8•[Let's fight begin]

18 2 0
                                    

Author Pov

Hari ini perang terjadi, antara geng Defender dengan geng Thunder. Antara AHS dengan Pandawa.

Sebabnya karena Daniel anggota geng Defender telah dilukai, dan juga percobaan penyerangan pada Aleta. Meski bukti belum ada, semua yakin kalau Thunder adalah tersangka utama.

"KELUAR LO SEMUA BANGSAT"

Athala telah berdiri di depan markas Thunder, tangannya mengepal kuat-kuat disamping badan. Anak Thunder keluar dari markas, mereka semua menatap Athala dan yang lainnya dengan tatapan meremehkan.

"DIMANA BOS LO?TAKUT KELUAR? CIH CEMEN"Ini Supri yang berbicara

Athala masih menahan emosinya yang siap meluap kapan saja.

"BUKAN URUSAN LO"Teriak salah seorang anggota Thunder

"Emang dasar pengecut, dia pasti sembunyi kan?"kata Alex dengan nada tenang tapi menusuk

"Cih sembarangan tuh mulut, lo semua itu terlalu enteng bagi dia. Sekali tebas langsung ambruk nggak nyisa"timpal wakil ketua Thunder, kalo tidak salah namanya Felix.

"Gue ada urusan sama Jeno, bisa nggak dia keluar?"Athala berucap dengan nada tenang, namun Felix menanggapi dengan brutal.

"BACOT LO, LEWATIN DULU KITA SEMUA"

Semua sudah bersiap di posisi, mereka siap untuk mengibarkan bendera perang.

Dan perang terjadi, semua membabi buta. Kali ini perang hanya diikuti oleh anggota cowok saja, karna anggota cewek ditugasi menjaga uang amal.

Athala tak ikut berperang, dirinya melancarkan rencana kedua. Yaitu mencari sosok yang selalu menjadi masalah bagi Aleta.

Athala masuk kedalam markas Thunder, berjalan kesana kemari mencari Jeno sang ketua. Dan akhirnya Athala menemukan Jeno yang berada dibawah naungan lampu redup dan sepuntung rokok ditangannya. Tak lupa kakinya yang dinaikkan diatas meja kayu usang.

"Emang dasar pengecut"

Jeno menoleh, mendapati Athala yang berdiri tak jauh darinya.

"Apa urusan lo"

Athala tersenyum kecut, emosi masih terus ia tahan.

"Gue tau lo mau bunuh Aleta lagi"

'lagi'

Kini ganti Jeno yang tersenyum kecut, dirinya bangkit dan mendekati Athala lalu mendorong pelan bahu cowok itu.

"Terserah gue lah, Aleta juga adek gue"

Athala mencengkeram baju yang dikenakan Jeno, bagaimana Tuhan bisa menciptakan makhluk bejat ini dibumi.

"Justru itu, lo abangnya lo seharusnya ada saat Aleta susah, Aleta yang rela ngorbanin masa remajanya buat ngurusin perusahaan almarhum bokap lo, buat bikin hidup lo tercukupi"

Jeno melepas cengkraman Athala, dirinya menampakkan sorot mata tajam.

"Ya terus? Uang Aleta uang gue juga"

Ingin sekali Athala menghajar Jeno, tapi entah kenapa tangannya tertahan.

"Bokap lo bikin keputusan yang tepat, Aleta jauh lebih baik dibanding elo. Lo itu cuma sampah dihidup Aleta"

"Emang gue peduli, Aleta itu adek gue. Terserah gue mau apain dia"

"Lo emang keras kepala ya, kita fight one by one gimana?"

"Lets fight begin"

Dan aksi saling pukul pun terjadi, mereka sama sama seri disini. Berbagai macam perlawanan telah mereka lakukan, Jeno mulai unggul. Sedangkan Athala sudah jatuh tersungkur dengan darah segar yang mengalir dari ujung bibirnya.

