1 - Kejutan

5.6K 170 0
                                    


««»»

Tangisan pilu yang sangat menyedihkan terdengar di sebuah pemakaman yang baru saja selesai di urus. Di sana orang berlalu lalang berdatangan untuk menyemangati keluarga yang di tinggalkan. Seorang gadis meraung hebat di sana, mengeluarkan semua kesedihan yang terdapat di benaknya.

"Ma.. kenapa mama tinggalin Ara ma hiks?" Seru gadis itu yang memanggil dirinya 'Ara'.

"Apa mama udah gak sayang lagi sama Ara? Kenapa mama tega banget? Kenapa ma hiks? A-ra butuh mama hiks.. Ara gak mau ma-ma hiks ninggalin Ara secepat ini. Ara sa-yang hiks mama..."

Semua orang yang melihat pemandangan itu ikut bersedih dan tak bisa menahannya lagi, menyaksikan bagaimana orang yang kita sayang pergi dengan cepat tanpa persetujuan. Terkadang takdir memang kejam. Tetapi berpikirlah selalu bahwa Tuhan mempunyai rencana yang terbaik untuk kedepannya.

"Sudah dek, kamu jangan nangis lagi." Ucap seorang pemuda, ia kakak dari gadis tersebut.

"Enggak bisa bang! Mama tinggalin Ara sama Abang. Mama jahat bang hiks..." Racau gadis itu.

"Stt.. Ara gak boleh ngomong gitu! Mama sayang banget sama Ara." Ucap pemuda itu yang bernama Kenan.

"Kalo mama sayang sama Ara, mana mungkin mama tinggalin Ara bang?"

"Ara, dengar abang ya. Mama gak tinggalin Ara, Ara harus percaya bahwa mama selalu ada di samping Ara."

"Enggak bang! Mama tinggalin Ara!"

"Ini semua sudah takdir dek, kamu gak boleh menentang takdir yang sudah Tuhan rencanakan." Jelas pemuda itu.

"T-api kenapa bang? Ara masih pingin sama mama, Ara gak mau mama tinggalin Ara!"

"Kamu tahu tidak dek? Mama pergi sekarang karena mama percaya, bahwa Ara bisa melewati hari-hari Ara dengan hidup mandiri. Mama tidak suka lihat Ara manja, cengeng, selalu ngambek, cemberut, apalagi sedih." Gadis itu mencerna semua ucapan abang nya secara perlahan, dengan seseguk ia langsung bertanya.

"ja-di mama gak suka sama sikap Ara yang kekanakan? Yang selalu bersikap manja bang?" Abangnya hanya mengangguk dengan senyum tipisnya, walaupun hatinya sangatlah rapuh, tetapi ia harus bersikap tegar dan meyakini sang adik bahwa setelah ini akan baik-baik saja meski sangat pedih.

"Kalau begitu Ara janji gak akan manja lagi, Ara akan berubah demi mama bang, jadi Ara mohon buat mama kembali bang hiks.."

Kenan terenyuh dengan ucapan sang adik yang sangat antusias. "Gak bisa dek, mama sudah tenang disana." Ucap Kenan lirih. Ia tidak ingin mematahkan semangat adiknya.

"Abang bilang akan kabulkan semua permintaan aku. ABANG BOHONG! SEMUA ORANG PEMBOHONG! ARA BENCIII hiks..." Gadis itu berlari dari pemakaman dengan kesedihan yang terpancar, kini pikirannya sangatlah kacau. Semua orang melihatnya dengan tatapan sedih, sang abang langsung beranjak dan mengejar sang adik agar tidak melakukan hal yang tidak diinginkan.

Gadis manis itu kini sudah berdiri di tepian sungai dengan tatapan kosong, tidak ada pergerakan di tubuhnya.

"TUHAN, MENGAPA KEJUTAN YANG KAU BERIKAN TAHUN INI SANGAT MENYAKITKAN BAGIKU! hiks..." Gadis itu pun berteriak dengan cepat ia memukul-mukul dadanya yang terasa sangat sesak dan diiringi dengan seseguk tangisnya.

Dan tiba-tiba sebuah lengan kekar memeluknya dari belakang, gadis itu tersentak tetapi tak lama ia bersikap biasa, seakan-akan gadis yang bernama Ara itu tahu pemuda yang memeluknya dengan kenyamanan.

"Jika kamu menyakiti diri sendiri, begitupun kamu menyakiti diri abang dek." Seru pemuda itu yang memeluk Ara. Ya orang itu adalah Kenan sang abang.

ARA'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang