Chapter 7: Meet him again

14 2 0
                                    

Alexander POV
Hari ini sangat melelahkan sekaligus mengesankan karena apa, aku mendapatkan nomer telfon gadisku, wait what?? Apa yang baru saja aku katakan gadisku oh my god sepertinya aku sudah gila.

Back to the phone number, sampai sekarang aku belum menghubunginya apa aku menghubunginya saja sekarang saat sudah malam seperti ini?? Ahh mungkin besok saja, aku pun memutuskan untuk membersihkan diri dan bersiap untuk mengistirahatkan diri.

Setelah selesai membersihkan diri aku memutuskan untuk merebahkan diri diatas ranjang berukuran king size ini. Saat aku sedang mencoba memejamkan mata mengapa mata ini sangat sulit untuk tertutup dan pikiran ini selalu tertuju pada gadis bernama Bulan itu. My moon batinnya

Aku meraih handphone ku diatas meja nakas lalu aku mulai mendial nomer Bulan aku menunggu tetapi tidak diangkat. Lalu aku mencoba hingga berkali-kali dan masih belum diangkat.

"apakah dia sudah tidurnya?" ucapku

"coba deh sekali lagi kalau masih belum diangkat bearti dia sudah tertidur." ucapku

Dan aku mencoba untuk yang 7 kali aku menunggu terdengar nada sambung.

Tutttt. Tutttt. Tuttt...

Dan tiba-tiba nada sambung itu tergantikan dengan nada seorang wanita dengan suara serak.

'Haloo..?' ucap Bulan
'Hai bulan, sudah tertidurnya?' ucapku
'Heum..' ucapnya
uhh sungguh menggemaskan batinku
'kau mengetahui ini suara siapa? ' ucapku
'ahh tidak apa kau edho, tapi mengapa suara edho menjadi sangat besar.' ucapnya
Siapa edho apakah pacarnya? Mengapa hatiku merasa kecewa ya?
'Bukan, saya dosen kamu apakah kamu ingat?' ucapku
'Hah? Mr.Bened...ict'  ucapnya gugup
'haha tak usah gugup, ya benar aku Mr.Benedict panggil saja xander apabila tidak dikampus.' ucapku
'aduh i'm sorry sir, kalau saya tidak sopan ada apa ya?? Malem-malem menelfon?' ucapnya
'jadi begini saya mau menyampaikan bahwa kamu bisa mengambil buku yang kamu butuhkan besok sore, saya cuman ada dirumahnya sore.' ucapku
'oh oke sir boleh saya meminta alamatnya?' ucapnya
'sure, Benedict Valley Residance' ucapku
'what the fuck!' ucapnya
'hei jangan mengumpat. ' ucapku
'ehh maaf sir aduhh dasar Bulan ogeb.' ucapnya wtf! Apa yang dia katakan? Aku tidak mengerti bahasanya.
'Bulan kamu bicara apa saya tidak mengerti.' ucapku
'buka-bukan apa².' ucapnya
'oke.' ucapku
'sir?? Apakah saya akan diijinkan masuk kedalam rumah sir sorry ralat mansion. That's mansion sir. Orang pasti engga akan bisa masuk dengan seenaknya.' ucapnya panjang lebar
Yaampun dia polos sekali batinku diiringi dengan ketaw.
'Bulan kau ini polos sekali tentu saja nanti saya akan menghubungi penjaga rumah saya dan mengatakan bahwa kamu ada janji dengan saya.' ucapku disertai kekehan kecil
'hehe maaf sir.' ucapnya
'yasudah hanya itu yang akan saya sampaikan, selamat malam.' ucapku
'Selamat malam, sir.' ucapnya

Aku langsung menaruh kembali benda pipih itu keatas meja nakas, aku mencoba tertidur dan akhirnya aku tertidur hingga esok pagi dengan kilasan Bulan bersamanya.

Bulan POV.
Aku terbangun pukul 10 pagi karena aku malam tidak bisa tertidur hingga pukul empat pagi karena kelakuan dosenku yang menelfon tidak tahu jam.

Karena aku mempunyai kebiasaan apabila aku kebangun disaat tidur lelapku maka aku tidak akan bisa tidur kembali, untung saja aku tidak ada kelas hari ini.

Aku bangun dari tempat tidurku&membereskannya. Setelah aku membereskan kamarku aku memutuskan untuk membersihkan diriku karena aku hari ini akan pergi bekerja, yap betul sekali permisah yang budiman aku sudah mendapatkan pekerjaan yaitu mengurus toko bunga milik Budheku tersayang, lumayan aku bisa membantu budheku dan menambah-nambah uang jajan hehe.
Setelah selesai membersihkan diri, aku turun kebawah ternyata hanya ada budhe
Saja dibawah sedang menyulam

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Into The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang