6 : Omelet yang Pertama [Xtra Part]

7.3K 112 2
                                    

Anfa melotot. Merasa bodoh karena harus bertanya seperti itu pada Aleeya. Padahal, apa yang bisa Anfa harapkan darinya? Aleeya selalu mengatakan yang tidak sebenarnya. Dan sekarang? Oh, Anfa sepertinya harus banyak berlatih tahan nafas di dalam air.

"Oh, ayolah, Aleeya. Kau tidak bisa membuat telur dengan spatula dan centong."

Aleeya melirik sekilas ke arah pria itu. "Kalau sudah tau kenapa nanya?" Balasnya sewot.

Argh! Bisa-bisa Anfa butuh sengatan ikan pari untuk meredakan rasa kesalnya.

Anfa memperhatikan setiap gerak-gerik Aleeya. Pria itu terpaku, sedikit merasa terkejut ketika ia melihat Aleeya mengusap keringat di dahinya. Bingo! Semua itu persis dengan apa yang Anfa bayangkan selama ini.

Ketika ia duduk menanti di sebuah meja sembari memandang lurus ke arah sang pujaan hati. Cuih! Anfa memaki dalam hati. Meskipun, Anfa tidak benar-benar duduk, setidaknya tujuh puluh persen keinginannya terwujud. Untuk yang satu itu.

Oh, jangan lupakan satu hal. Ingatkan Anfa untuk tetap selalu mengingat salah satu kejadian langka ini. Di mana Aleeya sedang sibuk mengaduk telur menggunakan spatula, dan mencampurkan beberapa macam bahan makanan.

Sudut bibir Anfa terangkat. Gadis satu ini, benar-benar bodoh seperti perkiraannya. Dengan hati-hati ia menuangkan adonan telur itu ke dalam wajan. Mengamatinya dengan serius, seolah itu adalah sebuah pembuahan antara katak dan iguana.

Terakhir, hal paling akhir yang Anfa tidak habis pikir, Aleeya membalik omelet setengah matang itu menggunakan centong. Catat baik-baik. Cen-tong!

"Hei, Tuan Anfa. Lihat, aku benar-benar bisa membuat omelet." Seru Aleeya dengan girang. Kedua pipinya bersemu merah, menandakan dua kemungkinan. Antara Aleeya malu, atau bisa jadi bahagia.

Anfa melihatnya dengan tatapan ragu, seolah-olah itu adalah yang sebenarnya. "Benarkah?"

"Tentu saja!"

"Ayo, coba cicipi!" Sambung Aleeya.

Meskipun Anfa terlihat tidak yakin. Dan Aleeya bisa menangkap sinyal keraguan itu. Tapi Aleeya tidak buru-buru mengambil kesimpulan, dan menghancurkan suasana kali ini.

Dia melihatnya, saat Anfa perlahan membuka mulutnya. Lalu menahan untuk tidak mengunyah omelet tersebut selama beberapa detik.

Pelan-pelan sekali Anfa mengunyahnya. Berusaha untuk mempertahankan ekspresi wajahnya, kalau Anfa juga menikmati masakan pertama buatan Aleeya.

"Enak?" Tanya Aleeya dengan penuh harap.

Anfa berpikir sejenak, "Tidak buruk. Kurang garam sekitar nol koma nol dua gram lagi."

Aleeya menganga, menyesali pertanyaannya barusan. Lagipun, apa yang mau dia harapkan dari pria itu? Sama seperti pertemuan awal mereka, Anfa juga sering kali mengatakan komentar yang menurut Aleeya tidak penting.

Tapi tak apalah, suasana hati Aleeya sedang baik saat ini. Komentar buruk dari Anfa sama sekali tidak mempengaruhi laju otaknya. Ah, begini ya rasanya memasak, dan ternyata masakanmu itu enak. Walaupun Anfa tidak mengatakan itu secara langsung. Ha!

*

Ini cuma Xtra Part aja ya!
So, bawa happy meskipun cuma dikit doang isinya.
Well, aku mikir bakalan ngelanjutin ni project.
Tapi kayaknya ga mungkin.
Aku punya banyak kesibukan di dunia nyata.

Okay, see you babay!
Ketjhup air kisses from me 👄

My Naughty Girl ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang