05

71 13 13
                                    


"Siswa dilarang ke sini, Bang Chan!" 

Eunbi membuka suara dengan nada tegas. Seketika pemuda yang dikenal dengan nama Chan itu menyembunyikan tangan kanannya di balik badan.

Sayang hal itu tak luput dari bola mata Eunbi yang hanya berjarak beberapa meter darinya.

"Berikan padaku!" seru Eunbi seraya mengulurkan tangan untuk meminta benda yang disembunyikan muridnya.

Chan bergeming tanpa memedulikan perintah sang guru. Raut terkejut masih terpampang jelas di wajah tampannya, tidak menyangka jika aksi membolosnya kepergok oleh Eunbi yang notabene-nya guru BK.

"Benda apa yang kau sembunyikan? Berikan padaku, Chan!" ulang Eunbi sedikit memaksa.

Kepalang ketahuan dan tidak dapat menghindar lagi, akhirnya Chan menyerahkan benda yang ia sembunyikan pada Eunbi.

Astaga

Eunbi Membuang nafas kasar, sejenak ia terdiam dengan pandangan tak beralih sedikitpun dari Chan.

"Kembali ke kelas dan saya tunggu di ruang BK jam pulang sekolah nanti." ucapnya.

"Untuk apa? Tidak." tolak pemuda itu.

"Kalau begitu kau berurusan dengan komite kedisiplinan." Eunbi mengangkat tangannya menunjukkan kotak putih berisi rokok milik Chan. 

Bisa-bisanya Eunbi mengancam.

Komite Kedisiplinan terkenal ditakuti para siswa-siswi SMA Yongdam. Sedangkan menghukum bukan cara Eunbi mendidik muridnya, apalagi terhadap Chan yang selama ini dalam pengawasannya.

"Kenapa tidak sekarang sa–"

"Ini jam pelajaran." potong Eunbi berhasil membungkam mulut Chan  "Kembali ke kelas. Sekarang!"

"Terserah."

Eunbi menggelengkan kepala menatap pemuda yang baru saja hilang dari pandangannya, sampai ia sadar lima menit lalu harusnya sudah berada di kelas.

~~~

Benar kata orang, menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Jarum jam yang menempel di dinding ruang BK hampir menunjuk ke angka 3. Terhitung setengah jam Eunbi menunggu sejak bel pulang berbunyi, tapi Bang Chan tak muncul juga.

Anak itu lupa atau sengaja tidak datang ya? Eunbi membatin.

Melepas rasa bosan selagi menunggu, Eunbi beranjak dari kursi untuk mencari buku di rak sudut ruangan, tapi urung begitu dering telepon masuk memecah keheningan.

Segera Eunbi menerima telepon tersebut sebelum deringnya berakhir.

"Yoboseyo? (halo)" 

Piip~~~ Telepon diputus secara sepihak.

"Nomor siapa ini?" gumamnya.

"Tumben belum beres-beres?" kedatangan Yuju mengagetkan Eunbi.

"Yuju Ssaem. Bisa ketuk pintu dulu sebelum masuk?" Sudah kebiasaan Yuju masuk ruang BK tanpa mengetuk.

"I'm sorry, Eunbi Ssaem," ucap Yuju santai. "kupikir kau sudah terbiasa." lanjutnya dengan kekehan.

"Tapi kau terlihat gelisah, ada apa?" tanya Yuju sembari menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Ini aneh. Belakangan ini sering kali nomor asing menelponku." Eunbi duduk berhadapan dengan Yuju lalu menunjukkan ponselnya.

"Mungkin salah sambung. Hal seperti ini sering terjadi kok." sahut guru bahasa inggris bersurai lurus itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HaebaragiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang