah, kehidupannya dibilang normal. Sangat normal. Pergi kesekolah, belajar, mengerjakan tugas, pulang, membantu ibunya berdagang, tidur dan kembali ke sekolah. Tidak ada yang namanya bermain, apalagi sampai kisah romansa siswa yang masih bersekolah seperti dirinya.

Namun di semester dua, semuanya berubah ketika putera kedua dari CEO JY Group menyatakan Cinta padanya. Tentu saja itu mengejutkan dirinya, dan tak serta merta langsung menerima Taehyung menjadi kekasihnya.

Jungkook mengabaikan eksistensi Taehyung di hidupnya, namun pemuda itu tidak menyerah. Melihat kegigihan Taehyung membuatnya luluh dan menjadikan pemuda Byun itu kekasihnya. Sempat mendapat teror dari fans Taehyung, bahkan ia sering mendapat hujatan, cacian karena tidak sebanding dengan Taehyung.

Entah apa yang dilakukan Taehyung, pada minggu kedua murid yang berbuat kasar padanya tiba-tiba menjadi bungkam dan memilih cuek.
Setelah itu semuanya baik-baik saja, sampai kejadian tak diinginkan pun terjadi.

Hah.

Rasanya Jungkook ingin mengulang waktu. Mengulang dimana ia belum mengenal Taehyung dan mengubah jalan cerita, seandainya ia tak menerima peryataan Cinta orang itu.

Namun, ia bukan Tuhan. Bukan si pencipta alam semesta ini. Yang bisa ia lakukan adalah pasrah mengikuti skenario Tuhan yang entah akan membawanya kemana. Kebahagiaan kah atau kesengsaraan.

TIIIINNNNN

Klakson mobil terdengar nyaring membuat lamunan Jungkook buyar. Jantungnya berdegup kencang mendapati mobil sport berwarna putih itu sangat dengan dengannya. Tiba-tiba saja pikirannya kosong.

Bagaimana jika ia tertabrak mobil? Pasti Ibunya akan menangis mendapati anak tunggalnya tergeletak bersimbah darah. Juga ia akan menjadi anak tak tahu diri, yang mencoba menekan orang tuanya untuk membiayai pengobatannya. Bisa sajakan si penabrak tidak mau bertanggung jawab, istilahnya tabrak lari.

"Permisi, kau baik-baik saja? Apakah ada yang terluka?"

Suara asing masuk ke telinganya membuat Jungkook terkesiap. Melihat seorang lelaki cantik yang menatapnya khawatir. Entah kenapa melihat gurat wajahnya, mengingatkan ia pada mangan kekasihnya.

"Chogiyo, gwenchana? Haruskah kita pergi kerumah sakit?" tanyanya lagi.

Seakan tersadar, Jungkok mengerjapkan matanya lalu menggeleng patah-patah.
"Ah, tidak. Tidak perlu, ini salahku. Harusnya aku tidak melamun di jalan raya seperti ini."

"Benar tidak apa-apa? Aku bisa membawamu ke rumah sakit. Tak usah takut, biaya pengobatan aku yang tanggung sampai kau sembuh." katanya lagi yang masih menatap khawatir pada Jungkook.

IT'S OKAY IT'S LOVE [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang