Happy reading....
—————
Nicholas dan Luna duduk dihamparan pasir pantai yang menghadap pemandangan terbenamnya matahari yang indah.
"Indah sekali ya," Luna menatap sunset di depannya.
Sedangkan Nicholas hanya memandang lekat gadis cantik disampingnya.
"Iya sangat indah," lirih Nicholas tanpa mengalihkan pandangannya pada Luna.
"Terima kasih telah mengajakku kesini," Luna menoleh pada Nicholas.
"With my pleasure," Nicholas tersenyum.
"Ternyata kau baik kepadaku walaupun aku pernah melakukan kesalahan kepadamu." Luna merasa bersalah, kegundahan dalam hatinya meluap kembali.
"Kesalahan apa?" Nicholas menunjukkan raut bingungnya.
"Itu.. emm.." Luna bingung ingin menyampaikannya bagaimana, ia terlalu takut dan bingung harus memulai darimana.
Luna gugup meremas ujung pakaian yang ia kenakan. Nicholas melihat kegugupan yang dialami Luna. Ada sesuatu yang tidak nyaman dirasakan gadis berparas cantik itu.
"Katakan saja Luna ada apa? Aku tidak akan marah kepadamu, ingat aku temanmu bukan? Kau yang mengatakan itu kepadaku," ujar Nicholas lembut.
"Janji kau tidak akan marah?"
"Iya aku janji,"
Luna menyodorkan jari kelingkingnya ke hadapan Nicholas.
"Kau harus janji pinky swear dulu!" Luna berseru membuat Nicholas melongo.
Rasanya Nicholas sekarang bukan berhadapan dengan gadis dewasa melainkan ia seperti berhadapan dengan anak kecil berusia lima tahun. Nicholas menghela nafas.
"Baiklah janji pinky swear," ucap Nicholas malas ia mengiyakan saja daripada menjadi panjang, Luna tersenyum lega.
"Jadi apa yang mengganggu pikiranmu Nona?" Lanjut Nicholas.
"Hmm.. Aku banyak melakukan hal buruk kepadamu seperti menuduhmu sembarangan, menggunakan liftmu begitu saja, menyemprot mukamu dengan sabun. Padahal kau atasanku dan aku baru menyadari itu. Maafkan aku," jelas Luna panjang lebar dengan satu tarikan napas.
Luna menunduk memainkan pasir dibawahnya dengan telunjuknya yang membentuk pola abstrak tidak beraturan.
"Jadi kau sudah tau bahwa aku bosmu?" Luna mengangguk lesu.
"Iya aku baru semalam mengetahuinya, aku takut kau marah besar kepadaku karena kecerobohan bodohku maka dari aku mencoba menghindarimu tadi," terang Luna.
Mendengar itu Nicholas malah tertawa. Jadi ini yang dikhawathirkan oleh Luna, pantas saja Luna terlihat menghindarinya. Luna hanya takut dimarahi oleh Nicholas.
Luna menoleh menatap Nicholas bingung sekaligus aneh. Ini lebih mengerikan daripada ia harus dimarahi habis - habisnya oleh atasannya dulu.
"Kau kenapa malah tertawa? Aku ini gugup setengah mati kau tau?!" Dengus Luna.
"Jadi kau mengharapkan aku untuk marah begitu?"
"B-bukan, tidak begitu juga maksudku," Luna mengerucutkan bibirnya.
Gawat besar jika sampai membuat bosnya sendiri marah. Buruknya Luna dapat dipecat seketika itu juga. Iya, jika Luna diberi uang pesangon, jika tidak kan sangat tidak ada untung - untungnya bagi Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Sunflower (END)
RomanceApa jadinya jika seorang florist cantik yang lugu melakukan kesalahan besar terhadap CEO tampan yang memiliki kekuasaan dimana - mana? Nicholas yang niatnya hanya ingin membantu seseorang, malah Luna mengiranya sebagai seorang pengantar pizza delive...