chapter 6

10 6 0
                                    

"Ren, ke kantin ama gue yok" ajak tansa saat bel istirahat telah berbunyi
"Oh, ayok..!!" Jawab gue dan mengikuti langkah tansa dan berjalan disampingnya.

"Lo mau pesan apa?"
"Gue ngikut lo aja deh tan" jawab gue karna bingung harus beli apa. Tansa hanya mengangguk dan menuju tempat jual nasi goreng

"Pak...!! Nasi goreng dua piring, pake telor ceplok" teriak tansa yang bikin orang di sekitarnya tutup telinga. Si bapak tukang nasi goreng itupun segera mengambilkan pesanan tansa.

"Ren, pegang nih!" Tansa memberi gue sepiring nasi goreng ke gue.

"Udah yuk" ucap tansa dan pergi menuju meja di kantin.

"Tan. Lo kenal kak dito gak ?" Panggil gue memecah keheningan antara gue dan tansa di dalam keributan kantin.
Tansa melirik ke gue dan segera menelan makanan dimulutnya.

"Emang kenapa?" Tanya tansa balik. Gue bingung mau jawab apa. Apa gue ceritain aja ya kejadian yang kemarin.

"Oi..! Napa diam neng?!" Ucap tansa ngagetin gue.

"Hmm... kemarin gue hampir di tembak ama kak dito" jawab gue ragu. Mendengar itu, tansa langsung membelalakkan matanya kaget Kemudian ekspresinya makin kaget saat melihat kebelakang gue. Karna bingung, gue pun ikut menoleh ke belakang.

"Lagi ngomongin saya, ya ?" Kak dito sudah berada dibelakang gue dan tersenyum dengan manisnya. Gue dan tansa hanya diam mematung.

"Oi dito...! Sini bareng!" Sorak seorang cowok yang gantengnya gak kalah sama kak dito dan diiringi empat orang dibelakangnya.

"Oke" jawab kak dito dan berlari ke arah teman-temannya itu. Seketika, semua mata tertuju ke arah geng kak dito itu.

"Oh my god" "Anjiirt. Keren banget" "aduh mimisan gue" "jangan senyum bang, mimisan aku" bisik-bisik siswi disekitar gue, yang menurut gue alay.

"Eh ren. Lo beneran ditembak kak dito?" Tanya tansa menyadarkan gue.

"Hampir tan.." jelas gue. Tansa cuma ngangguk dan melanjutkan makannya.

"Oi otan. Santai makannya dong" seorang cewek menghampiri tansa dan duduk di sampingnya. Tansa hanya menatap cewek itu sebentar lalu kembali melanjutkan makannya.

"Lu kemana sih nyeet?! Lama banget munculnya?" Ucap tansa setelah menelan makanannya.

"Gue ngejer bikin pr dulu" ucapnya dan nyegir.

"Eh, ini siapa? " tanyanya dan menoleh ke arah gue.

"Kenalin, gue farren" ucap gue dan mengulurkan tangan ke arahnya.

"Oh gue micka. Ini si otan gue" ucapnya membalas uluran tangan gue dan menunjuk tansa, padahal kan tansa duluan yang kenal ama gue. Kemudian micka melahap bakso yang ia bawa tadi. Gue pun ikut melahap nasi goreng gue.

"Kok meja yang disitu kosong gak diisi?" Tanya gue bingung menunjuk meja disamping kanan meja kami.

"Emangnya siapa yang berani ngisi tuh meja" ucap micka sedikit memakai nada ngeri.

"Meja itu ada penghuninya.." ucap tansa sedikit mengecilkan suaranya dan menyipitkan matanya ngeri.

"Apa? Beneran ada penghuninya ?" Tanya gue ikut berbisik.

"Iya. Nanti sebentar lagi tuh meja di
isi ama setan-setan biadap" ucap micka menahan tawa.

Gue mengernyitkan kening gue bingung. Beneran gak sih tuh meja ada penghuninya? Atau gue aja yang kebawa bego ya?

"Iiiih..! Serius ajaa..! Itu meja emang ada penghuninya ya..?!" Tanya gue kesal dan agak meninggikan suara.

"Laah.. gue serius ren. Meja itu memang diisi sama setan-setan penunggu sekolah ini" timpal tansa dengan serius.

Bukan Pecinta HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang