Penolakan dan cemo'ohan sudah terdengar tidak asing bagiku,karna jauh sebelum aku berada di kota ini aku juga pernah merasakan sulitnya hidup di daerah orang,tepatnya di kota subang,jawa barat.saat SMA aku pernah mengalami hal yang sama dimana ketika itu uang jajan ku sangatlah terbatas hanya cukup untuk aku membeli sarapan pagi dan makan malam saja,untuk mendapatkan uang tambahan aku pernah bekerja sampingan sebagai juru parkir perempatan jalan,selain itu juga aku berkerja di tempat cuci motor yang tidak jauh dari perempatan,ketika itu mungkin pemikiranku belum sedewasa ini,dimana ketika aku melihat teman-teman sekolah ku main dengan kendaraan mereka aku hanya diam dan melihat dari kejauhan karna aku tidak memiliki sepedah motor jadi bisa di simpulkan aku kemana-mana berjalan atau naik angkutan umum,saat itu mungkin karna pemikiranku belum sejauh ini aku merasa begitu sedih ketika melihat kawan-kawanku,namun sejak masa SMA aku hanya memiliki waktu main satu hari yaitu hari minggu,itu pun hanya bermain warnet menonton youtube,di subang aku pernah menyukai seorang wanita sebut saja tasya,dia adalah anak orang yang terpandang di daerah tempat aku bersekolah sekaligus bekerja.aku di kenalkan oleh kawan ku tasya adalah wanita cantik yang banyak di idamkan para lelaki di sini,setelah berjalan beberapa waktu aku chating dan sering mengajaknya bertemu dan aku pun mengajaknya pacaran,ah usia segitu yang ku tau cinta itu sederhana namun hal itu justru menjadi boomerang,aku salah mengartikan jatuh cinta pada saat itu.
Sebut saja cinta monyet,aku sering di ajak tasya bermain sepeda jika hari minggu,namun sayangnya aku tidak memiliki sepedah jadi aku hanya mengajaknya berjalan-jalan di daerah persawahan sambal menikmati es tebu di pinggir jalan.aku sadar betul apa yang tasya inginkan,ia jelas ingin di ajak jalan atau sekedar berbelanja,namun dengan segala keterbatasanku hanya mampu memberinya es tebu.
Tepat di ulang tahun ku yang ke-16 tasya memberiku kejutan yang tidak pernah aku pikirkan sebelumya,dia menyiapkan kue dan lilin lalu menunggu di belakang sekolah ,tentu saja hal itu membuat aku terbang karna sebelumnya aku tidak pernah mendapatkan kado semacam itu dari orang tua ku,masih jelas teringat waktu itu dia memberiku baju hitam yang sampai saat ini masih aku simpan.dia sering mengantarkan makanan ke kosanku karna dia tau bahwa uang jajan ku tidak lah cukup untuk makan 3x sehari.di sana aku benyak belajar tentang perihnya hidup,ketika aku harus tidur untuk melupakan rasa laparku,ketika aku harus bangun dalam keadaan perut kosong,dimana aku harus menjadi lelaki seutuhnya.
Aku ingat jelas waktu itu bulan juni tanggal 21 dimana tasya berulang tahun,ketika tasya memberiku kejutan yang tidak terduga di hari ulang tahun ku sebaliknya aku malah hanya memberi hadiah berupa kata dan doa di ulang tahunya yang ke 16,aku sangat ingin memberikanya hadiah pada waku itu,namun butuh waktu yang lama untuk mengumpulkan uang yang cukup,jadi aku putuskan untuk menjual hanphone ku yang uangnya aku sisihkan untuk membelikanya mukena,tasya pun menangis terharu dan memeluk ku sambil berkata "kenapa maksain kalo kamu ga ada ga papa,cukup doa sama kamu ada di sini juga aku udh seneng " aku hanya tersenyum,karna menurutku bukanlah hal yang percuma memberinya hadiah mukena untuk ibadahnya,yang terlitas di dalam kepalaku pada saat itu adalah aku meyakini ada namaku di dalam setiap ibadahnya.
"karena pada dasarnya ucapan yang terlontar dari setiap ibadahmu akan mengudara lalu jatuh dalam bentuk dan rupa yang layak"
Aku sering bertemu orang tua tasya namun aku tidak pernah di izinkan oleh tasya untuk berkunjung ke rumahnya dengan alasan tertentu.pada suatu hari di bulan Ramadhan waktu itu aku berjalan dari kosan menuju lapangan futsal untuk menghadiri acara buka Bersama dengan kawan-kawanku,tidak sengaja aku melewati ruko tantenya tasya,di sana tante nya tasya berjualan kembang api,ketika aku lewat di depan ruko tersebut tatapanku mengarah kea rah kembang api yang besar dan tentu harganya pasti mahal,tiba-tiba ada suara yang membentaku dari samping "ehh,ngapain liat-liat,kalo pingin beli!, kalo ga punya uang gausah liat-liat!" dengan nada yang sedikit keras,aku pun kaget dan menoleh ke arah sumber suara tersebut,ternyata suara itu berasal dari tantenya tasya,di situ aku merasa sedang di tusuk mata anak panah di bagian dada setelah mendengar ucapan dari tantenya tasya aku merasa ingin meneteskan airmata,sambil berjalan kata-kata itu terus menggema dalam telingaku,aku bahkan sempat berfikir se rendah itu kah aku?,kejadian yang baru saja aku alami membuat semuanya kacau mud ku turun sehingga aku berbuka puasa dalam keadaan yang tidak jelas,marah,sedih,semuanya campur aduk.
YOU ARE READING
petrichor
Romanceteruntuk kata yang tidak tersampaikan lewat bicara,yang terdengar senyap dalam ibadah,menjelema hadir dalam bentuk yang lain,merupa aroma wangi yang terbentuk atas jatuhnya rintik yang di peluk gersang,selalu ku rindukan setiap hadirnya atau selepas...