"Bangun dong, lo mau jadi pahlawan Aleta kan? Cepetan bangun"

Athala berdiri meski merasa lemas, ia kembali bersiap melayangkan pukulan. Namun satu pukulan dari Jeno membuat Athala kembali jatuh tersungkur.

"Dasar lemah"

Bertepatan dengan itu Aleta datang, entah dari mana ia bisa tahu apa yang terjadi disini.

"Urusin tuh pahlawan lo"

Aleta tak perduli dengan ucapan kakaknya itu, oh lebih tepatnya kakak bajingan mungkin. Aleta lebih memilih memeriksa kondisi Athala, Athala pingsan.

"Mau kakak apa sih?"

Aleta berucap sembari menolehkan kepalanya kearah Jeno, Jeno lalu mensejajari adik kandungnya itu.

"Transfer seratus juta ke rekening abang, dan bawa cowok lo ini pergi dari sini"

Bolehkah Aleta berkata bahwa 'Tuhan itu kejam', kenapa hidupnya seperti ini. Aleta hanya ingin hidup seperti remaja pada umumnya, merasakan kasih sayang keluarga dan menjalin kisah klasik masa SMA.

"Oke, Aleta bakal transfer asal abang gak akan ngelakuin hal ini lagi"

Jeno mencengkeram pipi mulus Aleta dengan tangan kirinya.

"Adek gue tersayang, lo mau hal ini nggak keulang?"

Aleta berkata iya meski keusahan dengan perlakuan Jeno.

"Balik nama perusahaan jadi nama gue"

Jeno melepaskan cengkeramannya dengan kasar. Lalu Jeno melangkah pergi meninggalkan Aleta dan juga Athala, tanpa beban tanpa dosa.

. . .

Keadaan sudah mulai membaik, Athala telah dibawa ke rumah sakit. Namun Athala masih belum tersadar karena terpengaruh obat bius dari dokter. Maka dari itu Aleta memilih untuk menjenguk Daniel orang yang menyelamatkannya tadi. Kebetulan Daniel dirawat di rs yang sama dengan Athala.

Aleta melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruang rawat Daniel, terlihat dengan jelas kalau Daniel baru saja sadar dan memegangi kepalanya yang diperban.

"Hei"

Sapa Aleta ramah, Daniel menoleh untuk melihat Aleta.

"Sakit ya?"tanya Aleta sambil duduk dikursi samping brankar Daniel. Aleta masih mengenakan seragam sekolah, tapi tidak dengan membawa tas. Sebab Aleta telah meninggalkannya di ruang rawat Athala.

"Dikit doang"

Suasana hening sebentar sampai akhirnya Aleta kembali berujar memecah keheningan.

"Eumm..makasih ya"

"Sans"

Hening kembali terjadi, dan kali ini Daniel yang memecah keheningan itu.

"Cewek kayak lo punya musuh?!"

Aleta tersenyum memperlihatkan giginya yang tertata rapi, respon Daniel cukup membuatnya tenang.

"Bukan musuh sih, tapi kamu juga gak perlu tau"

"Gue harus tau lah"

Entah refleks atau sengaja, tapi itu cukup membuat Aleta terkesiap.

"Nggak penting juga buat kamu"

"Ck, gue yang udah nolongin lo"

Daniel pamer?

Menyombongkan diri?

Eungg tidak tau.

Aleta mencoba mencari jawaban tepat untuk menjawab pertanyaan Daniel, namun satu notif pesan muncul di layar handphonenya.

Pinjai : Ta, lo kemana? Dicariin Athala ini dia udah sadar.

Pinjai penyelamat

"Sorry, aku ada urusan. Lain kali aku jenguk dan makasih lagi"

Setelah mengucapkan beberapa patah kata itu, Aleta pergi meninggalkan Daniel yang memanggil namanya. Tanpa embel-embel kak, walaupun Aleta adalah kakak tingkat Daniel.

A/N

Siapa coba tebak, hal apa yang terjadi wahai readersku. Tebak dikolom komentar ya.

Stay tune and tbc:)

•MIRACLE•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang