6

16 1 0
                                    

"ARIN!!"

"Satrya!!??"

Satrya. Laki laki dengan mata hazel yang selalu menatap penuh keteduhan itu adalah sepupu jauh Arin. Sosok laki laki keturunan Indo-Australia itu memiliki tubuh setinggi 176 sentimer. Memiliki usia yang tidak jauh berbeda dengan Arin membuat mereka begitu dekat. Bahkan walaupun Satrya tinggal di Aussie tidak jarang mereka melakukan panggilan video.

Satrya berdiri dengan tangan yang terbuka lebar. Mengomando Arin untuk masuk ke dalam pelukannya. Arin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Satrya. Meluapkan seluruh rasa rindu yang selama ini memenuhi hati mereka.

"Kok lo bisa disini sih??" Tanya Arin setelah menjauhkan sedikit wajahnya

"Tadi subuh gue sampai." Kata Satrya dengan senyum hangat yang menghiasi wajahnya. Arin mengangguk anggukan kepalanya sebagai balasan.

"Kalo gitu gimana sekarang kita jalan jalan!?" Ajak Satrya penuh semangat.

"Tapi mama gue-"

"Gue tadi siang udah ke rumah lo. Mama lo udah dijemput pak Ari. Katanya udah gak betah di rumah sakit."

Sontak senyum Arin merekah. Anggukan semangat dari sang hawa membuat kedua insan itu dengan cepat memasuki mobil sedan milik Satrya. Melajukan mobil sedan itu membelah jalanan Jakarta sore itu.

Alunan lagu dari Dua Lipa membuat suasana di mobil Satrya negitu menyenangkan. Dengan kegembiraan melingkupi hato mereka, Arin dan Satrya dengan lantang mangalunkan lagu "New rules". Mengikuti irama musik yang keluar dari radio mobil sedan tu.

Air wajah Satrya saat ini benar benar cerah. Dengan bibir yang sedari tadi melengkung melawan gravitasi dan tidak henti hentinya mengeluarkan tawa, membuat Arin tahu bahwa Satrya akan dengan segera memberinya sebuah kabar baik. Kenal selama lebih dari 10 tahun membuat Arin begitu hafal dengan sifat sepupunya itu.

"Rin, gue ada kabar baik buat lo."

Gotcha!

Benar bukan apa kata Arin!? Sepupunya yang satu ini benar benar mudah ditebak untuk urusan seperti ini

"Serius? Apa apa?" Tanya Arin semangat

"Gue.. bakal sekolah di Indonesia setelah ini!"

"SERIUS!? DEMI APA!?" Suara yang cukup keras dari mulut Arin pasti akan mengundang perhatian banyak orang jika ia sedang diluar. Namun beruntung mereka masih berada di dalam mobil saat ini.

"Serius- dan gue bakal satu sekolah sama lo." Jelas Satrya dengan senyum di akhir kalimatnya.
.
.
.
"Arin pulang!!"

Setelah kira kira 3 jam lebih Arin menghabiskan waktunya dengan berkeloling kota bersama sepupu kesayangannya, akhirnya tepat pukul 6 sore Arin tiba di rumah.

"Oh udah pulang? Mana Satrya?" Regina yang berada di ruang tengah rumahnya langsung menyambut Arin saat itu.

"Malem tante hehe." Satrya yang baru memasuki rumah menyapa regina dengan cengiran khasnya.

"Ah ini anaknya. Udah makan belom nih?" Tanya regina kepada kepada sepasang saudara itu.

"Udah ma.. nih kita bawain martabak manis kesukaan mama." Jawab Arin sembari memberikan kantong plastik berisikan martabak manis.

"Wahh tau aja mama lagi pingin. Eh Satrya.. barang barangmu sudah beres semua?" Tanya Regina lagi kepada anak adam itu.

"Iya tante.. gapapa kan Satrya disini dulu sampe minggu depan?"

"Lah lo nginep sat?" Kali ini Arin ganti bertanya.

"Kalo dibolehin sih-"

"BOLEH BANGET!!" Seruan Arin membuat senyuman lebar dari Regina dan Satrya terlukis saat itu.
.
.
.
Tok! Tok!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Real FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang