Lombok Pulau Impian - 1

158 33 0
                                    

Aku tidak seberuntung kamu yang bisa bertemu dengan seseorang yang selama ini begitu kudamba kehadirannya. Dan aku tak pernah menginginkan adanya cinta dalam diriku untuk idolaku selain kekaguman.

"Netha bangun. Ini udah hampir jam 6 pagi. Kamu nggak sekolah? Kamu kan udah bobo dari ashar kemarin." ucap ibu lembut disamping tempat tidurku.

"Apa bu?" tanyaku kaget berlonjak ke kamar mandi.

"Belum ibu jawab kok malah ditinggal ke kamar mandi. Kebiasaan deh. Bangun kesiangan bikin buru-buru aja." Celoteh ibu meninggalkan kamar dan kembali menyiapkan sarapan.

"Bu netha nggak sempet sarapan. Netha berangkat sekolah dulu, netha ada jadwal piket." ucapku bergegas.

"Hati-hati. Beli sarapan di sekolah aja."

"Siap. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."
        
Sekolah tampak masih sepi saat aku dan sasha menginjakkan kaki. Basmallah kami kumandangkan saat memasuki gerbang sekolah, dengan harapan semua ilmu yang kami dapat di sekolah bisa barokah berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Selain itu, semoga kami bisa menjadi salah satu pelajar yang khusnul khotimah.

"Good luck sha. Have a nice day." ucapku setelah sampai di ujung koridor yang menjadi pemisah kelasku dan kelas sasha.

"Thanks neth. Have a nice day to." ucap sasha tersenyum.
        
Hujan mulai turun menimpa genting genting gedung sekolah SMP Negeri Garuda Jombang. Membasahi lapangan yang tak begitu luas dengan hiar rerumputan hijau. Dingin. Kesejukan yang berlebih mencoba menembus pori-pori kulit.

"Assalamualaikum." ucapku saat memasuki kelas.

"Waalaikumsalam." jawab beberapa temanku yang sudah hadir di kelas.
        
Aku duduk bergabung dengan teman temanku seusai melaksanakan jadwal piket kelas. Berbicara bersama teman sungguh sangat menyenangkan. Kesedihan apapun, aku yakin semua akan hilang saat mereka ada bersamaku. Tawa dan canda pecah bersamaan.

Hampir 3 tahun kami disini. Menimba ilmu bersama. Melewati suka dan duka bersama. Dimarahi guru, dihukum, bahkan bolos juga sama-sama. Meskipun bolos cuma sekali dalam sejarah kami belajar di SMPN 1 Kudu, tapi itulah hal yang tak mungkin bisa kami lupakan. Meski kelak nanti kami akan berpisah dan menghadapi cobaan yang baru dengan teman dan dunia yang baru. Tapi tetap. Rasanya tak bisa aku melupakan masa-masa di SMP yang sangat kucintai.

"Ngomongin apa sih?" tanyaku kepo dikit.

"Ngomongin ninda neth." ucap ressa, ketua kelas di 9G, kelasku.

"Ha? Ngapain ngomongin ninda? Nggak baik ngomongin dibelakang orang." nasehatku.

"Lagian ninda nggak masuk kok hari ini." giliran ratna berbicara.

"Loh.. Kenapa? Ninda sakit?" tanyaku lagi masih tak mengerti.

"Lho kamu nggak tau neth? Kan kamu sahabatnya." ujar desy heran.

"Enggak. Emang kenapa? Ninda sakit apa sih sampe sampe aku nggak dikasih tau." tanyaku sambil mendekatkan tempat duduk ke arah mereka.

"Ninda nggak sakit neth." sahut meysa di ujung pintu masuk. Jadi, meysa denger semuanya ya? Nggak tau deh.

"Ninda izin liburan ke lombok selama dua hari. Dia mau ketemu sama idola kamu, deven." ucap meysa lagi seraya mendekat ke arahku yang mulai mengucurkan air mata.

"Kenapa? Kenapa ninda nggak bilang sama aku? Dari kemarin aku chat ninda tapi nggak dibales juga." tanyaku masih dengan derai air mata, karena merasa tak dianggap.

"Sorry neth. Aku sendiri nggak tau kenapa ninda melakukan ini. Dia berangkat kemarin sama sahabat kecilnya, maya anak kelas 9C."
        
Aku masih bergeming dan sibuk dengan pertanyaan pertanyaan yang memenuhi otakku saat ini. Sungguh aku tak bisa berfikir jernih. Aku tak pernah membayangkan ninda akan seperti ini. Ya aku tau. Apa hak ku melarang ninda pergi berlibur ke lombok dan bertemu dengan deven, idolaku.

Deven Star Shadow (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang