First Snow and a Promises

42 6 2
                                    

Desember lalu. Ketika aku dan kamu masih menjadi kita.

"Jinan, sebentar lagi akan turun salju pertama. Bisakah kita melihat ini bersama setiap tahun nya?"

Yoori tersenyum, mengedipkan matanya yang imut.

"Kita bisa melihat ini bersama sepanjang tahun"

"Benarkah?? Kalau begitu.. uwaaaaa.. lihat, ini benar benar first snow" Yoori berhenti berbicara, melihat keatas langit. Menikmati butir kecil salju yang turun membasahi mantel kami.

"Kau tau, ketika turun salju aku tidak pernah berminat keluar rumah. Tapi setelah bertemu denganmu, semua hal seperti terasa menyenangkan. Termasuk hal yang kubenci bisa menjadi hal yang ku sukai. Kau tau aku benci dingin kan?"

Aku mengangguk. Ya, gadis ini bahkan tidak bisa berada di bawah udara dingin. Dan aku menyebut nya summer girl. Karena yoori bisa menjadi sangat excited ketika berada dibawah sinar matahari.

"Tapi sekarang tidak. Rasanya seperti aku sudah memiliki mentari pribadi sekarang"

Aku memicingkan mata.

"Mentari pribadi?"

"Hm, ya. Aku punya mentari pribadi sekarang. Dan itu kau. Jadi bisakah kau berjanji untuk selalu berada di sisiku? Menjadi mentari pribadiku?"

Aku terpaku. Mengedipkan mata untuk beberapa saat. Rasanya seperti ingin menangis dan tersenyum dalam waktu bersamaan.

Aku adalah mentari pribadinya.
Dan aku sudah berjanji pada nya dan pada diriku sendiri saat itu. Dibawah langit saat hujan salju pertama.

Aku berjanji.

Tapi sekarang.. apa yang terjadi?

Siapa yang bisa ku salahkan atas semua kejadian ini?

Tidak ada. Aku bahkan tidak bisa menyalahkan dan menyesali apapun.

Semuanya sudah terjadi.

Sepulangnya setelah kencan berharga kami, Yoori mengalami kecelakaan. Jalanan kota licin karena turun salju. Aku tidak mengantarnya. Jadi, apa ini semua salahku?

Aku butuh orang untuk ku salahkan agar aku tidak menyalahkan diriku sendiri dan terlihat menyedihkan seperti ini.

Tapi tentu saja tidak ada.

Yoori hilang ingatan. Semua ingatan nya hilang. Termasuk aku.

Aku yang sudah mengisi semuanya, dan kemudian semuanya hilang.

Dan sekarang aku berdiri dihadapannya. Sebagai orang asing.
Aku benci melihat tatapan asing itu dari wajah yang dahulu selalu manis.

Ini menyakitkan, tapi aku tetap tersenyum dihadapan nya, menyakiti diriku sendiri..

Ini menyakitkan, tapi aku tetap tersenyum dihadapan nya, menyakiti diriku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


First snow with Kim Jinan.

First snow with Kim Jinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Just for imagine guys..

Just for imagine guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Back in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang