09:28 WIB (kata "Lelah")

5 0 0
                                    


Terkadang kita memang membenci masalalu yang pernah membuat kita patah,namun tanpa itu kita takan menemukan sembuh,aku vera,teman yang di ceritakan dito pada lembar yang mungkin sudah kamu baca,merelakan tidak sepenuhnya mudah aku merasakan hal yang sama dengan dito,atau mungkin lebih parah,ketika kisah yang begitu lama aku jalin,ketika sabar yang begitu tekun aku rajut harus berbuah pahit sebuah perpisahan dan kehilangan adalah petaka menakutkan bagi sebuah kedatangan dan kata nyaman.

Ada orang yang dito ingin ia mampu mengerti dibalik kesepianya ia tidak sendiri,melainkan ada dito yang senantiasa ada di sebelahnya merupa doa,ketika aku meihatnya dito seperti seonggok daging yang terlihat bodoh,begitu tekun menungu,begitu suka terluka tanpa berani menyampaikan maksud yang sebenarnya.namun cinta memang membuat seseorang bertindak di luar nalar,itulah yang membuat perasan begitu istimewa,tidak terlihat,tidak berbentuk namun ia tumbuh dan membesar.

Aku sudah lama mengenal dito,aku merasa sedikit kesal,ketika ia banyak menceritakan seorang yang sama sekali tidak mengetahui tentang siapa yang menceritakanya dan menuliskanya,jadi akumeutuskan untuk memberi tahu tasya,aku ingat betul bahwa dito pernah menyebutkan akun Instagram tasya,tanpa sepengetahuan dito aku mengirim DM di Instagram tasya.

"tasya ya?"

Tanyaku dengan singkat

"ia,ini siapa?"

Dengan jawaban yang singkat

"saya kawan dari kawan kamu"

Lalu tasya menjawab dengan respon yang sangat cepat

"ia siapa,saya ga kenal"

Sepertinya dia mulai sedikit kesal

"buka blog perjalanan pena,cari tulisan yang judulnya 'biar kertas yang bercerita',semoga kamu tau siapa yang tulis itu buat kamu"

Tidak lama kemudian aku langsung blokir akun dari tasya berharap ia mampu memahami maksudku.

Ada kah hal yang lebih penting selain kamu,membuatku terjun dan tidak tahu cara memanjat dari teks ini.terus menerus menulis segala hal tentang kamu,menceritakan pedasnya kisah pada selembar kertas,namun matamu lebih suka mendengar ketimbang membaca,aku berusaha setabah mungkin,kamu berhasil membuatku menjadi rintik-rintik hujan yang jatuh tepat di tengah malam,rela menemani nyenyak tidurmu meski tiada janji dari pelangi.suatu saat nanti kamu akan tahu siapa yang lebih sering menuliskanmu dari pada menceritakan mu,lebih sering mendoakan mu dari pada memberi mu janji akan indah,di perjalanan penaku,tentangmu adalah fiksi yang tidak pernah terwujud fakta

Begitulah isi dari tulisan dito yang menggambarkan perasanya kepada tasya,meski hari ini ia menjalin sesuatu yang baru Bersama Nadya,namun dari pancaran bola matanya tentang tasya masih jelas sama.dari ke istimewaanya perasaan selalu ada korban atas kegagalan di baliknya,pedih dari itu melibihi sayatan pisau di tanganmu,rasanya seperti tertusuk mata anak panah tepat di bagian dada,ketika kita menghela nafas,rasanya seolah memancing airmata untuk jatuh.meski sejauh ini aku tidak pernah melihat dito murung,aku yakin lewat tingkah gilanya lah ia mencoba berkamuflase menjadi sosok yang lain.

Sampai di sini biarkan dito yang bercerita........

Pukul 17:38 WIB seperti biasa aku baru selesai mandi,ketika hanphone ku masih menempel di carger tiba-tiba ia berbunyi,aku masih sibuk dengan pakaianku,karena aku berfikir itu adalah chating di grup yang selalu ramai,wajar saja aku jarang chat keculi dengan teman-temanku,setelah aku ambil hanphone ku ada notif pemberitahuan di akun tulisanku,ada yang mengirim pesan di tinta bercerita,setelah aku buka,mataku seakan tidak percaya dengan apa yang aku lihat,ternyata tasya mengirim pesan kepadaku,tidak lama dari itu aku langsung membuka pesan itu

petrichorWhere stories live. Discover now