2 - Perkenalan

3.9K 167 0
                                    


««»»

Pagi ini Ara memutuskan untuk sekolah seperti biasanya, dan menghilangkan semua kesedihannya di hadapan teman-temannya.

Sudah berapa kali guru yang melanturkan omongannya membuat Ara jengah dan bosan, teman sekelas Ara yang selalu dapat hiburan sesekali tertawa dengan suara nyaring.

"Pelajaran ibu sudah selesai, kita bertemu lagi minggu depan. Dan satu lagi, saya lihat absensi di kelas ini ada beberapa siswa yang absen." Ucap guru yang di depan.

"Nah Ara, buat kamu. Jangan sesekali kamu absen lagi!" lanjutnya.

Ara, gadis yang terpanggil pun tersadar dan melihat guru itu bingung. Ia tidak mengerti yang di ucapkan guru depan. Lihat saja, otak nya tidak menampung ucapan dari guru itu, betapa lemotnya Ara.

"Maksud ibu, Ara harus berkali-kali absennya?" Tanya Ara polos, dan mengundang tawa dari kelas itu.

"Hahaha... Iya Ra! Maksud Bu Remi itu, Lo harus absen nya berkali-kali jangan cuma sesekali. Rugi banget." Ucap seorang cowok.

Tawa di kelas mereka pun belum berhenti.

"Deni!" Intrupsi Bu Remi, sedangkan Deni menyengir bak kuda.

Ara sendiri bingung dengan teman-temannya yang tertawa dan ia memilih diam, seseorang menyenggol lengannya dan Ara menoleh kearah samping disana teman Ara yang bernama Yaska yang kerap sekali di panggil Yayas oleh Ara.

"Ish, lo tuh lemotnya minta gue jitak!" Bisik Yayas.

Sedangkan Ara mengerutkan keningnya tak paham, "Ara gak ngerti!" jawabnya.

Yayas gemas sendiri dan langsung diam daripada menjelaskan sesuatu yang gak akan pernah Ara pahami. Itu akan membuat diri Yayas pusing, mempunyai teman tidak ada yang benar. Ara yang lemotnya minta di jitak dan Shintia Augini temannya satu lagi yang mempunyai sikap centil dan lebay.

Mereka bertiga sahabatan. Ara itu manis dan imut sangat pas untuk sikap nya yang polos, Yayas itu manis hanya saja sikapnya yang frontal membuat dirinya tidak ada manis-manisnya, dan Shintia yang lumayan cantik tapi sayang sekali dengan sikap nya yang lebay, ia selalu menjaga image nya agar tidak terlihat jelek tapi sayangnya itu membuat orang lain jengah dengan sikap lebaynya.

°°°

"Bang Raka!" Panggil Ara yang sudah berdiri di pintu kelas XII IPA 2 yang notabene nya kelas Kenan- kakak Ara.

"Eh ada Ara yang imut, cari babang Kenan ya?" Tanya Raka yang kebetulan sahabat Kenan dan di samping cowok itu ada Dirta sahabatnya Kenan juga.

Mereka sedang bercanda gurau bersama-sama, Ara yang di lempar pertanyaan pun mengangguk untuk menjawab.

"Nan di cariin nih." Ucap Dirta. Ara mencari sosok yang ia cari tapi gadis itu tidak melihat di kelas abangnya. Hanya melihat sahabat-sahabat abangnya.

"Sebentar ya Ra, bang Raka cari dulu." Seru Raka sembari mengedipkan satu matanya kearah Ara, Ara melihat itu tersenyum dan menggerakkan lengannya yang berbentuk oke.

"Ada apa Ra nyari Kenan?" Tanya Dirta.

"Enggak ada apa-apa, Ara cuma kangen sama abang." jawabnya, senyuman Ara masih setia di bibir mungilnya.

"Sama bang Dirta gak kangen nih?" Goda Dirta, Ara menggeleng polos dan Dirta menghela nafas pelan diliriknya sebagian orang menertawakannya dengan tingkah polos Ara.

Sabar Dir, kalo bukan dia adik si Kenan udah gue pacarin saking gemesnya, tapi gue masih sayang sama nyawa gue! Batin Dirta.

Tak lama Kenan menghampiri Ara dan Dirta dengan wajah yang baru saja bangun tidur, tetapi jangan salah, abangnya ini selalu tampan walaupun penampilan yang tidak mendukung. Diikuti Raka yang berjalan kearah mereka.

"Jauh-jauh dari adek gue!" Seru Kenan, Dirta yang disindir pun sadar dan menghela nafas kasar, terdengar cekikikan dari belakang membuat Dirta menoleh dan tanpa aba-aba langsung menyikut kasar perut seseorang yang tertawa.

"Aww... Bangsat!" Umpat Raka yang mendapat hadiah dari Dirta.

Ara melihat itu cekikikan dengan lengan yang menutupi mulutnya, Kenan gemas sendiri menatap adiknya. Lengan Kenan tak tinggal diam, ia mengacak puncak rambut Ara membuat gadis itu mengadahkan pandangannya kearah abangnya. Ara mengerucut bibir sebal dengan abangnya yang kebiasaan mengacak rambut yang ia tata dengan rapi.

"Ada apa cari abang?"

"Ara laper bang, ayo ke kantin!" Rengek Ara.

Kenan tersenyum tipis, jarang sekali ia tersenyum. Dan hanya adiknya lah yang selalu membuat Kenan tersenyum. Kenan tipe orang yang bisa di katakan cuek pada orang yang belum ia kenal, tidak seramah yang orang kira, bahkan saja ia badboy dengan teman-temannya yang tadi.

Lihat saja barusan, Kenan baru saja bangun dari tidurnya karena teriakan Raka yang mengganggunya. Ia bukan anak kebanggaan sekolah, sering kali bolos pelajaran dan memilih nongkrong di kantin bersama temannya. Hanya saja Kenan di beri otak pintar dan tampan.

"Yuk!" Kenan langsung merangkul Adiknya.

"Lo pada mau ikut kagak?" Ajak Kenan pada teman-temannya.

"ikutt!"

"Rey! Nath! Lo pada ikut gak?" Ujar Raka pada kedua cowok yang tengah duduk di pojok dengan kesibukan masing-masing.

Satu cowok mengacungkan jempolnya dengan tanda oke dan memasukkan buku yang sedari tadi ia catat. Cowok itu bernama Reyzka Rakatama Ferdinan yang sering kali di panggil Rey. Dia cowok ramah, tampan, dan murah senyum. Tak jarang jika banyak perempuan yang mendekatinya terang-terangan. Apalagi mempunyai otak pintar dan kesayangan guru, sempurna sudah!

Dan satu cowok lagi tanpa mengucapkan apa-apa langsung berjalan menghampiri mereka dengan kedua tangan di saku celananya dan tak lupa sepasang earphone telinganya. Cowok itu bernama Natha Kristian Virgan yang kerap sekali di panggil Natha. Dia si dingin dengan wajah tanpa ekspresinya, cowok itu sulit sekali di tebak, lebih memilih diam dengan ketenangan. Tidak suka hal yang berbau bising, selalu mengutarakan kata-kata pedasnya pada orang yang mengganggu ketenangannya. Dia tampan dan berkharisma dengan mata yang tajam, tetapi kaum hawa tidak berani untuk mendekatinya. Cowok itu banyak yang mengaguminya diam-diam, karena takut mendapatkan kata-kata pedas dari mulutnya, semua perempuan hanya cari aman saja. Tidak bisa mendapatkan Natha, Rey pun jadi, tidak bisa mendapatkan Rey, Kenan pun jadi!

Ara tersenyum melihat Rey, Kenan yang menyadari itu langsung menyentil kening Ara. Ara meringis mendengus sebal pada abangnya.

Kenan tahu, Ara selalu mengagumi Rey. Ia selalu bilang pada Kenan, bahwa Rey itu ganteng mirip aktor yang gadis itu sering lihat di drama, senyumannya manis, ramah banget, perhatian dan lucu.

Kenan yang selalu mendengar ocehan Ara pun jengah! Bagaimana tidak, ia memuji cowok lain di hadapannya, jelas Kenan tidak suka!

Kenan itu posesif, walaupun ia hanya sebagai abang tetapi ada rasa iri di hatinya. Cowok itu tidak segan-segan menghajar cowok lain jika berani-berani mendekati adik kesayangannya. Kenan tidak perduli jika di bilang lebay, tetapi beginilah sifatnya.

Mereka sudah berada di kantin, murid-murid yang menatap mereka pun mengigit bibir menahan pekikan agar tidak keluar dari mulutnya.

Kadang sering Ara jadi bahan gunjingan murid disana, dan itu hanya sebuah rasa iri. Banyak yang berpikir bahwa Ara cuman ngaku-ngaku sebagai adik dari Kenan, agar bisa dekat dengan Kenan dan teman-temannya. Apalagi sikap Ara dan Kenan tidak menunjukkan sikap seperti adik kakak, tetapi sikap seperti sepasang kekasih.

Tetapi bukan Ara namanya jika tidak perduli dengan omongan orang lain.

««»»

Don't forget vote and comment gaes!
Thanks, salam manis:)

ARA'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang